Sebanyak 733 Orang Ditangkap Terkait Insiden di Jayapura
Polisi menangkap 733 warga pascapenyerangan anggota polisi dan TNI Angkatan Darat di daerah Expo Waena, Kota Jayapura, Senin (23/9/2019). Dalam kejadian itu, seorang anggota TNI, Praka Zulkifli Al Karim, meninggal.
Oleh
fabio costa
·2 menit baca
AFP/FAISAL NARWAWAN
Polisi berjaga di pusat kota Jayapura, Papua, Senin (23/9/2019).
JAYAPURA, KOMPAS — Polisi menangkap 733 warga pascapenyerangan anggota polisi dan TNI Angkatan Darat di daerah Expo Waena, Kota Jayapura, Senin (23/9/2019). Dalam kejadian itu, seorang anggota TNI, Praka Zulkifli Al Karim, tewas dan enam anggota polisi luka berat. Tiga warga sipil juga tewas dalam kejadian ini.
”Mereka diperiksa terkait indikasi perusakan sejumlah fasilitas kendaraan bermotor milik aparat, penyerangan, dan provokasi,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal di Jayapura, Selasa (24/9/2019).
Menurut Ahmad, selain warga sekitar, 733 orang itu adalah mahasiswa dari sejumlah kampus di Indonesia yang pulang ke Jayapura. Pada Senin (23/9), mereka menggelar unjuk rasa dan hendak membuka posko di halaman kampus Universitas Cenderawasih di daerah Abepura.
Mereka diperiksa terkait indikasi perusakan sejumlah fasilitas kendaraan bermotor milik aparat, penyerangan, dan provokasi.
Akan tetapi, Polda Papua dan Rektorat Universitas Cenderawasih tidak memberi izin bagi mahasiswa membuka posko. Pihak TNI dan Polri lantas memulangkan mereka ke daerah Expo Waena, sekitar pukul 11.00 WIT.
KOMPAS/FABIO M LOPES COSTA
Anggota Brimob Nusantara yang mengamankan aksi unjuk rasa ratusan mahasiswa di Universitas Cenderawasih Jayapura, Senin (23/9/2019).
Setelah tiba di Expo Waena, tiba-tiba keadaan berubah rusuh. Ratusan mahasiswa itu diduga memprovokasi warga setempat untuk menyerang aparat keamanan. Almarhum Prajuit Kepala Zulkifli, anggota Satuan Raider 751/Sentani, yang sedang beristirahat dibacok kepalanya menggunakan senjata tajam. Sempat mendapat perawatan, Zulkifli meninggal di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.
”Saat ini, warga dan mahasiswa diperiksa di Markas Brimob Polda Papua. Tujuannya untuk menentukan siapa yang terlibat memicu penyerangan,” kata Ahmad.
Selain itu, Ahmad mengakui, ada tiga jenazah warga sipil pasca-insiden itu. Namun, identitas ketiga korban belum diketahui hingga kini. ”Kami meminta kerabat tiga korban ini segera melapor ke Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura,” ujarnya.
Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano mengatakan, warga kini telah beraktivitas seperti biasanya. Aktivitas pendidikan dan pelayanan publik lainnya pun berjalan normal. ”Kami mengimbau warga tidak terpengaruh provokasi,” kata Benhur.