Pemerintah Kota Surabaya melakukan uji coba Go Book, layanan pengantaran pinjaman buku dalam jaringan. Buku yang dipinjam melalui perpustakaan daring akan diantar ke titik layanan baca terdekat dari lokasi peminjam.
Oleh
IQBAL BASYARI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya melakukan uji coba Go Book, layanan antar peminjaman buku dalam jaringan. Buku yang dipinjam melalui perpustakaan daring akan diantar ke titik layanan baca terdekat dari lokasi peminjam. Layanan ini akan kian memudahkan warga mengakses buku sekaligus mendongkrak minat baca warga.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya Musdiq Ali Suhudi, di Surabaya, Selasa (8/10/2019), mengatakan, uji coba layanan Go Book dilakukan pada awal November. Saat masa uji coba, pihaknya akan mengevaluasi kelemahan dari layanan baru ini. ”Masa uji coba digunakan untuk sosialisasi kepada masyarakat terhadap layanan Go Book,” ujarnya.
Go Book adalah layanan pengantaran buku pinjaman dari Perpustakaan Rungkut dan Balai Pemuda. Peminjam tidak perlu datang ke dua perpustakaan pusat tersebut untuk meminjam buku karena petugas akan mengantarkan buku ke titik layanan baca terdekat dari peminjam. Pencarian koleksi buku dapat diakses di Surabaya One Search System melalui situs Dispusip.surabaya.go.id.
Musdiq mengatakan, layanan Go Book diperlukan karena keterbatasan koleksi buku di titik layanan baca yang dekat dengan warga. Di setiap titik layanan baca, biasanya hanya ada 1.000 hingga 3.000 buku. Adapun di Surabaya ada lebih dari 1.400 titik layanan baca, terdiri dari 917 perpustakaan dan 533 taman bacaan masyarakat. Lokasinya berada di tingkat rukun warga dan sekolah-sekolah.
Padahal, seharusnya masyarakat dimudahkan untuk mendapatkan buku agar minat baca meningkat.
Masih terbatasnya koleksi buku di titik layanan baca kerap membuat warga harus pergi ke Perpustakaan Rungkut dan Balai Pemuda karena koleksi di kedua perpustakaan tersebut lebih lengkap. Di Perpustakaan Rungkut ada sekitar 80.000 buku, sedangkan di Perpustakaan Balai Pemuda ada sekitar 4.000 koleksi buku.
”Terkadang ada beberapa buku yang hanya tersedia di perpustakaan pusat sehingga masyarakat harus menuju lokasi yang jauh dari rumah untuk mengakses buku. Padahal, seharusnya masyarakat dimudahkan untuk mendapatkan buku agar minat baca meningkat,” ucap Musdiq.
Oleh sebab itu, layanan Go Book menjadi salah satu solusi untuk memudahkan warga meminjam buku. Warga bisa meminjam buku di perpustakaan pusat hanya dengan menunggu di titik layanan baca terdekat dari rumahnya. ”Buku akan tiba di titik layanan baca sekitar tiga hari setelah pemesanan,” katanya.
Dia berharap kemudahan layanan peminjaman ini tetap membuat warga disiplin dalam mengembalikan buku. Hal itu demi menjaga sirkulasi buku agar dapat selalu diakses oleh warga lain. Jangan sampai perpindahan koleksi buku yang semakin mudah membuat koleksi buku di perpustakaan pusat berkurang.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap kemudahan dalam meminjam buku bisa meningkatkan tingkat literasi masyarakat Surabaya yang pada 2015 tercatat sebesar 60 persen. Setiap hari, ada sekitar 1.000 pengunjung yang membaca lebih dari 4.000 buku dan meminjam 250 buku di seluruh titik layanan baca di Surabaya.
Selain memudahkan peminjaman buku, fasilitas titik layanan baca di taman bacaan masyarakat (TBM) juga ditambah. Pengunjung yang rata-rata adalah pelajar bisa memanfaatkan akses internet gratis.
Pengunjung juga diberikan pelatihan, seperti mendongeng, menulis, dan bimbingan belajar. Hal itu agar fungsi TBM tidak sekadar tempat membaca, tetapi juga menjadi tempat interaksi sosial dan menyalurkan bakat.
Pustakawan di Perpustakaan Balai Pemuda, Hamzah (38), mengatakan, setiap hari ada sekitar 300 pengunjung dengan jumlah buku yang dibaca sekitar 1.000 buku dan pinjaman sekitar 150 buku. Mereka datang karena tidak menemukan buku di titik layanan baca terdekat.