Delapan hari usai dilantik, Ketua DPR RI dari Fraksi PDI-P Puan Maharani, beserta wakilnya, meninjau sejumlah fasilitas di gedung DPR. Sekretariat Jenderal DPR menghabiskan Rp 5 miliar merenovasi ruang kerja anggota DPR.
Oleh
DHANANG DAVID ARITONANG/KURNIA YUNITA RAHAYU/AGNES THEODORA
·6 menit baca
Delapan hari setelah dilantik, Ketua DPR RI dari Fraksi PDI-P Puan Maharani, beserta para wakilnya, Aziz Syamsuddin dari Fraksi Golkar, Sufmi Dasco Ahmad dari Fraksi Gerindra, dan Rachmat Gobel dari Fraksi Nasdem, menyempatkan diri untuk berkeliling Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Tanpa kehadiran Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi PKB Muhaimin Iskandar, para pimpinan DPR meninjau sejumlah fasilitas yang ada di kantor wakil rakyat.
Sejumlah fasilitas lama direnovasi seperti ruang kerja bagi anggota DPR. Kelengkapan ruangan kerja, dari sofa baru hingga ruang kerja tenaga ahli anggota DPR sudah siap dipakai untuk anggota DPR periode 2019-2024. Namun, dengan fasilitas-fasilitas yang serba wah tersebut, kinerja anggota DPR ini dinilai tak lebih bagus dari periode sebelumnya.
Dalam kunjungan ke sejumlah fasilitas tersebut, titik pertama yang dilihat Puan adalah ruangan media center yang lokasinya berada di gedung Nusantara III. Sambil mengamati sejumlah fasilitas yang ada, Puan pun melontarkan sejumlah pertanyaan kepada para awak media.
"Kapan terakhir ruangan ini direnovasi? Oh iya, hari ini saya ditemani oleh para pimpinan lainnya, kecuali Cak Imin (Muhaimin Iskandar) yang sedang berhalangan untuk hadir," ujarnya, Selasa (08/10/2019).
Para awak media pun menjawab bahwa ruangan tersebut terakhir kali direnovasi ketika Setya Novanto menjabat sebagai Ketua DPR pada 2016-2017. Puan pun mengatakan, nantinya antara lembaga eksekutif dan legislatif akan salig bersinergi untuk menjalankan fungsinya.
"Kami akan berusaha agar DPR bisa lebih baik, namun jangan ditanya kapan targetnya dan berapa lama bisa mewujudkannya. Karena kami ingin berkomitmen terlebih dahulu, selain itu banyak pekerjaan rumah yang harus kami lakukan," ucapnya.
Setelah meninjau media center, Puan beserta para wakilnya pun beranjak keluar dari Gedung Nusantara III. Di depan gedung, sejumlah mobil golf sudah disiapkan. Ia memilih salah satu mobil golf tersebut dan mengendarainya. Para wakilnya pun diajak berkeliling Komplek Parlemen dengan mobil tersebut.
Puan pun meninjau beberapa lokasi seperti pos pengamanan objek vital yang dipasangi tenda-tenda penjagaan anggota Polri dan TNI. Selain itu, ia juga meninjau beberapa pos penjagaan yang sudah diperbaiki pasca kerusuhan, Selasa (24/09/2019). Sebelumnya, pos tersebut dirusak massa seusai aksi demonstrasi mahasiswa di sekitar Komplek Parlemen.
Selain itu, Puan meninjau ruang rapat komisi yang ada di Gedung Kura-Kura. Di dalam gedung tersebut, ia berkoordinasi dengan para anggota kepolisian untuk pengamanan proses pelantikan Presiden dan Wakil Presiden yang akan dilaksanakan di gedung tersebut pada Minggu (20/10/2019).
Seusai melihat-lihat Gedung Kura-Kura, Puan juga meninjau sejumlah fasilitas olah raga yang ada di Komplek Parlemen. Jam pun sudah menunjukan waktu makan siang. Ia mampir sejenak ke Kantin DPR untuk memesan seporsi tongseng, sate, dan rujak untuk menu makan siangnya.
"Tongseng ini merupakan salah satu makanan favorit saya" ucapnya.
Akhirnya, acara santap siang pun selesai. Puan bersama para wakilnya bergegas kembali ke ruang pimpinan, sehingga tidak sempat untuk meladeni para awak media yang ingin mewawancarainya seusai meninjau Komplek Parlemen.
Sementara itu, Ketua Fraksi PKB di DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal mengatakan, sebagai Ketua Umum PKB, Cak Imin juga memiliki kesibukan lain, sehingga tidak bisa ikut meninjau fasilitas yang ada di Komplek Parlemen.
"PKB kan baru saja melaksankan muktamar, sehingga banyak yang harus diurus. Selain itu, beliau juga sedang sibuk untuk mempersiapkan pilkada 2020," ucapnya.
Setelah dilantik, ketua dan wakil ketua DPR telah mengadakan tiga kali rapat pimpinan, yaitu sehari setelah pelantikan pada Rabu (02/10/2019), kemudian rapat pada Jumat (04/10/2019) dengan agenda pembagian ruang kerja dan rumah dinas untuk anggota dewan, serta rapat pada Senin (07/10/2019) untuk membahas alat kelengkapan dewan. Dari tiga kali rapat tersebut, Muhaimin hanya menghadiri satu kali rapat, yaitu pada Rabu (02/10/2019).
Ruang kerja baru
Sebelumnya, pada Selasa (01/10/2019), sebanyak 575 anggota DPR RI terpilih periode 2019-2024 dilantik di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. Jumlahnya lebih banyak 15 orang dibandingkan dengan anggota DPR periode 2014-2019.
Sekretaris Jendral DPR RI, Indra Iskandar mengatakan, sejumlah fasilitas penunjang akan disiapkan untuk penambahan 15 anggota DPR tersebut, seperti ruang kerja baru dan rumah dinas di daerah Kalibata dan Ulujami, Jakarta Selatan.
"Untuk membangun ruang kerja, anggarannya sekitar Rp 5 miliar dan berasal dari anggaran rutin DPR. Sedangkan, untuk pembangunan dan renovasi rumah dinas, memakan biaya rata-rata Rp 1 miliar-Rp 1,2 miliar untuk satu rumah," katanya.
Ruang kerja para anggota dewan yang baru berada di lantai tiga Gedung Nusantara I, tepatnya berada satu lantai dengan ruangan Fraksi PKS. Lokasi ruangan baru tersebut berada di balkon gedung dengan luas masing-masing ruang kerja 8 meter × 4 meter.
Berdasarkan pantauan Kompas, di pintu ruangan sudah ditempel nama-nama anggota dewan yang akan bekerja di sana. Sejumlah ruangan masih tampak kosong dan belum diisi furnitur, sedangkan beberapa ruangan lainnya sudah lengkap dengan furnitur.
Beberapa tenaga ahli anggota dewan juga sudah mulai ada yang bekerja di ruangan tersebut.
Mantan Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Anthon Sihombing mengatakan, awalnya para pimpinan DPR periode 2014-2019 ingin membangun gedung baru agar bisa menampung penambahan 15 anggota dewan tersebut.
“Awalnya pimpinan DPR, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dan Kementerian Keuangan sudah menyepakati pembangunan gedung baru DPR dilaksanakan tahun depan. Namun, hal itu harus dibatalkan karena adanya rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur," katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (20/09/2019).
Catatan Kompas, sejak 2017, DPR telah berencana untuk membangun gedung baru dengan biaya pembangunan tahap I sebesar Rp 601,93 miliar. Namun, rencana pembangunan gedung ini banyak mendapat kritik dari masyarakat karena dinilai memboroskan keuangan negara.
Anthon mengatakan, sekitar April 2019, akhirnya BURT bersama Setjen DPR mulai merencanakan pembangunan ruangan kerja baru di Gedung Nusantara I dengan memanfaatkan ketersediaan tempat. Menurut ia, tidak ada yang berbeda dari fasilitas ruangan baru dengan ruangan lama yang sudah ada.
"Semuanya fasilitas dan luas ruangan disamakan. Dalam ruangan tersebut nantinya disediakan komputer dan meja kerja, kemudian sofa untuk menerima tamu. Selain itu, juga ada ruang bekerja untuk para tenaga ahli dewan," ucapnya.
Dihubungi secara terpisah, pengajar ilmu politik dari Universitas Airlangga, Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman mengatakan, penambahan jumlah anggota dewan belum tentu menjamin peningkatan kinerja lembaga legislatif tersebut. Hal ini mulai terlihat, karena pasca pelantikan, sudah ada beberapa anggota dewan yang bolos bahkan tertidur ketika mengikuti rapat maupun sidang paripurna.
"Penambahan jumlah anggota dewan ini terasa percuma dan hanya memakan anggaran jika para wakil rakyat tidak memiliki komitmen untuk membenahi kinerja maupun citra parlemen yang dinilai kurang memuaskan pada periode sebelumnya" katanya.
Ketidakpuasan publik terhadap kinerja DPR tecermin dari jajak pendapat Kompas, 18-19 September 2019, yang melibatkan 529 responden. Sebanyak 66,2 persen responden merasa belum terwakili aspirasinya oleh DPR 2014-2019. Mayoritas responden juga tak puas pada kinerja DPR, baik dalam fungsi pengawasan, legislasi, maupun penganggaran.
Dari tiga fungsi itu, responden paling tidak puas pada fungsi legislasi. Sebanyak 63,7 persen responden menyatakan tidak puas, 24,4 persen menyatakan puas, dan 11,9 persen menjawab tidak tahu.
Selain itu, Airlangga menjelaskan, parpol pun juga seakan tidak memiliki niat untuk memberikan sanksi tegas kepada para anggotanya yang malas untuk menghadiri rapat. Ia pun menyayangkan anggota parpol dan fraksi yang sudah menganggap lumrah hal tersebut.
Mengutip petikan lagu Iwan Fals yang berjudul Surat Buat Wakil Rakyat, seharusnya wakil rakyat diisi oleh kumpulan orang hebat, bukan orang-orang yang malah tertidur waktu sidang soal rakyat.