Suguhan Japuik Tabao “Ngumpulke Balung Pisah” di BBJ
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bentara Budaya Jakarta bekerja sama dengan 78 perupa dari seluruh Indonesia menggelar pameran bertajuk Japuik Tabao Jilid 3 “Ngumpulke Balung Pisah”. Pameran ini dibuka oleh pemerhati seni Hanifah Komala, Kamis (10/10/2019), pukul 19.30 di Bentara Budaya Jakarta dan selanjutnya dibuka untuk umum pada 11-19 Oktober 2019.
Japuik Tabao, sebuah idiom dari Bahasa Minang yang berarti menjemput kehadiran, menjadi semangat dasar dalam pameran ini. Dari awal penyelenggaraannya di tahun 2016, pameran ini dimaksudkan sebagai ajang bertemunya seniman-seniman yang memiliki latar belakang etnis dan budaya yang berbeda.
Pameran ini dimaksudkan sebagai ajang bertemunya seniman-seniman yang memiliki latar belakang etnis dan budaya yang berbeda.
Ide untuk bergerak melintasi wilayah dan berbagai macam identitas ini pertama kali digagas oleh Stefan Buana, seniman dari Barak Seni Yogyakarta. Di dalam catatan yang ditulis di dalam katalog pameran ini, ia menekankan pentingnya seniman untuk menampilkan keberagaman budaya Indonesia sehingga masyarakat luas dapat menghargai setiap perbedaan yang tampak dalam suatu karya.
Perupa-perupa yang menjadi peserta dalam pameran Japuik Tabao ini berasal dari Aceh, Minang, Jakarta, Yogyakarta, Riau, Surabaya, Bali, Manado, Banten, Kalimantan dan Papua.
“Para seniman itu menjadi gambaran keragaman etnis dan budaya di Indonesia. Japuik Tabao adalah gerakan organik yang bertumbuh, berangkat dari niat baik untuk merajut keberagaman negeri, menumbuhkan semangat untuk bersama membentuk gambaran Indonesia yang beraneka warna, indah, dan terbuka.” ujar Rain Rosidi, dosen Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Rabu (9/10/2019).
Keberagaman yang tumbuh bersama ini pula yang ditangkap oleh Efix Mulyadi, kurator Bentara Budaya. ”Bentara Budaya dengan tangan terbuka ikut memfasilitasi pameran ini, dengan harapan agar keberagaman seni budaya benar-benar tumbuh dan mewujud di seantero wilayah Indonesia” kata dia.
Bentara Budaya dengan tangan terbuka ikut memfasilitasi pameran ini, dengan harapan agar keberagaman seni budaya benar-benar tumbuh dan mewujud di seantero wilayah Indonesia.
Pameran akan dirangkaikan dengan acara lokakarya Musik Budaya “Dialektika Talempong Pacik” bersama Rijal Tanmenan dan kawan-kawan pada hari Jumat, tanggal 11 Oktober 2019 pukul 15.00. Pada lokakarya kali ini peserta akan diajak untuk mengenal musik talempong.
Tidak hanya itu, di dalam rangkaian acara pameran ini diputar pula film-film karya sineas muda Rizqy Vajra dan Yudha Wibisono. “Surau Kito” karya Rizqy Vajra dan “Laruik Sandjo” karya Yudha Wibisono akan membawa semangat keberagaman lintas etnis dan budaya. Pemutaran film akan digelar pada hari Sabtu, 12 Oktober 2019 pukul 16.00.