Aparat Tangkap Sejumlah Demonstran di Beberapa Kota di Mesir
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
REUTERS/MOHAMED ABD EL GHANY
Sekelompok kecil pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota Kairo, Mesir, Sabtu (21/9/2019), dengan meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah.
KAIRO, MINGGU -- Aparat Mesir menangkap sedikitnya 74 orang menyusul unjuk rasa selama dua hari di beberapa kota. Di masa pemerintahan Abdel Fattah el-Sisi, unjuk rasa sangat jarang terjadi di Mesir.
Unjuk rasa pertama kali meletus pada Jumat (20/9/2019). Pada Sabtu malam atau Minggu dini hari WIB, unjuk rasa masih berlanjut di beberapa kota di Mesir. ”Sekitar 200 orang (berunjuk rasa). Mereka (aparat) menembakkan gas air mata, peluru karet, dan peluru tajam. Ada korban luka,” kata seorang pengunjuk rasa di Suez.
Pekatnya asap gas air mata dirasakan warga di lokasi unjuk rasa. ”Hidung saya panas sekali, aromanya tercium sampai ke balkon. Saya melihat beberapa pemuda berlarian dan bersembunyi,” kata seorang warga.
Selain mengerahkan anggota di Suez, aparat Mesir juga bersiap siaga di Kairo, terutama di Lapangan Tahrir yang menjadi pusat unjuk rasa pada 2011 dan berujung pada penggulingan Hosni Mubarak, presiden Mesir selama 30 tahun.
Unjuk rasa tahun 2011 meminta Mubarak turun. Sementara unjuk rasa akhir pekan lalu meminta Sisi turun. Demonstrasi yang jarang terjadi itu dipicu ajakan konglomerat Mesir yang kabur ke luar negeri, Mohamed Aly.
PHOTOS BY - / AFP
Gabungan foto yang dibuat, Minggu (22/9/2019), memperlihatkan bentrokan antara pasukan keamanan Mesir dan para pengunjuk rasa di Alun-Alun al-Arbaeen di pusat kota pelabuhan, Suez, Mesir, Sabtu (21/9/2019) malam.
Melalui media sosial, Aly mengajak orang Mesir menuntut Sisi mundur. Dalam video yang beredar, ia mengajak orang Mesir bergabung dalam unjuk rasa yang disebutnya ”Barisan Sejuta Orang”, dan memadati lapangan-lapangan utama pada Jumat pekan ini.
”Saya juga terkejut dengan banyaknya orang di jalan. Mereka anak-anak revolusi. Kita harus bersatu,” ujar kontraktor yang pernah menggarap proyek-proyek pemerintah itu merujuk pada unjuk rasa, Jumat malam.
Di media sosial, video unjuk rasa di Kairo, Suez, Alexandria, Mansoura, Al-Mahalla, dan Damietta beredar dan dibagikan ulang ribuan kali. Unjuk rasa di Kairo terjadi selepas laga sepak bola antara Zamalek dan Al-Ahly pada Jumat malam.
Tanggapan
Sejak awal September, Aly telah menyiarkan video yang menyebut Sisi dan militer Mesir terlibat korupsi massal. Dalam berbagai kegiatan, Sisi membantah hal itu.
Dalam pertemuan dengan perwakilan pemuda pada akhir pekan lalu, Sisi juga membantah tuduhan itu. Ia menyatakan diri sebagai orang jujur dan dapat dipercaya. Ia juga mengingatkan bahaya unjuk rasa.
AFP PHOTO / KHALED DESOUKI
Dokumentasi foto bertanggal 11 Desember 2017 ini memperlihatkan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi berpidato dalam konferensi pers di kantor kepresidenan di Kairo, Mesir. Sisi membantah tuduhan korupsi yang disuarakan pengunjuk rasa di beberapa kota di Mesir, Sabtu (21/9/2019).
Kantor Akreditasi Media Asing juga meminta jurnalis asing tidak memperburuk keadaan lewat berita. Tidak ada pernyataan langsung terkait unjuk rasa. Hal yang jelas, pernyataan itu dikeluarkan selepas unjuk rasa yang berlangsung sampai Sabtu malam.
Selain soal korupsi, isu lain yang kerap dipersoalkan warga Mesir adalah kenaikan harga aneka kebutuhan hidup. Situasi ini menyusul pengetatan anggaran yang disyaratkan Dana Moneter Internasional (IMF) pada 2016 kala Mesir mendapat pinjaman 12 miliar dollar AS.
Hampir sepertiga penduduk Mesir hidup di bawah garis kemiskinan dengan penghasilan kurang dari 1,4 dollar AS per hari. (AFP/REUTERS)