Para siswa Pendidikan Pertama Perwira Karier Tentara Nasional Indonesia mengikuti pendidikan pengabdian masyarakat. Salah satunya adalah menapak tilas rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Oleh
P Tri Agung Kristanto
·3 menit baca
WONOSARI, KOMPAS - Para siswa Pendidikan Pertama Perwira Karier Tentara Nasional Indonesia mengikuti pendidikan pengabdian masyarakat di Semanu, Wonosari, Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Mereka menapak tilas rute perang gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman untuk menimba dan memperkuat semangat perjuangan dan pengabdian.
Para siswa itu merupakan tenaga kesehatan baru TNI yang berjumlah 185 orang. Mereka merupakan lulusan berbagai perguruan tinggi prodi kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat kesehatan, kesehatan lingkungan, radiolog) yang menempuh pendidikan pertama perwira selama tujuh bulan.
Mereka menapak tilas rute gerilya Panglima Besar Jenderal Sudirman pada 16-19 September 2019 sejauh 62,6 kilometer. Mereka menutup kegiatan itu dengan bakti sosial layanan kesehatan yang dihadiri 300 warga Semanu dan sekitarnya.
"Pengabdian kepada bangsa dan negara adalah motivasi pertama mereka. Dengan dasar pengabdian inilah mereka ingin membangun negara dan bangsa secara nyata. Para peserta menyadari, pengabdian akhirnya menjadi landasan cinta yang kuat kepada negara, bangsa dan institusi TNI," kata Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia (Kodiklat TNI) Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono di Wonosari, dalam siaran pers, Minggu (22/9/2019).
Dalam kegiatan itu hadir pula Komandan Pusat Pendidikan Utama Kodiklat TNI Brigadir Jenderak Herianto Syahputra dan Alumnus Lembaga Ketahanan Nasional PPSA XXI AM Putut Prabantoro.
Menurut Benny, pengabdian itu persis sama dengan spirit Panglima Besar Jenderal Sudirman. Jenderal Sudirman mengabdikan diri secara total kepada bangsa dan negara.
"Hal itu ditunjukkan saat Jenderal Sudirman memimpin perang meski kondisi fisiknya tidak mendukung karena sakit. Tanpa pengabdian, cinta kepada tanah air dan bangsa, hal itu tidak pernah akan terwujud,” ujarnya.
Pengabdian itu persis sama dengan spirit Panglima Besar Jenderal Sudirman. Jenderal Sudirman mengabdikan diri secara total kepada bangsa dan negara.
Mantan Pangdam VI/Mulawarman itu menjelaskan lebih lanjut, setelah pengabdian, motivasi lain mereka masuk menjadi TNI salah satunya adalah pengembangan karir. Mereka berharap dapat meneruskan pendidikan spesialis dan mewujudkan cita-cita sebagai tentara.
Sementara itu, Herianto Syahputra mengemukakan, bakti sosial kesehatan merupakan acara penutup rangkaian program pengabdian. Sebelumnya mereka mengawali program itu dengan menapak tilas rute Panglima Besar Jenderal Sudirman.
Napak tilas tersebut merupakan tradisi TNI ketika mengadakan pendidikan. Selain mengambil spirit tak pernah surut dari perjuangan Jenderal Sudirman, napak tilas ini juga untuk membangkitkan nilai cinta tanah air dan cinta akan bangsa Indonesia.
"Kami ingin menanamkan arti nilai sejarah dari para pahlawan dan pendiri negara. Hal itu sekaligus pewarisan nilai-nilai perjuangan gerilya Jenderal Sudirman kepada generasi baru di TNI,” ujar Herianto.
Kami ingin menanamkan arti nilai sejarah dari para pahlawan dan pendiri negara. Hal itu sekaligus pewarisan nilai-nilai perjuangan gerilya Jenderal Sudirman kepada generasi baru di TNI.
Selain napak tilas dan bakti sosial, para siswa juga memberikan penyuluhan bahaya narkoba, ceramah kesehatan gigi untuk SD dan TK, serta pembagian sembako. Karya bakti yang dilaksanakan adalah merenovasi rumah masyarakat tidak mampu, serta pembersihan dan pengecatan fasilitas ibadah.