Pedagang Keluhkan Sepinya Pengunjung Pasar Palmerah dan Slipi
Pedagang di kawasan Palmerah dan Slipi, Jakarta Pusat, mengeluhkan sepinya pembeli sejak terjadi unjuk rasa di sekitar Gedung DPR. Jumlah pengunjung diperkirakan turun hingga 50 persen.
Oleh
Ayu pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pedagang di kawasan Palmerah dan Slipi, Jakarta Pusat, mengeluhkan sepinya pembeli sejak terjadi unjuk rasa di sekitar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat. Jumlah pengunjung diperkirakan turun hingga 50 persen sehingga penghasilan pedagang berkurang 30 persen hingga 50 persen.
Sepintas, Pasar Palmerah, yang terletak sekitar 1 kilometer dari Gedung DPR, tampak normal. Toko dibuka, pedagang kaki lima ramai memadati tepi jalan, dan juru parkir sibuk menata kendaraan pengunjung.
Namun, sejumlah pedagang sebagian mengeluhkan jumlah pengunjung pasar berkurang sejak unjuk rasa yang cukup besar dimulai pada Senin (23/9/2019). Mereka mengaku jumlah pengunjung pasar dan pendapatan berkurang 30-50 persen.
”Sejak unjuk rasa dimulai kemarin, pasar jadi sepi. Suasana aman-aman saja. Namun, kurang banyak orang yang mau belanja. Pengaruh dari unjuk rasa mungkin, ya,” kata Miran, salah seorang pedagang buah di Pasar Palmerah, Rabu (25/9/2019).
Sejak unjuk rasa dimulai kemarin, pasar jadi sepi.
Hal serupa disampaikan Ira, pedagang soto di Pasar Palmerah. Ia berharap kondisi pasar dapat kembali normal dalam waktu dekat.
”Yang belanja berkurang karena jalan ditutup dan enggak bisa lewat. Sepi banget. Enggak tahu, deh, hari Rabu ini jadi seperti apa,” ucap Ira sambil melirik sejumlah kelompok anak muda dengan seragam sekolah menuju ke arah Gedung DPR.
Seperti diberitakan sebelumnya, sebagian Jalan Gatot Subroto sekitar Gedung DPR ditutup mulai Selasa (24/9/2019) siang karena jalan dipadati pengunjuk rasa. Polisi pun menerapkan rekayasa lalu lintas dan beberapa rute bus Transjakarta dialihkan.
Sementara itu, di Pasar Slipi, sekitar 3 kilometer dari Gedung DPR, sejumlah pedagang turut mengeluhkan kondisi pasar yang lebih sepi.
”Sepi. Benar-benar enggak ada orang. Pedagang saja pada jengkel. Semoga akhir pekan ini penuh lagi,” ujar Markum, pemilik Warung Serba Guna di Pasar Slipi yang penghasilannya turun sekitar 50 persen.
Lain halnya dengan Kamiati, pedagang makanan ringan. Berkurangnya jumlah pengunjung pasar beberapa hari ini tidak berdampak signifikan. Kiosnya sempat sepi pembeli pada Selasa kemarin, tetapi suasana kembali normal pada Rabu ini.
”Hari ini sudah seperti biasa. Orang-orang kecil, mah, enggak ngerti apa-apa. Undang-undang yang dibicarakan itu enggak kami pikirin. Semoga unjuk rasa hari ini damai saja,” katanya.
Sejak Rabu siang hingga sore, sekitar pasar dan Stasiun Palmerah mulai dipadati ratusan anak muda dengan seragam sekolah SMA dan SMK. Mereka berencana ikut berunjuk rasa di Gedung DPR.