Indonesia akan mengirimkan 663 atlet dari 52 cabang olahraga ke SEA Games 2019 di Filipina. Komposisi atlet 60 persen yunior karena SEA Games dijadikan ajang transisi ke ajang besar, seperti Asian Games dan Olimpiade.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Komite Olimpiade Indonesia sedang menyelesaikan pendaftaran nama-nama atlet yang akan diturunkan dalam SEA Games 2019 di Filipina. Pendaftaran nama atlet mundur sepekan dari jadwal semula Senin (30/9/2019) menjadi (7/10/2019).
Ketua Kontingen Indonesia untuk SEA Games 2019 Harry Warganegara mengatakan, sebanyak 663 atlet Indonesia akan diturunkan untuk bersaing di SEA Games 2019. ”Ada totalnya dulu. Tetapi, siapa atlet tersebut, dari cabang mana, dan siapa saja tim ofisial, sedang kami break down,” ujarnya seusai rapat dengan Kemenpora di Jakarta, kemarin.
Harry menjelaskan, berdasarkan aturan, jumlah ofisial terdiri atas 50 persen jumlah atlet. ”Tetapi, bisa saja tim ofisial lebih sedikit lagi nanti disesuaikan dengan kebutuhan dan jumlah anggaran. Kalau aturannya satu banding dua, kalau bisa satu banding tiga kenapa tidak,” kata Harry.
Berdasarkan daftar panjang atlet (long list) yang sudah didaftarkan ke Panitia Penyelenggara SEA Games 2019 (Phisgoc), tim ”Merah Putih” terdiri atas sekitar 1.500 atlet dari 52 cabang olahraga. Sementara berdasarkan pendaftaran nama (entry by name), jumlahnya bisa berkurang dari long list.
Penentuan total 663 atlet yang dikirim ke SEA Games dibuat berdasarkan prestasi dan komposisi atlet senior-yunior. Harry menjelaskan, KOI telah melakukan pemantauan di cabang olahraga dan mengelompokkan atlet berdasarkan peluang perolehan medali emas, perak, dan perunggu. Atlet yang dikirim ke Filipina terdiri dari 60 persen atlet yunior dan 40 persen senior.
Ajang transisi
Harry menjelaskan, sebanyak 44 dari 52 cabang olahraga sudah didaftarkan kepada Phisgoc. Cabang-cabang lainnya belum didaftarkan karena masih ada perubahan nama atlet. Selain itu, pendaftaran terkendala masalah teknis. ”Pendaftaran terhenti karena masalah jaringan internet. Deadline pendaftaran peserta kemudian mundur selama sepekan,” katanya.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto menjelaskan, pihaknya masih memegang prinsip bahwa SEA Games merupakan ajang transisi menuju target yang lebih besar, yaitu Asian Games dan Olimpiade.
Saat ditanya apakah dengan komposisi sebagian besar atlet yunior Indonesia tetap memasang target prestasi, Gatot menjawab diplomatis. ”Target kami dua-duanya (pembinaan dan medali) karena kalau semata-mata pembinaan lalu prestasi kita jeblok, masyarakat akan membandingkan dengan prestasi Asian Games. Saat itu kita berhasil melibas negara Asia Tenggara, tetapi kenapa sekarang prestasi kita jauh? Jadi, harus seimbang antara medali dan pembinaan,” ujarnya.
Cabang renang Indonesia akan mengirimkan 13 atlet ke SEA Games. Sebanyak 12 dari 13 atlet merupakan anggota pelatnas, yaitu I Gede Siman Sudartawa, Triady Fauzi Sidiq, Glenn Victor Sutanto, Gagarin Nathaniel Yus, A Fadlan Prawira, M Fachri, dan Farrel Armandio Tangkas. Atlet putri, yakni Azzahra Permatahani, Adinda Larasati Dewi K, Ressa Kania Dewi, Nurul Fajar Fitriyati, dan A T Vanessa Evato. Atlet non-pelatnas yang terpilih adalah AA Istri Kania Ratih A.
Wakil Ketua Umum PB PRSI Harlin E Rahardjo mengatakan, Kania Ratih terpilih karena memecahkan rekor nasional di Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional. ”Grafik dan kondisinya juga menanjak. Kania punya peluang untuk mendapatkan medali di nomor 50 meter gaya punggung,” ujarnya.
Kania Ratih tampil mengejutkan dengan memecahkan rekor nasional 26,17 detik pada nomor 50 m gaya bebas putri. Sebelumnya, rekor pada nomor ini dipegang oleh Enny Susilawati pada SEA Games 2011 dengan catatan waktu 26,23 detik. Dengan waktu ini, Kania menembus Limit B SEA Games.
Kania Ratih sebelumnya tergabung dalam pelatnas untuk Asian Games 2018. Setelah Asian Games, penampilan Kania Ratih menurun sehingga tidak terpilih bergabung dengan pelatnas. Namun, beberapa bulan terakhir, Kania Ratih bangkit dan menunjukkan keseriusannya berlatih. Latihan dijalani di Bali di bawah bimbingan pelatih asing asal Perancis, David Armandoni.
Puncaknya, Kania Ratih bisa memecahkan rekornas yang telah bertahan selama delapan tahun dan lolos limit SEA Games. ”Semangat untuk bangkit lagi dan memperbaiki diri setelah ’jatuh’ itu juga kita hargai,” kata Harlin.
Di SEA Games 2019, Kania Ratih akan fokus di nomor 50 meter gaya punggung, gaya bebas, dan gaya kupu-kupu. Dia juga akan menjadi opsi utuk tim estafet jika diperlukan. Ia diharapkan bisa mendapatkan medali di nomor andalannya, yaitu 50 meter gaya punggung. Pada SEA Games sebelumnya, Kania Ratih memperoleh medali perunggu.