Penggemar musik rock di Indonesia tak sebanyak aliran lain sehingga jarang ada konser atau tayangan di stasiun televisi nasional. Namun, musik rock Indonesia masih tetap hidup.
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penggemar musik rock di Indonesia tak sebanyak aliran lain sehingga jarang ada konser atau tayangan di stasiun televisi nasional. Namun, musik rock Indonesia masih tetap hidup. Hal itu dibuktikan dengan akan diselenggarakan Jakarta Rock Space pada Jumat (18/10/2019) di Livespace Sudirman Central Busines District (SCBD), Jakarta.
Acara ini akan dimeriahkan oleh sederet band rock papan atas Indonesia yakni God Bless, Jamrud, Ntrl, dan Edane. Direktur Utama Garuda Nation Yoris Haryanto mengatakan, musik rock masih diterima oleh penggemar musik Indonesia meskipun tidak sebesar aliran pop.
Hal tersebut terlihat dari sudah terjualnya setengah dari jumlah tiket yang dijual Garuda Nation meskipun Jakarta Rock Space baru akan diselenggarakan untuk pertama kalinya. Garuda Nation menargetkan akan ada 2.500 pengunjung yang datang.
“Pecinta musik rock akan senang karena keempat band ini adalah band rock besar dari Indonesia,” kata Yoris dalam konferensi pers Jakarta Rock Space di Jakarta, Selasa (1/10/2019).
Menurut Yoris, keempat band tersebut memiliki warna musik rock yang berbeda sehingga kehadiran mereka dalam satu panggung adalah sebuah perpaduan yang bagus. Ia berharap, dengan konser keempat band ini akan membangkitkan kembali gairah musik rock di Indonesia.
Agar dapat memanjakan semua orang yang hadir dalam konser tersebut, Yoris mengaku telah menyiapkan seluruh kebutuhan konser secara maksimal termasuk urusan tata cahaya. Ia ingin, konser ini meninggalkan kesan positif bagi seluruh pecinta musik rock Indonesia.
Konser ini juga menjadi ajang reuni bagi gitaris Edane Eet Sjahranie. Sebelum membesarkan nama Edane, Eet adalah personel God Bless. Mereka pun siap untuk berkolaborasi dalam konser tersebut. “Saya sering main bersama God Bless di panggung dan itu seru,” ujar Eet.
Menurut Eet, aliran musik saat ini lebih kompleks. Namun, karakter musik rock tahun 1970-an tetap masih dapat diterima hingga sekarang. Uniknya, penggemar musik rock masa kini justru lebih tertarik untuk mendengar musik rock masa lalu karena dianggap lebih praktis dan sederhana. Grup beraliran hard rock dan heavy metal masih tetap dinikmati oleh pencinta musik rock masa kini.
Ia menganggap, perkembangan musik masa kini terasa diam di tempat sebab semua impian musisi telah terlaksana. Saat ini, perubahan besar hanya ada pada media dan sikap penggemar musik tersebut. Jika dulu orang mendengarkan musik secara bersama, kini mereka mendengarkan musik secara pribadi dengan mengandalkan kemajuan teknologi.
Konser ini menjadi ajang reuni bagi gitaris Edane Eet Sjahranie. Sebelum membesarkan nama Edane, Eet adalah personel God Bless
Menurut vokalis God Bless Ahmad Albar, perkembangan teknologi digital justru menguntungkan band yang muncul di masa lampau. “Anak milenial bisa mengikuti perkembangan God Bless sehingga kami tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan penggemar. Mereka mendukung perkembangan God Bless melalui media sosial,” kata Ahmad.
Bassis God Bless Donny Fattah mengatakan, semua aliran musik tak pernah mati dan hanya warnanya saja yang berbeda. “Semua bisa meneriakkan musik rock sesuai versi mereka masing-masing,” kata Donny.