Sebanyak 13 pendaki terjebak di Pos 9 jalur pendakian Gunung Raung. Mereka tidak dapat turun akibat jalur pendakian tertutup lahan terbakar.
Oleh
ANGGER PUTRANTO
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Sebanyak 13 pendaki terjebak di Pos 9 jalur pendakian Gunung Raung. Mereka tidak dapat turun akibat jalur pendakian tertutup lahan terbakar.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram saat dihubungi di Banyuwangi, Jumat (4/10/2019) malam. ”Informasi yang kami terima, ada 13 pendaki yang terjebak kebakaran lahan di Gunung Raung,” ujarnya.
Para pendaki yang terjebak tersebut terbagi dalam dua kelompok. Sebanyak enam pendaki merupakan warga Indonesia. Mereka adalah Widi, Sam, Sinyo Gimbal, dan Putri yang berasal dari Banyuwangi. Selain itu ada juga Lutfi Sofian asal Jember dan Felisianus Jeremy dari Jakarta Utara.
Sedangkan, tujuh orang lainnya adalah warga Singapura. Mereka adalah Ng Hui-Lin, Kom Jun Wei, Shervon Ong, Teo Yi Xian, Pang Jia Hui, Beh Ing Tsyr, dan Chua Ying Jie.
Menurut Eka para pendaki dalam kondisi aman di Pos 9. Persediaan logistik para pendaki juga masih tersedia.
”Saat ini yang terpenting ialah mengevakuasi para pendaki yang terjebak kebakaran lahan tersebut. Sejauh ini petugas masih dapat berkomunikasi dengan para pendaki yang terjebak. Mereka menyampaikan kondisi aman dan sedang berada di Pos 9,” kata Eka.
BPBD Banyuwangi, lanjut Eka, baru mendapatkan informasi pendaki yang terjebak sekitar pukul 19.30. Informasi tersebut didapat dari petugas pemantauan BPBD Kecamatan Kalibaru.
BPBD Banyuwangi telah melakukan pengecekan melalui satelit untuk mencari titik api. Titik api ditemukan di sekitar Pos 4, Pos 5, Pos 6, dan Pos 7 jalur pendakian Gunung Raung.
”Kebakaran lahan di Gunung Raung yang menyebabkan sejumlah pendaki terjebak itu masuk dalam koordinat wilayah Bondowoso. Kami terus berupaya berkoordinasi dengan BPBD Bondowoso,” tuturnya.
Kabar terkait kebakaran di lereng Gunung Raung juga disampaikan Kapolsek Kalibaru Ajun Komisaris Jabbar. Ia tidak bisa menduga berapa lahan yang terbakar, tetapi ia melihat pendar warna kemerahan yang cukup besar.
”Belum bisa dipastikan berapa hektar yang terbakar, tetapi dari kejauhan api kelihatannya tidak ada di satu titik saja. Ada warna kemerahan dari lereng sampai berpendar ke langit di sekitarnya,” tutur Jabbar yang mengamati dari wilayah Kecamatan Songgon.