Donyell Malen, Kepingan Terakhir Tim ”Oranye”
Pemain muda Belanda, Donyell Malen, muncul. Kejutan demi kejutan pun ditorehkan penyerang PSV Eindhoven tersebut.
Pada musim lalu, dua pemain muda Belanda, yakni bek Matthijs de Ligt dan gelandang Frenkie de Jong, tampil mengejutkan hingga akhirnya keduanya dipinang dua tim raksasa Eropa: Juventus dan Barcelona.
Kini, pemain muda Belanda lainnya, Donyell Malen, muncul. Kejutan demi kejutan pun ditorehkan penyerang PSV Eindhoven tersebut.
De Ligt dan De Jong mampu bersinar saat membela klubnya, Ajax. Keduanya membawa klub ibu kota Belanda tersebut menjuarai seluruh kompetisi lokal dan mampu bersaing di Liga Champions hingga babak semifinal.
Di timnas, De Ligt muncul sebagai sosok tak tergantikan di barisan pertahanan bersama Virgil van Dijk. Adapun De Jong menjadi kekuatan lini tengah bersama rekan Van Dijk di Liverpool, Georginio Wijnaldum.
Satu-satunya posisi di tim ”Oranye” yang belum terisi pemain berbakat adalah lini serang. Selepas pensiunnya penyerang-penyerang mematikan, seperti Dirk Kuyt, Ruud van Nistelrooy, Robin van Persie, dan Klaas-Jan Huntelaar, Belanda tak lagi punya penyerang yang dapat diandalkan. Memphis Depay dan Ryan Babel masih sering tampil tidak konsisten.
Baca juga: Pemanasan Tim ”Oranye”
Tidak adanya penyerang mematikan tersebut membuat Pelatih Belanda Ronald Koeman mengatakan, dirinya akan menggunakan pemain bertahan dan tengah sebagai bagian dari penyerangan. Seperti saat dirinya masih menjadi pemain, ia mampu mencetak gol meskipun tampil sebagai bek.
”Saya lebih suka sebagai pemain tengah, tetapi mereka membuat saya menjadi pemain bertahan untuk menggunakan kualitas saya dari belakang. Namun, saya memiliki kesempatan untuk melakukan tendangan bebas, maju, dan memainkan bola panjang,” tutur Koeman, Juni lalu, seperti dilaporkan The Guardian.
Ia tak jarang menginstruksikan Van Dijk dan De Ligt untuk membantu lini serang seperti saat bermain di klub masing-masing. Keduanya tak jarang mencetak gol dari skema sepak pojok. Mereka dapat menjadi salah satu opsi ketika lini serang Belanda mengalami kebuntuan.
Akan tetapi, pekerjaan Koeman sekarang lebih mudah seiring dengan munculnya penyerang 20 tahun asal PSV Eindhoven, Donyell Malen. Keputusan Koeman memasukkan Malen pada kualifikasi Piala Eropa 2020 melawan Jerman di Volksparkstadion, Hamburg, Sabtu (7/9/2019), tak sia-sia.
Baca juga: Koeman Mencairkan Tim ”Oranye”
Masuk sebagai pemain pengganti, Malen mampu mencetak satu gol dalam pertandingan tersebut dan membawa Belanda menang atas Jerman dengan skor 4-2. Pada pertandingan selanjutnya saat melawan Estonia, Malen pun mengisi barisan pemain inti Belanda. Sayang, ia gagal mencetak gol saat timnya menang 4-0.
Kejutan
Sepulang membela timnas, Malen memberikan kejutan dengan mencetak lima gol bagi PSV Eindhoven saat membantai Vitesse di Liga Belanda, Minggu (15/9/2019). Catatan tersebut menyamai rekor legenda Belanda, Marco van Basten, 35 tahun lalu. Hingga pekan ke-9, Malen juga tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sementara di Liga Belanda dengan raihan 10 gol.
Prestasi Malen tak berhenti. Ia kembali tampil bagus saat Belanda menang 3-1 atas Irlandia Utara pada pertandingan kualifikasi Piala Eropa 2020 Grup C di Stadion De Kui, Rotterdam, Jumat (11/10/2019) dini hari.
Masuk pada menit ke-66 ketika menggantikan Ryan Babel, Malen mampu menambah daya dobrak lini serang Belanda yang kesulitan membongkar pertahanan Irlandia Utara. Sempat kecolongan satu gol pada menit ke-75, Belanda mampu mengembalikan keadaan dengan skor 3-1.
Malen berkontribusi satu asis atas gol penyeimbang yang dicetak Depay. Merangsek dari sisi kanan pertahanan Irlandia Utara, Malen memberikan umpan matang kepada Depay yang berdiri di tengah-tengah pemain belakang lawan. Selain piawai mencetak gol, Malen juga mampu menjadi penyeimbang antara lini depan dan tengah Belanda.
Dengan kemenangan ini, Belanda menjadi pemuncak klasemen sementara Grup C babak kualifikasi Piala Eropa 2020. Belanda mengumpulkan 12 poin, sama dengan dua tim lainnya, Jerman dan Irlandia Utara. Namun, Belanda unggul selisih gol atas Irlandia Utara dan head to head atas Jerman.
Baca juga: Siklus Masalah Jerman
Penyesalan Arsenal
Melihat kecemerlangan Malen di awal musim ini, Arsenal menjadi tim yang sangat menyesal sebab klub London tersebut pernah mendidik Malen selama dua tahun pada 2015-2017 setelah merekrutnya dari akademi Ajax Amsterdam.
Beredar kabar, Malen tidak betah di Arsenal karena dianggap terlalu gemuk dan memilih bergabung dengan PSV. Bahkan, lebih buruknya lagi, ia diusir dari Arsenal karena masalah berat badannya tersebut.
Malen pun menanggapi bahwa dirinya pindah ke PSV karena ingin jam terbang lebih banyak. ”Saya diusir dari Arsenal itu tidak benar. Saya masih memiliki kontrak selama satu tahun dan Arsenal ingin memperpanjang itu,” ujar Malen, seperti dikutip dari media Inggris, Daily Mail.
Kini, Arsenal ingin membawa pulang Malen. Namun, usaha mereka tidak akan mudah karena klub top Eropa lainnya, seperti AC Milan dan Barcelona, juga sedang memantau perkembangan Malen.
Selain itu, harga Malen juga tidak akan semurah ketika mereka membeli dari akademi Ajax pada empat tahun yang lalu, yakni 600.000 euro atau sekitar Rp 9 miliar.
Berdasarkan data Transfermarkt, Malen memiliki nilai pasar sebesar 18 juta euro atau sekitar Rp 281 miliar. Melihat penampilannya sejauh ini, harga Malen kemungkinan juga akan naik seperti dua rekannya, De Ligt dan De Jong, yang mencapai 75 juta euro (Rp 1,1 triliun) dan 85 juta euro (Rp 1,3 triliun). (REUTERS)