Bagi sebagian musisi, popularitas dan penerimaan penghargaan dari berbagai acara jadi tolok ukur kesuksesan. Hal ini tak berlaku di kamus kehidupan penyanyi Yura Yunita.
Oleh
Maria Susy Berindra
·2 menit baca
Bagi sebagian musisi, popularitas dan penerimaan penghargaan dari berbagai acara jadi tolok ukur kesuksesan. Hal ini tak berlaku di kamus kehidupan penyanyi Yura Yunita. Ia justru lebih merasa bangga ketika karyanya mampu mengubah dan menggerakkan kehidupan seseorang ke arah yang lebih positif. Perempuan berusia 28 tahun tersebut semakin yakin bahwa musisi juga bisa menjadi agen perubahan.
”Saya enggak pernah ngejar titel apa pun. Popularitas pun urusan ke sekian. Tapi saya merasa sangat senang kalau lagu saya bisa mengubah hidup seseorang. Itu jadi apresiasi tertinggi,” ujar Yura, Selasa (9/10/2019) di Jakarta.
Pelantun lagu ”Harus Bahagia” ini sempat terkagum dengan daya magis sebuah musik. Dalam album terbarunya Merakit, Yura mengisahkan fase terburuk hingga fase terbaik perjalanan hidupnya dengan alunan melodi dan lirik yang cenderung manis. Namun, kisah personalnya ini ternyata juga mengena ke banyak orang.
”Aku banyak dikirimkan pesan di Instagram bagaimana laguku bisa mengubah hidup mereka, padahal itu kisah personal aku. Lagu ”Buka Hati” itu bisa ngebuat seorang anak berani minta maaf ke orangtuanya setelah 20 tahun enggak bertemu,” ujarnya.
Kisah semacam itu yang menjadi suplemen Yura dalam berkarya dan menjalani kehidupan. Perempuan kelahiran kota Bandung tersebut memang menjadikan musik sebagai sarana mengekspresikan perasaan dan pikirannya. Namun, sekarang, kisah-kisah mengharukan yang terjadi karena musiknya turut menjadi obat penawar stres dalam hidup Yura.
”Saya tipe orang yang enggak mudah bercerita, healing-nya saya, ya, menyuarakan lewat lagu. Terus sekarang tambah lagi kalau orang relate dengan musik saya, itu juga jadi penyembuhan buatku,” tutur perempuan bernama asli Yunita Rachman ini. (***)