Asa Noah Lyles Raih Emas Perdana di Kejuaraan Utama
Noah Lyles menjadi favorit juara dunia 200 meter putra setelah menjadi yang tercepat pada babak semifinal. Sprinter berusia 22 tahun itu juga memegang rekor tercepat musim 2019 dengan waktu 19.50 detik.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·6 menit baca
DOHA, SELASA – Pelari jarak pendek Amerika Serikat Noah Lyles membuka asa meraih medali emas pertamanya di kejuaraan utama, setelah menjadi yang tercepat pada semifinal 200 meter putra Kejuaraan Dunia 2019. Dalam babak semifinal yang berlangsung di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Selasa (1/10/2019) dini hari WIB itu, Lyles finis dengan catatan waktu 19,86 detik.
Dengan capaian itu, pelari berusia 22 tahun tersebut diunggulkan meraih medali emas 200 meter, pada final yang akan berlangsung pada Rabu (2/10) pukul 02.40 WIB. Lyles akan bersaing dengan sejumlah pelari andal, seperti sprinter Inggris Raya Adam Gemili, pelari Kanada Andre De Grasse, pelari Turki Ramil Guliyev, pelari Kanada Aaron Brown, serta pelari Trinidad dan Tobago Kyle Greaux.
Dalam heat 2 semifinal, Lyles unggul atas dua pelari terdekat. Mereka adalah pelari Ekuador Alex Quinonez yang berada di urutan kedua dengan waktu 19,95 detik dan pelari China Xie Zhenye di urutan ketiga dengan waktu 20,03 detik. Empat pelari lain jauh tertinggal di belakang, yakni sprinter Dominika Yancarlos (20,28 detik), pelari Kanada Brendon Rodney (20,34 detik), pelari Jamaika Andre Ewers (20,61 detik), dan pelari Italia Eseosa Desalu (20,73 detik).
Secara keseluruhan, catatan waktu Lyles itu menjadi yang terbaik di babak semifinal. Catatan waktu yang paling dekat dibuat oleh Quinonez dan Xie. Sedangkan dari heat 1 dan heat 3 semifinal, catatan waktu paling dekat dicetak pelari Inggris, Adam Gemili yang membukukan waktu 20,03 detik saat memenangi heat 1 semifinal. Selain itu, ada pelari Kanada, Andre De Grasse yang membukukan waktu 20,08 detik saat memenangi heat 3 atau penyisihan terakhir semifinal.
Penampilan Lyles di semifinal sangat impresif. Sebab, pada heat 7 babak pertama, pelari kelahiran Gainesville, Florida, 18 Juli 1997 itu, hanya membukukan waktu 20,26 detik. Hasil itu menempatkan dirinya di urutan kedua atau di bawah pelari Trinidad dan Tobago Jereem Richards yang membukukan waktu 20,23 detik. Gemili mencetak waktu terbaik di babak pertama, dengan 20,06 detik.
Lyles memang unggulan pertama 200 meter Kejuaraan Dunia Atletik 2019. Sebab, dia datang dengan catatan waktu terbaik tahun ini 19,50 detik. Catatan waktu tersebut adalah catatan terbaiknya di 200 meter sekaligus tercepat kelima sepanjang sejarah, yakni di bawah rekor pelari Jamaika Usain Bolt (19,19 detik), pelari Jamaika Yohan Blake (19,26 detik), dan pelari AS Michael Johnson (19,32 detik).
Lyles membukukan rekor itu ketika menjuarai 200 meter Athletissima Lausanne 2019 di Lausanne, Swiss, 5 Juli 2019. ”Ada banyak hal yang ingin saya lakukan tahun ini. Menjuarai Kejuaraan Dunia tahun ini adalah salah satu target tertinggi saya kali ini,” ujarnya dikutip IAAF, Selasa (24/9/2019).
Grafik menjanjikan
Tahun ini, grafik performa Lyles juga cukup baik. Selain berhasil memecahkan rekor pribadi, dia juga orang pertama yang membukukan waktu 19,80 detik di nomor 200 meter sebanyak lima kali dalam setahun. Ia berhasil mematahkan rekor Bolt yang hanya empat kali membukukan waktu 19,80 detik di nomor 200 meter putra dalam setahun.
Jika berhasil meraih emas nomor 200 meter di Kejuaraan Dunia 2019, itu akan menjadi gelar juara pertama dari kejuaraan utama dalam karier Lyles. Sebelumnya, gelar tertinggi yang diraih Lyles adalah medali perak estafet 4x200 meter di Kejuaraan Dunia Estafet 2017, dan perak estafet 4x100 meter di Kejuaraan Dunia 2019.
Jauh sebelumnya, dia hanya menjuarai kejuaraan-kejuaraan level regional, yunior, dan remaja. Gelar-gelar itu antara lain emas 100 meter dan emas 4x100 meter Piala Kontinental 2018, emas 100 meter dan emas 4x100 meter Kejuaraan Dunia U-20 2016, serta emas 200 meter Olimpiade Remaja 2014.
”Dia satu-satunya orang Amerika yang pernah saya lihat yang bisa melampaui rekor saya 19,32 detik (dicetak 1 Agustus 1996). Bahkan, dia mungkin bisa mencapai waktu 19,19 detik (rekor dunia tercepat yang dibuat Bolt pada 20 Agustus 2009),” ujar pelari legendaris AS Michael Johnson dikutip NBC Sports, Senin (30/9/2019).
Waspada
Namun, Lyles tidak boleh cepat puas. Sebab, di babak final, semuanya bisa terjadi. Setidaknya, pelari bertinggi 180 sentimeter (cm) itu akan mendapatkan persaingan ketat dari Quinonez dan Xie yang cukup impresif di babak kualifikasi maupun semifinal.
Quinonez adalah pelari senior dengan usia telah menginjak 30 tahun, tetapi dirinya seperti mendapatkan angin kedua dalam kariernya. Walau cukup uzur untuk ukuran atlet, dia justru berhasil mencetak waktu terbaiknya di 200 meter dengan catatan 19,87 detik pada usia 29 tahun ketika berpartisipasi di final 200 meter Diamond League 2019 seri Lausanne, Swiss, 5 Juli 2019. Rekor itu menjadikan dirinya sebagai unggulan keenam 200 meter Kejuaraan Dunia 2019.
Untuk Xie, dia adalah pelari yang sedang berada di usia emas karier atlet, yakni 26 tahun. Pelari kelahiran Shaoxing, Zhejiang, China, 17 Agustus 1993 itu, punya catatan waktu terbaik 200 meter 19,88 detik, ketika meraih emas di Diamond League 2019 seri London, Inggris, 21 Juli 2019.
Di samping itu, ada pula Gemili yang cukup stabil penampilannya saat babak kualifikasi dan babak semifinal. Pelari usia 25 tahun itu punya catatan waktu terbaik 19,97 detik ketika meraih perak Diamond League 2016 seri Brussels, Belgia, 9 September 2016.
”Orang-orang selalu mengatakan saya punya potensi. Saya tidak suka itu. Umur saya sudah 25 tahun saat ini. Saya harus mulai tampil di panggung dunia. Tidak ada alasan untuk tidak bisa melakukan itu. Tubuh saya sehat dan saya melakukan program latihan secara teratur,” ujar Gemili dikutip The Guardian, Senin (30/9).
Ada pula De Grasse yang berhasil kembali ke puncak performanya setelah mengalami cedera hamstring pada 2017 dan 2018. Pelari berusia 24 tahun itu baru saja meraih perunggu 100 meter Kejuaraan Dunia 2019 dengan waktu 9,90 detik atau catatan waktu terbaiknya sejauh ini. Di nomor 200 meter, catatan waktu terbaiknya 19,80 detik yang dibukukan ketika meraih perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Selain itu, masih ada juara bertahan 200 meter Kejuaraan Dunia asal Turki Ramil Guliyev (juara dengan waktu 20,09 detik). Guliyev mencatat waktu 20,16 detik ketika duduk di urutan kedua babak kedua semifinal atau persis di belakang Gemili. Dengan hasil itu, pelari berusia 29 tahun itu turut lolos ke babak final.
Adapun peraih perak Kejuaraan Dunia 2017 asal Afrika Selatan Wayde van Niekerk (20,11 detik) dan peraih perunggu Kejuaraan Dunia 2017 Richards (20,11 detik) tidak akan ada di babak final. Niekerk memang tidak berpartisipasi di 200 meter Kejuaraan Dunia 2019. Sementara itu, Richards hanya berada di urutan keempat di babak pertama semifinal dengan waktu 20,28 detik sehingga gagal meraih tiket ke final.