Tahun ini, Piala Citra mengusung tema #FilmBagusCitraIndonesia yang ditandai dengan tiga kriteria utama, yaitu kekuatan gagasan atau tema, kualitas estetika, dan profesionalisme.
Oleh
Aloysius Budi Kurniawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bertepatan dengan perhelatan Festival Film Indonesia Ke-39 tahun ini, Komite Festival Film Indonesia berupaya keras untuk mendekatkan film-film Indonesia ke publik. Langkah ini direalisasikan tak cukup dengan acara-acara seremonial, tetapi juga dengan turun ke lapangan.
Untuk lebih mendekatkan diri ke masyarakat, sejumlah program diselenggarakan, di antaranya pemutaran film di beberapa titik stasiun MRT.
”Kami memanfaatkan MRT untuk membuat kegiatan FFI Sepanjang MRT. Ada titik-titik tempat pemutaran film di stasiun-stasiun MRT agar masyarakat kita semakin dekat dengan film-film Indonesia,” kata Ketua Komite FFI 2018-2020 Lukman Sardi, Senin (23/9/2019), di sela-sela peluncuran dan konferensi pers FFI 2019 di Gedung The Tribrata, Jakarta.
Kami memanfaatkan MRT untuk membuat kegiatan FFI Sepanjang MRT. Ada titik-titik tempat pemutaran film di Stasiun-stasiun MRT agar masyarakat kita semakin dekat dengan film-film Indonesia. (Lukman Sardi)
Komite FFI juga memilih beberapa Duta Piala Citra 2019 sebagai upaya ”jemput bola” kepada publik dan semakin mengenalkan Piala Citra di masyarakat. Beberapa publik figur yang dipercaya sebagai duta, yaitu Laura Basuki, Tara Basro, Chicco Jerikho, dan Gading Marten.
”Seiring dengan perkembangan era digital, terjadi perkembangan luar biasa tentang pemahaman orang terhadap film. Anak-anak muda kita sekarang mempunyai potensi-potensi kreatif yang bisa menghasilkan karya-karya luar biasa. Di malam puncak anugerah Piala Citra, kami akan memberikan mereka penghargaan dalam berbagai kategori film, mulai dari film pendek, dokumenter, animasi, dan sebagainya,” ucapnya.
Piala Citra
Tahun ini Komite FFI kembali meluncurkan Piala Citra 2019, sebuah ajang untuk mencari, memilih, dan mempromosikan film-film terbaik sepanjang 2018-2019. Tahun ini, Piala Citra mengusung tema #FilmBagusCitraIndonesia yang ditandai dengan tiga kriteria utama, yaitu kekuatan gagasan atau tema, kualitas estetika, dan profesionalisme.
Untuk menjaring film-film pilihan, Komite FFI membentuk tim seleksi atau kurator yang berasal dari berbagai latar belakang profesi, mulai dari akademisi, jurnalis, dan pekerja film. Tim ini bertugas menyeleksi semua film yang lulus sensor dan ditayangkan di bioskop-bioskop Indonesia.
Ada 30-50 film yang dipilih kemudian dinilai oleh asosiasi profesi menjadi beberapa nomine dalam beberapa kategori. Berikutnya, pemilihan pemenang dilakukan dengan sistem voting oleh anggota FFI.
Ada 30-50 film yang dipilih kemudian dinilai oleh asosiasi profesi menjadi beberapa nomine dalam beberapa kategori.
”Bersama Badan Perfilman Indonesia (BPI) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Komite FFI melakukan evaluasi untuk mencari tahu apa yang harus diperbaiki (dalam FFI) tahun ini. Terutama yang penting adalah penilaian, supaya kita dapat menghasilkan film yang lebih baik lagi,” kata Lukman.
Film-film yang berhak mengikuti seleksi Piala Citra adalah film-film yang sudah ditonton di bioskop periode 1 Oktober 2018-30 September 2019. Malam pengumuman nomine dan ekshibisi Piala Citra 2019 akan berlangsung November 2019 dilanjutkan dengan pemutaran film unggulan Piala Citra 2019 dan temu sapa di beberapa kota yang memiliki bioskop dan sekolah seni. Selama Desember menuju malam penghargaan Piala Citra 2019 akan diselenggarakan pemutaran film di sejumlah titik stasiun MRT.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menambahkan, film-film Indonesia memiliki tanggung jawab penting untuk menjaga dan menampilkan kekayaan kita yang paling berharga, yaitu keberagaman. ”Perlu diingatkan terus-menerus bahwa kita beragam, kita unik, kita luar biasa, inilah bangsa Indonesia. Untuk bisa tetap berkarya dengan bagus, kita mesti tetap memelihara kebebasan. Ini adalah komitmen kita,” ujarnya.