Kepolisian Resor Kota Besar Medan mengotopsi jenazah aktivis Wahana Lingkungan Hidup Sumatera Utara, Golfrid Siregar (34), untuk mendalami penyebab kematiannya, apakah karena kecelakaan lalu lintas atau pembunuhan.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kepolisian Resor Kota Besar Medan mengotopsi jenazah aktivis Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Sumatera Utara, Golfrid Siregar (34), untuk mendalami penyebab kematiannya, apakah karena kecelakaan lalu lintas atau pembunuhan. Polisi juga mencari empat orang yang mengantar Golfrid ke rumah sakit dengan becak bermotor untuk diminta keterangan sebagai saksi.
”Kami sudah melakukan otopsi pada Senin (7/10/2019) malam. Sekarang, penyidik sedang menunggu hasil otopsinya,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Sumatera Utara Komisaris Besar Tatan Dirsan Atmaja di Medan, Selasa (8/10/2019).
Hasil penyelidikannya akan kami ungkap secara transparan.
Tatan mengatakan, hasil otopsi itu sangat penting untuk mencari tahu penyebab kematian Golfrid. Polisi juga memeriksa sejumlah saksi, rekaman kamera pemantau (CCTV), dan melacak percakapan telepon Golfrid. ”Hasil penyelidikannya akan kami ungkap secara transparan,” kata Tatan.
Golfrid diantarkan empat orang dengan becak bermotor ke Rumah Sakit Umum Mitra Sejati dalam keadaan kritis, Kamis (3/10/2019) sekitar pukul 03.00. Sepeda motornya pun diantar oleh seorang lainnya. Kepada pihak rumah sakit, orang-orang yang mengantar mengatakan bahwa mereka menemukan Golfrid tergeletak di Jalan Layang Letjen Jamin Ginting.
Ketika itu, tidak ditemukan identitas apa pun pada Golfrid sehingga pihak rumah sakit melapor ke kepolisian. Petugas kepolisian pun datang dan membawa Golfrid ke Rumah Sakit Umum Pusat H Adam Malik.
Petugas mencari identitas Golfrid dengan menelusuri kepemilikan sepeda motornya berdasarkan nomor polisi. Polisi akhirnya mendapatkan data pemilik sepeda motor yang merupakan keluarga Golfrid di Medan. Golfrid terakhir pamit ke istrinya untuk mengirim barang melalui agen ekspedisi pada Rabu (2/10/2019) pukul 17.00.
Keluarga Golfrid dan Walhi Sumut mengetahui kecelakaan itu pada Kamis (3/10/2019) siang. Meskipun telah menjalani perawatan intensif dan beberapa operasi, nyawa Golfrid tidak tertolong. Ia meninggal pada Minggu (6/10/2019). Selama dirawat, Golfrid kritis dan tidak bisa berkomunikasi sama sekali.
”Polisi sedang mencari keempat orang yang mengantar Golfrid dengan becak dan seorang yang mengantar sepeda motornya. Mereka terekam di CCTV rumah sakit. Keterangan mereka sangat penting untuk mengungkap kasus ini,” kata Tatan.
Direktur Eksekutif Walhi Sumut Dana Prima Tarigan mendorong kepolisian segera mengungkap penyebab kematian Golfrid agar tidak menimbulkan spekulasi di tengah publik. Pengungkapan itu juga penting untuk menjawab kejanggalan yang ditemukan Walhi, seperti adanya luka memar di wajah dan retak di kepala mesti tidak ada luka gores di tubuh.
Golfrid menangani banyak kasus lingkungan hidup di Sumut, tidak mengarah pada kasus saja.
Semua kartu identitas Golfrid juga hilang saat ditemukan. Barang lain yang hilang adalah dompet, laptop, cincin, dan ponsel. Namun, tidak ada kerusakan berarti pada sepeda motornya. ”Kami meminta semua pihak menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian,” kata Dana.
Dana juga berharap, polisi bisa mengungkap apakah kematian Golfrid berhubungan dengan kasus lingkungan hidup yang ditanganinya. ”Golfrid menangani banyak kasus lingkungan hidup di Sumut, tidak mengarah pada kasus saja,” ujarnya.
Dana juga memastikan, Golfrid merupakan aktivis Walhi Sumut. Ia memang sudah mengundurkan diri dari jabatan Manajer Kajian Hukum Walhi Sumut dua bulan lalu, tetapi masih menjadi kuasa hukum di semua kasus gugatan lingkungan hidup Walhi Sumut. Ia juga juru bicara Walhi terkait kasus gugatan lingkungan.
”Selain itu, Golfrid juga menjadi Koordinator Pengacara Lingkungan Hidup Sumatera Utara yang merupakan lembaga bentukan Walhi,” kata Dana.
Dana mengatakan, jenazah Golfrid disemayamkan di kampung halaman di Kabupaten Simalungun. Untuk keperluan otopsi, jenazahnya dibawa lagi ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Otopsi dilakukan pada Senin pukul 19.00-23.00 dan langsung dibawa pulang ke Simalungun. Golfrid dimakamkan pada Selasa.