Rendang, gulai kepala ikan, teri goreng, dan sambal ijo terhidang di meja makan di ruang rapat Istana Wakil Presiden, Jalan Merdeka Selatan, Jumat (4/10/2019). Siang itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Wapres terpilih 2019-2024 KH Ma’ruf Amin makan siang bersama selama sekitar satu jam.
Sebelum makan siang bersama, Kalla dan Amin menunaikan ibadah shalat Jumat bersama di Masjid Baiturrahman di Kompleks Istana Wapres. Ma’ruf Amin yang tiba sekitar pukul 11.30 langsung disambut Kepala Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) Mohamad Oemar dan kemudian menuju ruang Wapres untuk bertemu Kalla. Kalla dan Amin lalu berjalan kaki bersama menuju Masjid Baiturrahman.
Ini pertemuan resmi kedua Amin sebagai Wapres terpilih 2019-2024 dengan Kalla. Pada pertemuan pertama, 5 Juli lalu, Amin sempat mengunjungi Kantor Wapres di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta. Saat itu, Kalla membincangkan tugas-tugas wapres serta mengenalkan karyawan Setwapres di kantor tersebut.
Kali ini, Kalla antara lain memperlihatkan bagian gedung yang dipakai tim protokoler wapres.
Amin mengatakan, diundang Kalla untuk shalat Jumat serta diajak makan siang bersama. ”Di sini, diperkenalkan anggota stafnya semua, personel di Kantor Wapres, deputi-deputi dan semua jajarannya, dan diajak makan siang. Dan ada beberapa masalah yang harus dilanjutkan. Take over dari beliau ke saya,” tutur Ma’ruf Amin.
Beberapa tugas yang akan menjadi tanggung jawab wapres disampaikan Kalla kepada Amin. Kalla juga berbagi pengalaman dengan Amin.
”Banyak masalah birokrasi, tugas wapres. Masalah koordinasi bencana, Sulawesi Tengah, NTB, dan masalah-masalah lain yang sudah berjalan perlu dilanjutkan. Masalah pembangunan Universitas Islam Internasional juga dilanjutkan. Hubungan dengan kementerian, bagaimana sistem yang berjalan,” tutur Kalla kepada wartawan.
Sembari makan siang, lebih banyak hal yang diperbincangkan. Husain Abdullah, Juru Bicara Wapres, menjelaskan, Kalla menyampaikan kebiasaan-kebiasaan saat bekerja bersama Presiden Joko Widodo.
Kebiasaan Kalla makan siang bersama staf juga ikut disampaikan. Selain membuat makan siang menyenangkan, saat itu, segala kejadian yang hangat, laporan, ataupun masalah yang harus diselesaikan bisa dibahas secara santai.
Perspektif
Komunikasi yang dilakukan Kalla, menurut Airlangga Pribadi, pengajar Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, bisa dilihat dari dua perspektif. Pertama, inisiatif untuk berkomunikasi intens ini menunjukkan hubungan antara sosok yang akan selesai menjabat dan yang akan menjabat bisa terbangun dengan baik. Kalla menyiapkan Amin supaya bisa beradaptasi dengan baik dan cepat terkait perannya sebagai wapres.
Dari sisi lain, kata Airlangga, juga tampak ada peran yang belum selesai dari Kalla. ”Meski peran politik formal sudah selesai, peran Kalla sebagai politisi belum selesai. Oleh karena itu, dia tetap berusaha membangun komunikasi dengan kekuatan formal di Istana,” katanya.
Akhirnya, undangan dari Kalla untuk Amin bisa menjadi bagian dari komunikasi politik yang patut dicontoh.