Kemampuan Pelabuhan Karangsong Indramayu Bakal Berlipat Ganda
Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai mengembangkan Pelabuhan Perikanan Karangsong di Kabupaten Indramayu. Selain mengucurkan dana Rp 23 miliar, tahun depan kapasitas cold storage di pelabuhan itu juga ditambah
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS – Pemerintah Provinsi Jawa Barat mulai mengembangkan Pelabuhan Perikanan Karangsong di Kabupaten Indramayu. Selain mengucurkan dana Rp 23 miliar, tahun depan kapasitas cold storage di pelabuhan itu juga ditambah.
“Kami sudah membebaskan lahan 2 hektar untuk pengembangan Karangsong. Tahun depan bertambah 2 hektar dan satu hektar untuk tahun berikutnya,” ujar Kepala Dinas Kelautan Perikanan Jabar Jafar Ismail di saat meninjau Karangsong, Rabu (2/10/2019).
Turut hadir dalam kesempatan itu Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Wakil Bupati Indramayu Taufik Hidayat, dan Direktur Operasional dan Pemasaran PT Perikanan Nusantara (Persero) Ronald Abraham. Rombongan juga menyempatkan berdialog dengan pengurus Koperasi Perikanan Laut (KPL) Mina Sumitra, pengelola Karangsong.
Pelabuhan pendaratan ikan Karangsong menyumbang 40-60 persen perikanan Jabar. Produksi perikanan provinsi berpenduduk sekitar 48 juta jiwa itu mencapai 1,4 juta ton. Pengembangan Karangsong untuk meningkatkan produksi perikanan pun dilakukan secara bertahap. Tahun 2020, Pemprov Jabar mengucurkan Rp 23 miliar untuk pembangunan kolam labuh, dok kapal, perluasan pelelangan ikan, pembuatan dermaga, dan pembangunan kantor pelabuhan perikanan.
Pemprov Jabar menargetkan menyiapkan Rp 100 miliar untuk pengembangan Karangsong. Jafar melanjutkan, tahun depan, pihaknya akan menambah kapasitas cold storage di Karangsong yang sebelumnya mampu menyimpan 60 ton produksi perikanan menjadi 40 ton.
Ketua Pengawas KPL Mina Sumitra Yanto menyambut baik pengembangan Karangsong oleh Pemprov Jabar. Kolam labuh, misalnya, sudah tidak sesuai dengan jumlah kapal. Akhirnya, kapal harus mengantre hingga empat hari. Kini, jumlah kapal di Karangsong mencapai 369 unit untuk ukuran 30 gross ton (GT) ke bawah dan 492 unit kapal untuk ukuran 30-60 GT. Namun, sekitar 300 kapal ukuran di atas 60 GT kerap kesulitan masuk ke Karangsong.
“Sekitar 40 persen dari 300 kapal itu memilih membongkar hasil tangkapnya di Jakarta. Pemprov DKI Jakarta yang mendapat retribusinya. Padahal, itu kapal Karangsong,” ujar Yanto.
Di sisi lain, pemilik kapal bingung menyimpan ikannya di Karangsong. “Kebutuhan cold storage mencapai 1.000 ton. Semoga ini bisa direalisasikan secara bertahap,” katanya.
Apalagi, nilai produksi perikanan di Karangsong mencapai Rp 476,9 miliar tahun lalu dengan kontribus pendapatan asli daerah (PAD) Indramayu sebesar Rp 10,6 miliar. Dari Januari hingga Agustus 2019 lebih dari Rp 320 miliar dengan PAD sebanyak Rp 7,2 miliar.
Wagub Jabar Uu menegaskan, pihaknya fokus pada peningkatan pendapatan nelayan. “Hari ini kami menambah kapasitas cold storage, tidak menutup kemungkinan ke depan ada bantuan kapal,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Uu juga melepas kapal andon ukuran di bawah 30 GT melaut ke Halmahera Selatan, Maluku Utara dalam program "Jabar Go to East" bekerja sama dengan PT Perinus. Sebutan andon diberikan untuk kapal yang wilayah operasi penangkapannya sudah diatur. Untuk tahap awal, sebanyak lima kapal dari Karangsong dapat menangkap ikan di sana. Adapun, kuotanya mencapai 50 kapal.
Direktur Operasional dan Pemasaran PT Perinus Ronald Abraham mengatakan, dengan melaut ke Maluku, nelayan bisa meningkatkan hasil tangkapan. Dari 7,3 juta ton sumber daya ikan laut per tahun yang ada di Indonesia, sebagian besar berada di bagian timur, termasuk Maluku.
“Kami akan membeli hasil tangkapan nelayan. Di Bacan, Maluku Utara, saja kami punya kapasitas lebih 600 ton per bulan. Jadi, nelayan tidak perlu kembali ke Indramayu untuk menjual. Kami juga akan membeli secara tunai sesuai harga pasar,” katanya.