Pejabat AS dan Petinggi Taliban Berangkat ke Pakistan
Pejabat Amerika Serikat dan petinggi kelompok Taliban dari Afghanistan dikabarkan berangkat menuju Islamabad, Pakistan. Harapan agar AS dan Taliban kembali melanjutkan pembicaraan damai pun terbit.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·3 menit baca
ISLAMABAD, RABU - Pejabat Amerika Serikat dan petinggi kelompok Taliban dari Afghanistan dikabarkan berangkat menuju Islamabad, Pakistan. Harapan agar AS dan Taliban kembali melanjutkan pembicaraan damai pun terbit.
Pendiri bersama Taliban, Mullah Abdul Ghani Baradar dijadwalkan tiba di Islamabad, Pakistan, Rabu (2/10/2019). Pada saat yang bersamaan, Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad yang terlibat dalam pembicaraan damai dengan Taliban juga sedang berada di Islamabad untuk bertemu dengan pejabat setempat.
“Baradar akan berkunjung ke Islamabad besok atas undangan resmi. Ia akan berbicara dengan pejabat negara mengenai beberapa isu penting,” ujar juru bicara Taliban, Suhail Shaheen melalui Twitter, Selasa (1/10/2019), waktu setempat.
Kunjungan Baradar merupakan aktivitas terbaru Taliban setelah Presiden AS Donald Trump membatalkan perjanjian damai antara kedua pihak pada 7 September 2019. Taliban juga baru saja mengunjungi Rusia, China, dan Iran.
Salah seorang pejabat Taliban tanpa menyebutkan nama mengatakan, kunjungan Baradar juga untuk menindaklanjuti pernyataan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Khan menyatakan, Pakistan akan mencoba meyakinkan Trump kembali bernegosiasi dengan Taliban.
Selain itu, lanjutnya, Taliban juga mengetahui kunjungan Khalilzad dan siap untuk bertemu. “Kami belum mundur dari pembicaraan,” ujar pejabat itu.
Utusan Khusus AS untuk Afghanistan Zalmay Khalilzad sedang berada di Pakistan. Akan tetapi, Kedutaan Besar AS di Islamabad tidak memberikan informasi apakah Khalilzad akan bertemu dengan petinggi Taliban.
“(Pertemuan Khalilzad) merupakan kegiatan lanjutan dari diskusi yang diadakan antara AS dan Pakistan selama Sidang Umum PBB di New York pekan lalu,” bunyi pernyataan Kedubes AS di Islamabad melalui surel, yang merujuk pada pertemuan Trump dan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Selain Khalilzad, media Pakistan melaporkan, Komandan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan Jenderal Scott Miller juga sedang mengunjungi Islamabad. Namun, juru bicara Miller menolak mengonfirmasi hal tersebut.
Juru bicara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Sediq Sediqqi, mengimbau agar pembicaraan damai di Afghanistan melibatkan pemerintah resmi. Selama ini, Taliban menolak bernegosiasi dengan Pemerintah Afghanistan karena menganggapnya sebagai boneka politik AS.
“Tidak ada kemajuan yang akan terjadi jika proses perdamaian tidak dimiliki dan dipimpin oleh pemerintah Afghanistan,” ucap Sediqqi, melalui Twitter.
Seperti yang diketahui, AS menyerang pemerintahan Taliban pada 2001. Taliban membantu organisasi Al-Qaeda yang menjadi pelaku serangan teroris di AS pada 11 September 2001. Jika keduanya sepakat, AS dapat mengakhiri perang di Afghanistan yang telah berlangsung selama 18 tahun.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan akan mencoba meyakinkan Trump kembali bernegosiasi dengan Taliban.
Peran Pakistan
AS menganggap Pakistan berperan penting untuk menghentikan perang di Afghanistan. Pakistan mengakui keberadaan rezim Taliban dan memfasilitasi pembicaraan damai.
Hal ini terlepas dari dugaan AS dan Afghanistan bahwa Pakistan mendukung para militan di Afghanistan untuk mencegah pengaruh India masuk ke Afghanistan. Dalam catatan sejarah, Pakistan mendukung Taliban sejak kelompok ini berdiri hingga pertengahan perang saudara di Afghanistan pada awal 1990-an.
Seorang pejabat Taliban secara anonim menyatakan, Taliban akan memberi informasi kepada Pakistan mengenai faktor-faktor yang menggagalkan pembicaraan damai.
Pengaruh Taliban di Afghanistan mulai menguat selama beberapa tahun terakhir. Kekerasan terus meningkat dalam beberapa bulan ini, termasuk ketika Afghanistan menggelar pemilihan presiden pada Sabtu (28/9/2019). (Reuters/AFP/AP)