Pusat-pusat perbelanjaan di seputaran kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan menerapkan pengamanan maksimal setelah kericuhan pasca-unjuk rasa pelajar pada Rabu (25/9/2019) malam.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pusat-pusat perbelanjaan di seputaran kawasan Jakarta Pusat, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan menerapkan pengamanan maksimal setelah kericuhan pasca-unjuk rasa pelajar pada Rabu (25/9/2019) malam. Keamanan tertinggi ini diambil karena suasana yang masih dinilai tegang.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan, setelah kericuhan unjuk rasa pelajar semalam, sejumlah pusat belanja menerapkan pengamanan maksimal dan penjagaan 24 jam mulai Kamis (26/9/2019) ini. Sejumlah pusat belanja di kawasan berdekatan dengan pusat kericuhan pun dapat meminta dukungan keamanan dari kepolisian jika dinilai diperlukan.
”Suasana mulai terasa mencekam sejak kemarin dan malamnya. Mulai tidak jelas arahnya ke mana, jadi pengamanan maksimal diterapkan,” katanya di Jakarta.
Menurut Ellen, seiring rangkaian unjuk rasa, pengunjung gerai-gerai di mal-mal sudah turun sekitar 20 persen. Hal ini diduga karena warga khawatir kesulitan mencari jalan menuju mal karena banyaknya jalan yang terblokir ataupun macet. Kendati pengunjung turun, sejauh ini belum ada acara yang dibatalkan.
Seiring rangkaian unjuk rasa, pengunjung gerai-gerai di mal-mal sudah turun sekitar 20 persen. Ini diduga karena warga khawatir kesulitan mencari jalan menuju mal karena banyaknya jalan yang terblokir ataupun macet.
Menurut Ellen, sejauh ini, pusat-pusat belanja anggota APPBI di Jakarta sepakat tetap buka untuk meyakinkan masyarakat bahwa suasana masih kondusif. Sebab, masih beroperasinya pusat belanja merupakan salah satu parameter kondisi keamanan kota.
Kalangan usaha berharap pemerintah, DPR, dan kelompok masyarakat bisa segera menyelesaikan permasalahan tanpa ada kericuhan lebih jauh.