Pelatih Juventus Maurizio Sarri tidak mau terburu-buru memainkan trio Cristiano Ronaldo, Paulo Dybala, dan Gonzalo Higuain saat menghadapi Bayer Leverkusen di Liga Champions. Sarri enggan karena Juventus belum seimbang.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
TURIN, SENIN — Trio penyerang Juventus, Cristiano Ronaldo, Gonzalo Higuain, dan Paulo Dybala, siap untuk tampil saat menjamu Bayer Leverkusen pada laga kedua Grup D Liga Champions di Stadion Allianz, Turin, Rabu (2/10/2019) pukul 02.00 WIB. Namun, Pelatih Juventus Maurizio Sarri rupanya tidak tergoda untuk memasang ketiga penyerang itu bersamaan dan memilih berhati-hati.
”Memainkan Ronaldo, Dybala, dan Higuain secara bersamaan sejak awal laga merupakan ide yang cukup menarik. Namun, kami belum siap untuk itu jika melihat tingkat keseimbangan tim,” kata Sarri, seperti dikutip UEFA, Senin (30/9/2019).
Sarri mengatakan, ia hanya bisa mencoba merealisasikan ide itu untuk beberapa menit saja dalam satu laga ketika memang dibutuhkan.
Ide untuk memasang ketiga pemain itu bersamaan semakin ramai dibicarakan publik Italia sejak Juventus mengalahkan SPAL, 2-0, pada laga Liga Italia akhir pekan lalu. Surat kabar Tuttosport edisi Senin (30/9/2019) bahkan memuat formasi agresif itu sebagai berita utama dan menyebut Sarri sedang mempertimbangkan ide tersebut.
Konsep trio penyerang ini memang belum pernah direalisasikan Sarri sejak awal musim ini. Higuain atau Dybala biasanya bergantian duduk di bangku cadangan dan saling menggantikan di tengah laga. Pada saat Ronaldo tidak bisa bermain karena cedera, seperti saat mereka mengalahkan Brescia, 2-1, Higuain dan Dybala tampil sebagai pemain mula. Sementara Aaron Ramsey menjadi trequartista di belakang kedua pemain itu.
Saat melawan SPAL, Ronaldo dan Dybala diduetkan. Hasilnya, Dybala mampu memberikan asis yang memudahkan Ronaldo untuk mencetak gol kedua. Higuain sama sekali tidak bermain dan penampilan Ramsey semakin memikat.
”Ramsey membuat saya terkejut karena bisa segera menyatu dengan tim setelah cedera. Saya percaya dia masih punya banyak ruang untuk berkembang,” kata Sarri.
Jika Ronaldo, Dybala, dan Higuain tampil bersamaan, Dybala akan mengganti peran Ramsey. Ronaldo berada di sisi kiri dan Higuain di kanan. Ketika Juventus tidak lagi membutuhkan Mario Mandzukic seperti musim lalu, taktik untuk memainkan trio penyerang itu dinilai menjadi solusi untuk membuat Juventus tampil lebih garang.
Apalagi, Sarri merupakan pelatih yang gemar memakai formasi dasar 4-3-3 dan menciptakan permainan yang atraktif seperti yang pernah ia terapkan di Napoli dan Chelsea. Di Juventus, Sarri sudah memiliki ”bahan” untuk kembali menerapkan strategi andalannya itu.
Trio Ronaldo, Dybala, dan Higuain juga bisa mengubah wajah dan menguatkan identitas Juventus, seperti halnya Barcelona yang pernah berjaya dengan trio Lionel Messi, Neymar, dan Luis Suarez. Ketika Neymar sudah pindah ke Paris Saint-Germain, muncullah trio Neymar, Kylian Mbappe, dan Edinson Cavani.
Namun, Sarri sudah menegaskan bahwa waktunya belum tepat. Ia tidak ingin hanya memenuhi harapan publik dan memberikan hiburan, tetapi juga fokus menjaga konsistensi tim di tengah jadwal padat. Setelah menghadapi Bayer Leverkusen, pada laga berikutnya si ”Nyonya Besar” bakal segera menghadapi Inter Milan di Liga Italia, yang kini tampil sebagai pesaing dalam perebutan scudetto alias gelar juara Serie A.
Sarri masih beradaptasi dengan tim dan ingin memastikan taktik yang ia jalankan sudah mapan. Lebih penting lagi, ia ingin Juventus merasa gembira saat bermain melawan Bayer Leverkusen. ”Kami akan menghadapi tim yang kuat. Bayer merupakan tim dengan penguasaan bola terbanyak di Bundesliga musim ini. Mereka kuat secara fisik dan jago menggiring bola,” ujarnya.
Oleh karena itu, Sarri membutuhkan peran gelandang andalannya, Miralem Pjanic, untuk mencegah Leverkusen menguasai permainan di Turin. ”Sarri meminta saya sejak awal untuk menguasai bola lebih lama. Saya beruntung memiliki pelatih seperti dia. Saya merasa menjadi pemain yang dianggap penting,” kata Pjanic.
Peringatan Voeller
Bagi Leverkusen, bertandang ke Turin merupakan tantangan yang begitu berat. Secara psikologis, Turin bukan tempat ideal untuk mengembalikan mental seusai mereka dikalahkan Lokomotive Moskwa, 1-2, pada laga pertama. Di Turin, mereka akan menghadapi tim yang mendominasi Liga Italia dan berambisi besar untuk menjuarai Liga Champions musim ini.
Direktur Bayer Leverkusen Rudi Voeller memberikan peringatan. ”Juventus tidak hanya Ronaldo. Seperti tim Italia lainnya, mereka punya pertahanan yang superior dan Bayer harus bisa memanfaatkan setiap peluang yang ada dengan sangat efektif,” ujarnya, seperti dikutip Kicker.
Menghadapi tim yang sangat berambisi menjuarai Liga Champions, seperti Juventus, kata Voeller, Leverkusen harus tampil lebih luar biasa dibandingkan biasanya. ”Jika kami tampil berani, kami bisa mendapatkan hasil dari sana,” kata gelandang Bayer, Nadiem Amiri.