Penggerebekan di apartemen dilakukan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat terkait kecurigaan adanya perjudian. Adapun otak penyedia fasilitas perjudian itu masih buron.
Oleh
J GALUH BIMANTARA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Polisi menggerebek kasino dengan beragam jenis permainan judi yang beroperasi di dua lantai pada Apartemen Robinson, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Penggerebekan di apartemen dilakukan untuk menindaklanjuti laporan masyarakat terkait kecurigaan adanya perjudian. Adapun otak penyedia fasilitas perjudian itu masih buron.
Ajun Komisaris Abdul Rahim, Kepala Unit 3 Sub Direktorat 4 Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, memimpin petugas mendatangi kasino itu pada Minggu (6/10/2019) sekitar pukul 17.30. Saat itu para penjudi tertangkap basah sedang bermain.
Petugas kemudian membawa 133 orang dari sana ke Polda untuk diperiksa. Satu orang yang diduga penjudi meninggal karena berusaha kabur lalu jatuh dari lantai 29. ”Ada satu orang yang mungkin ketakutan saat kami melakukan penggeledahan dan penangkapan di sini, keluar lewat pintu belakang, dia loncat dan jatuh. Kami temukan dia sudah meninggal,” ucap Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono, saat konferensi pers di lantai 29 Apartemen Robinson.
Argo menjelaskan, setelah pemeriksaan dan pemilahan, polisi menetapkan 91 orang dari 133 orang tersebut sebagai tersangka, sedangkan sisanya berstatus saksi. Dari 91 tersangka, 42 orang merupakan penyelenggara permainan judi dan 49 orang konsumen atau pemain.
Kelompok judi ini dinamai RBS 29. Jenis permainannya adalah paikiu, roulette, tashio, dan baccarat. Kasino mengokupansi seluruh area lantai 29. Tempat tersebut mirip satu aula dengan meja-meja tersebar di sejumlah titik.
Terdapat meja persegi panjang, meja dengan roda roulette, dan meja berbentuk setengah bundar. Tulisan-tulisan tertentu dan angka-angka terlihat di permukaan meja-meja. Ruang tergolong nyaman karena dilengkapi penyejuk ruangan.
Ada tangga menuju ruang dengan luas hanya sepertiga dari ruang permainan di lantai 29. Ruang yang lebih sempit itu dilengkapi alat permainan baccarat. ”Itu khusus orang-orang tertentu saja. Di sana ada sekitar empat meja yang sudah diatur,” ujar Argo.
Penyelenggaraan kasino begitu profesional. Menurut Argo, omzet perjudian rata-rata Rp 700 juta per hari. Para tersangka menyiapkan lantai 29 selama dua bulan untuk berjudi, tetapi untungnya permainan baru berjalan tiga hari ketika polisi menggerebek. Hari pertama perjudian adalah Jumat (4/10/2019).
Upah para pegawai kasino bervariasi, mulai Rp 150.000 per hari sampai Rp 250.000 per hari. Peran penyelenggara yang sudah ditangkap polisi bermacam-macam, antara lain kasir, penanggung jawab setiap permainan, dan pencatat. Penanggung jawab sistem permainan dan admin berinisial HESH dan koordinator pengawas MY alias Acay.
Sayangnya, otak penyediaan kasino belum tertangkap karena tidak berada di lokasi saat penggerebekan. Terdapat tujuh buron terkait kasus ini, yaitu enam penyandang dana kasino berinisial YS, SN, FD, AY, HN, dan MR, serta satu penanggung jawab operasional HS.
Soal perjudian yang baru berjalan tiga hari, informasi dari pekerja dan penghuni mengonfirmasinya meski mereka baru tahu ada kasino saat polisi datang pada hari Minggu. Mekanik lift, W (47), melihat keramaian yang lain daripada biasanya pada akhir pekan lalu. Sepanjang dua bulan ia bertugas di sana, ia belum pernah melihat keramaian serupa di waktu-waktu sebelumnya.
Menurut W, pintu ruang di lantai 29 biasanya tertutup rapat, ditambah pintu teralis di depan pintu tersebut. Ia tidak pernah mencoba masuk ke ruang tersebut karena ia memang dilarang masuk ruang-ruang secara sembarangan.
Penghuni apartemen berinisial E (50) pun baru melihat keramaian yang tidak seperti biasanya hanya pada akhir pekan lalu. Pada hari Minggu, ia heran karena kendaraannya tidak bisa masuk kompleks apartemen karena pintu masuk tertutup badan bus.
E mengira jemaat gereja yang biasa beribadah di area apartemen mengadakan acara wisata. ”Sampai di dalam lihat kok banyak polisi. Saya tanya-tanya, katanya lagi digerebek sama polisi,” ujarnya.
Selama delapan tahun tinggal di sana, E belum pernah melihat penggerebekan seperti itu. Namun, ia mendengar, perjudian memang pernah berjalan di Apartemen Robinson sebelum ia tinggal di sana. Sejak saat itu, pengelola apartemen menyatakan perjudian dilarang.
Para penyelenggara perjudian terancam hukuman maksimal 10 tahun penjara atau denda paling banyak Rp 25 juta. Adapun orang yang menggunakan kesempatan main judi dan yang turut main judi bisa dijerat hukuman penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak Rp 10 juta.
Penggerebekan terhadap apartemen bukan kali ini saja terjadi. Pada Agustus lalu, petugas Polda Metro Jaya menggerebek apartemen di Jalan Latumenten, Jakarta Barat. Petugas menemukan empat plastik sabu seberat 100 gram dan 11 bungkus ganja total 1,5 kilogram. Pelaku tewas karena terpeleset saat berusaha pindah ke balkon kamar sebelah lewat luar.
Pada Januari, Nurhayati ditemukan tewas karena dibunuh di Apartemen Green Pramuka City di Menara Chrysant Lantai 16, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Di Apartemen Grand Centerpoint, Kota Bekasi, pada Oktober 2018, polisi menangkap 24 orang yang terlibat prostitusi daring di apartemen tersebut.