Ruas jalan di sekitar Gedung DPR sulit dilalui kendaraan. Karena alasan ini, PT Transportasi Jakarta mengalihkan rute layanan.
Oleh
Aguido Adri
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengalihkan sejumlah rute bus. Langkah ini diambil sebagai konsekuensi dari unjuk rasa di depan Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, dan kawasan Monas, Jakarta, Selasa (24/9/2019), yang memprotes langkah kebijakan pemerintah.
Elemen mahasiswa dari berbagai kampus yang memadati area kompleks Gedung MPR/DPR/DPD membuat kendaraan dan transportasi publik yang melintas area itu sulit bergerak. Karena itu, agar layanan transportasi kepada warga tetap berjalan, PT Transjakarta mengalihkan sejumlah rute.
Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Hubungan Masyarakat Nadia Diposanjoyo mengatakan, pengalihan rute tersebut diberlakukan hingga situasi kondusif dan jalur Transjakarta sudah dapat dilewati.
”Pelayanan tetap dilakukan. Mengingat adanya beberapa lokasi yang tidak memungkinkan untuk dilewati, dilakukan pengalihan rute hingga situasi kembali kondusif dan rute akan kembali seperti semula,” kata Nadia dalam keterangan tertulis.
Nadia mengatakan, Transjakarta rute 1B Stasiun Palmerah-Tosari mengalami pengalihan rute via Jalan Asia Afrika. Untuk sementara bus tidak melewati bus stop (halte) Kemenpora hingga Halte Bendungan Hilir.
Selanjutnya, rute 1F Stasiun Palmerah-Tosari mengalami pengalihan rute via Jalan Asia Afrika. Untuk sementara bus tidak melewati bus stop Kemenpora hingga Halte Semanggi. Untuk rute S41 Pondok Cabe-Tanah Abang, sementara bus arah Tanah Abang tidak melewati Istora Senayan hingga JPO Blok G.
Di rute T11 Bundaran Senayan-Poris Plawad, untuk sementara bus dari arah Poris Plawad tidak melewati Halte Senayan JCC dan Halte Slipi Petamburan. Rute 5A Grogol-Kampung Melayu mengalami pengalihan rute terkait adanya massa di kawasan Monas. Untuk sementara bus tidak melewati bus stop Badan Pengawasan Tenaga Nuklir dan BPKP.
Koridor 9 Pinang Ranti-Pluit mengalami pengalihan rute terkait adanya massa di kawasan Gedung DPR/MPR. Untuk sementara bus tidak melewati Halte Senayan JCC dan Slipi Petamburan.
Nadia mengatakan, PT Transjakarta akan tetap memantau situasi sejumlah rute lalu lintas yang menjadi titik keramaian agar bus dan layanan tetap berjalan. Koridor 9 merupakan salah satu rute Transjakarta yang terdampak unjuk rasa mahasiswa.
Sebelumnya, Senin, pelayanan di rute Koridor 9 dialihkan pada pukul 16.00-23.30. Bus tidak melalui Halte Senayan JCC dan Slipi Petamburan. Jika aksi mahasiswa masih berlangsung hingga malam dan kondisi masih padat, bus akan melintasi tol dalam kota menuju Halte Slipi Kemanggisan.
Sementara itu, Marketing and Communication Department Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Regional Jabodetabek Jabar Irra Susiyanti mengatakan, sehubungan dengan adanya unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung MPR/DPR, saat ini ribuan mahasiswa sudah memblokade sebagian lajur tol di kedua arah, baik dari arah Tomang maupun dari arah Kuningan.
Untuk menjaga keamanan dan keselamatan pengguna jalan, menuju lokasi unjuk rasa dilakukan penutupan. Lalu lintas dari arah Jagorawi dan dari arah Jakarta-Cikampek menuju Semanggi, misalnya, dialihkan ke arah Jatinegara.
Lalu lintas dari arah Jatinegara menuju Semanggi dialihkan ke arah TMII. Adapun kendaraan yang sudah terjebak di dalam tol menuju lokasi unjuk rasa dari arah Cawang diputar balik di Semanggi (Km 8.100) dan dikeluarkan di pintu keluar terdekat.
Kendaraan yang terjebak di dalam tol menuju lokasi unjuk rasa dari arah Tomang juga diputar balik di Semanggi (Km 12.400) dan dikeluarkan di pintu keluar terdekat. ”Petugas Jasa Marga dan pihak kepolisian saat ini masih stand by di lapangan memantau situasi aksi demo. Jika dibutuhkan demi keselamatan pengguna jalan, atas diskresi kepolisian, kami akan menutup beberapa akses masuk yang menuju atau melintasi Gedung MPR/DPR,” kata Irra dalam keterangan tertulis.
”Kami imbau pengguna jalan tetap berhati-hati dan gunakan jalur alternatif lain. Untuk informasi tol dapat menghubungi call center 14080,” lanjutnya.
Sejumlah warga Jakarta berharap demonstrasi di sekitar Senayan berjalan damai tanpa ada kerusuhan. Mifta Hairul (35) menuturkan, ”Tak masalah demo, ini aspirasi kami juga sebagai warga Indonesia atas kebijakan pemerintah yang merugikan kita semua. Semoga demo damai dan tidak rusuh.”
Hal senada disampaikan Ridha Oktaviani (27). Ia berharap pemerintah mau mendengar suara rakyat dan jangan sampai keputusan dari kebijakan yang diambil merugikan rakyat Indonesia.
”Saya sebenarnya takut kalau demo-demo gini. Semoga lancar dan damai. Sebenarnya tak perlu ada demo. Jalan jadi padat dan transportasi jadi susah. Namun, pemerintah juga, kok, seperti tidak memikirkan rakyat atas pengesahan RUU, ya. Semoga Jakarta dan daerah lainnya tetap kondusif,” kata Ridha.