Demonstrasi yang beberapa hari ini terjadi di kawasan Senayan, Jakarta berimbas pada layanan kereta rel listrik. Operator menyiapkan antisipasi jika peristiwa serupa terjadi.
Oleh
Aditya Diveranta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Operator kereta rel listrik menyiapkan rekayasa rute di sekitar Stasiun Palmerah jika kembali terjadi kerusuhan di sekitar Kompleks Parlemen, Jakarta. Cara ini dilakukan dengan memusatkan lalu lintas kereta hanya di sekitar kawasan Stasiun Kebayoran dan Stasiun Tanah Abang untuk jurusan Tanah Abang-Rangkasbitung.
Vice President Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan, pihak KCI belajar dari kerusuhan yang terjadi pada hari-hari sebelumnya.
”Kemarin (Rabu 25/9/2019), kami berusaha menjaga operasional kereta meski massa telah mengokupasi lintasan rel pada pukul 15.00 hingga pukul 16.00. Menjelang malam, situasi semakin tidak kondusif dan terpaksa kami putuskan untuk menghentikan aktivitas KRL di Stasiun Palmerah. Cara ini pun akan kami lakukan jika kerusuhan terjadi lagi,” kata Anne, Kamis (26/9/2019).
Pada Rabu pukul 19.40, aktivitas kereta di Stasiun Palmerah dihentikan sementara karena aksi massa terus mengokupasi lintasan rel. Akibat aksi itu, volume pengguna kereta rel listrik (KRL) di lintasan Palmerah menurun 23 persen atau 40.731 penumpang dari hari yang sama pekan lalu dengan 52.626 penumpang. KRL baru kembali beroperasi pada Kamis pagi pukul 06.00.
Anne menuturkan, penonaktifan Stasiun Palmerah saat ini memungkinkan jika sewaktu-waktu terjadi kerusuhan lagi. Sebab, Stasiun Palmerah dianggap sebagai satu-satunya lokasi yang paling riskan terkena dampak kerusuhan aksi massa di Kompleks Parlemen.
Apabila terjadi kerusuhan lagi, Anne mengimbau pengguna KRL untuk langsung menuju ke Stasiun Kebayoran jika menuju ke arah Tangerang. Sementara untuk pengguna yang ke arah Bogor bisa langsung menuju Stasiun Tanah Abang untuk naik KRL ke arah Duri.
”Sejauh ini, skema rekayasa rute tersebut yang dapat kami andalkan. Selama masih memungkinkan, KCI pun akan tetap meneruskan operasional KRL yang melintasi Stasiun Palmerah. Namun, saya imbau agar warga tetap waspada,” tuturnya.
Berhentinya lalu lintas kereta di Stasiun Palmerah, Rabu malam lalu, membuat mobilitas sejumlah warga terganggu. Endang (26), pegawai honorer di Kementerian Kehutanan, mengaku terpaksa harus naik taksi agar bisa pulang ke rumahnya di Depok, Jawa Barat.
Sinta (27), warga Lebak, Banten, juga sempat terisolasi di Stasiun Palmerah saat kerusuhan berlangsung. Setelah sempat menunggu cukup lama, ia baru bisa pulang ketika dijemput oleh temannya menggunakan sepeda motor.
”Kemarin saya baru pulang pukul 00.00 dini hari. Saya harap kalau memang ada kerusuhan lagi, operator KRL sebaiknya membuat pemberitahuan kepada pengguna, minimal di media sosial,” ujarnya.