Keluarga Faisal Amir: Usut Tuntas Kasus Kekerasan Mahasiswa
Pihak keluarga Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia yang terluka parah di bagian kepala setelah demonstrasi mahasiswa, berharap kasus tersebut dapat diungkap hingga tuntas.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keluarga Faisal Amir, mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia, masih menimbang apakah akan membawa kasus dugaan kekerasan saat demonstrasi di gedung parlemen ke jalur hukum atau tidak. Saat ini, keluarga mahasiswa yang terluka parah di bagian kepala setelah demonstrasi mahasiswa itu menunggu perkembangan kondisi kesehatan Faisal.
Rahmat Ahadi, kakak korban, mengatakan kondisi adiknya sudah membaik pascaoperasi di bagian kepala dan bahu sebelah kanan. Dari hasil rontgen di Rumah Sakit Pelni, Faisal mengalami retak di bagian kepala atas dan bahu sebelah kanan patah.
Setelah dioperasi, diketahui Faisal mengalami pendarahan di otak sehingga dokter melakukan pembukaan tempurung kepala untuk mengatasinya. Pascaoperasi, Faisal masih dirawat di ruang ICU RS Pelni.
”Tadi pukul 10 saat besuk dia sudah mulai merespons dengan membuka mata sedikit. Dia juga sudah mulai bisa diajak berkomunikasi sedikit-sedikit,” kata Rahmat saat acara doa bersama di Universitas Al Azhar Indonesia (UAI), Kamis (26/9/2019).
Rahmat bersyukur, perkembangan kondisi kesehatan adiknya berangsur membaik. Bahkan, ibunya sudah mulai berkomunikasi dan menanyakan kronologi kejadian sampai Faisal ditemukan terluka parah oleh teman-temannya. Namun, Faisal mengaku tidak mengingat apa-apa. Pihak keluarga saat ini berfokus pada pemulihan kesehatan Faisal.
”Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan Faisal Amir. Tanpa doa dari kalian semua, tidak mungkin dia bisa pulih secepat itu,” kata Rahmat.
Pihak keluarga berharap kasus tersebut dapat diungkap hingga tuntas. Pihak keluarga didampingi LBH Jakarta untuk membuat laporan ke kepolisian. Namun, permintaan dari ibu korban, tidak perlu membawa kasus tersebut ke ranah hukum. Pihak keluarga hanya meminta, jika terungkap, pelaku kekerasan terhadap Faisal dapat meminta maaf atas kejadian tersebut.
”Itu permintaan dari ibu kami. Hanya saat ini kami masih didampingi pihak LBH Jakarta. Soal bagaimana ke depan nanti, kami masih menunggu kondisi kesehatan Faisal,” ucap Rahmat.
Sementara itu, dalam acara doa bersama tersebut, Rektor UAI Asep Saefudin menuturkan, sivitas akademika UAI mendukung kegiatan doa bersama yang dilaksanakan UAI dan gabungan badan eksekutif mahasiswa (BEM) sejumlah kampus di Jakarta. Ia menekankan, doa tersebut tidak hanya untuk kesembuhan Faisal, tetapi juga perbaikan kondisi negara Indonesia.
Pihak keluarga dan alumni UAI akan membentuk tim pencari fakta untuk menginvestigasi kasus tersebut. Fakultas Hukum UAI akan membantu dalam investigasi tersebut.
”Itu, kan, kejadian di luar kampus. Apabila diperlukan oleh pihak keluarga, kami siap membantu lewat Fakultas Hukum. Ini harus bersih dan kami tidak mau ada kejadian yang menimpa mahasiswa tidak ditindak,” kata Asep.
Terkait dengan kemungkinan demo lanjutan, Asep mengingatkan mahasiswa untuk tetap berhati-hati dalam beberapa hari ke depan. Ia tidak bisa melarang mahasiswa untuk tidak turun ke jalan karena apa yang dibahas adalah menyangkut kepentingan masyarakat luas.
Meski demikian, Asep menyarankan kepada mahasiswa agar mengedepankan dialog terutama dalam menolak pasal-pasal rancangan undang-undang yang merugikan masyarakat. Fakultas Hukum diminta untuk mengkaji pasal-pasal tersebut sehingga nantinya dapat memberikan masukan yang konstruktif kepada anggota DPR.
Pelaksana Tugas Presiden BEM UAI Muhammad Iqbal Ramadhan mengatakan, seluruh elemen mahasiswa mengecam keras tindakan represif dan kesewenang-wenangan yang dilakukan aparat. Ia berharap negara dapat hadir dan mengusut tuntas tindakan represif yang dilakukan pihak mana pun. Jangan sampai ada pelanggaran hak asasi manusia (HAM) dalam demo mahasiswa dan pelajar yang terjadi beberapa hari belakangan.
”Kejadian kemarin tidak akan menyurutkan semangat perlawanan dan perjuangan mahasiswa. Kami akan terus melawan,” ujar Iqbal.
Sementara itu, perwakilan BEM Universitas Moestopo Beragama menegaskan, demonstrasi mahasiswa di gedung parlemen murni berasal dari mahasiswa dan tidak ditunggangi kepentingan pihak lain mana pun.