PM Irlandia Optimistis Ada Peluang Kesepakatan Tercapai Jelang 31 Oktober
PM Inggris Boris Johnson bertemu dengan PM Irlandia Leo Varadkar di Inggris utara, Kamis (10/10/2019), dalam upaya menghidupkan kembali peluang mencapai kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa jelang tenggat 31 Oktober ini.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN dan MH SAMSUL HADI
·4 menit baca
THORNTON MANOR, JUMAT — Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bertemu dengan Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar di Inggris utara, Kamis (10/10/2019), dalam upaya menghidupkan kembali peluang mencapai kesepakatan Brexit dengan Uni Eropa menjelang batas terakhir 31 Oktober ini. Varadkar menyatakan, pertemuannya dengan Johnson sangat positif.
Menurut Varadkar, kesepakatan Brexit akan bisa diambil pada akhir Oktober ini sehingga Inggris bisa keluar dari Uni Eropa (UE) dengan cara yang tertib. ”Saya pikir, sesuatu hal yang mungkin terjadi bahwa kami akan mencapai kesepakatan, mewujudkan traktat disepakati, memungkinkan Inggris keluar dari UE secara tertib dan memastikan hal itu tercapai pada akhir Oktober,” kata Varadkar kepada wartawan seusai pertemuan.
”Tetapi, banyak hal bisa terjadi, dan banyak hal di luar jangkauan kami.”
Dengan sisa waktu tiga pekan sebelum tenggat 31 Oktober, masih belum jelas atas dasar kesepakatan apa Inggris akan keluar dari UE ataukah Inggris akan keluar begitu saja tanpa ada kesepakatan dengan UE. UE dijadwalkan menggelar pertemuan puncak pada 17-18 Oktober ini, pertemuan terakhir para pemimpin UE sebelum tenggat keluarnya Inggris dari UE pada akhir bulan ini.
Ganjalan utama bagi kesepakatan antara Inggris dan UE adalah isu soal bagaimana mempertahankan perbatasan antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia, anggota UE, tetap terbuka. Untuk mewujudkan kesepakatan itu, Johnson harus mampu mengatasi kompleksitas isu perbatasan Irlandia sebelum mendapatkan persetujuan dengan UE.
Andai kesepakatan dengan UE tercapai, ia masih harus meyakinkan parlemen Inggris agar mau menyetujui kesepakatan tersebut. Partai Konservatif yang dipimpin Johnson tidak menguasai kursi mayoritas di parlemen. Selain itu, hubungan Johnson dengan parlemen kurang harmonis setelah Johnson mempercepat masa reses dengan keputusan yang melawan hukum.
Ditanya soal siapa yang membuat konsesi untuk memecah kebuntuan, Varadkar menjawab, ”Saya kira, ini tidak harus dilihat dalam konteks siapa yang membuat konsesi atau soal siapa yang menang dan yang kalah. Saya pikir, ini bukan permainan yang ingin kami lakukan.”
Saya kira, ini tidak harus dilihat dalam konteks siapa yang membuat konsesi atau soal siapa yang menang dan yang kalah. Saya pikir, ini bukan permainan yang ingin kami lakukan.
Dalam pernyataan bersama, Johnson dan Varadkar mengatakan bahwa keduanya dapat melihat kemungkinan adanya kesepakatan. Disebutkan pula, Ketua Juru Runding UE Michel Barnier akan bertemu dengan Ketua Juru Runding Inggris Steve Barclay di Brussels, Belgia, Jumat ini.
Johnson tidak berkomentar seusai pertemuan dengan Varadkar. Detail hasil yang disepakati dalam pertemuan itu, jika ada, belum jelas.
Johnson optimistis
Sebelum pertemuan, Varadkar sempat mengunggah pesan di Twitter. ”Menantikan diskusi yang mendetail untuk melihat apakah kita bisa mencapai kemajuan,” kata Varadkar di Twitter.
Varadkar memuat foto dirinya dengan Johnson berjabat tangan dan tersenyum. Johnson juga memasang foto mereka berjabat tangan.
Pada Rabu (9/10/2019), Johnson menyatakan, dirinya sangat optimistis meski sehari sebelumnya Varadkar mengatakan akan sulit mencapai kesepakatan Brexit, minggu depan, ketika Uni Eropa menggelar pertemuan puncak pada Kamis dan Jumat.
”Ini akan menjadi pertemuan yang tertutup yang memungkinkan kedua pemimpin dan timnya menggelar diskusi yang detail,” demikian pernyataan resmi Downing Street.
Eropa skeptis
Para diplomat Uni Eropa juga skeptis akan peluang dicapainya kesepakatan. Kebanyakan mereka berharap agar Johnson dipaksa menerima penundaan Brexit.
Posisi Irlandia juga sangat penting bagi solusi apa pun tentang Brexit. Negara anggota Uni Eropa itu harus menyetujui rencana apa pun terkait perbatasannya dengan provinsi Irlandia Utara, wilayah Inggris yang menjadi satu-satunya perbatasan Uni Eropa dengan Inggris. Namun, dengan tiga minggu waktu tersisa, belum ada solusi soal perbatasan ini.
Brexit bergulir menjadi isu pertentangan antara London dan Brussel, pekan ini, setelah seorang sumber di Downing Street mengatakan bahwa kesepakatan Brexit secara esensial tidak mungkin dicapai karena Kanselir Jerman Angela Merkel telah membuat permintaan yang tidak bisa diterima.
Uni Eropa menuduh Johnson memainkan ”permainan menyalahkan pihak lain secara bodoh” dan menyampaikan secara terang-terangan kepada London untuk mengajukan lebih banyak konsesi yang signifikan.
Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan di Twitter bahwa ”kegagalan besar dalam bernegara” bisa berujung pada tiadanya kesepakatan dalam Brexit karena kemungkinan Johnson akan memenangi pemilihan sehingga berani untuk tidak berkompromi. Ia menuturkan bahwa Uni Eropa keliru dalam membaca politik dalam negeri Inggris ketika berhadapan dengan mantan Perdana Menteri David Cameron dan Theresa May.
”Apabila Boris menang, seperti hasil jajak pendapat, saat itu ia kembali dengan suara mayoritas, Pemerintah Inggris akan lebih berani untuk tidak berkompromi,” kata Hunt kepada BBC.
Meskipun Irlandia hanya seperdelapan ekonomi Inggris yang mencapai 2,8 triliun dollar AS, Dublin didukung oleh anggota Uni Eropa yang ekonominya bernilai 15,9 triliun dollar AS.
Dua pemimpin Uni Eropa yang paling kuat, Merkel dan Presiden Perancis Emmanuel Macron, akan bertemu di Istana Elysee pada hari Minggu menjelang pertemuan puncak Uni Eropa, pekan depan. ”Kami ingin mengurangi efek negatif, bahkan jika terjadi Brexit yang kacau, di kedua negara,” kata Merkel.(REUTERS/AFP)