Langkah Penanganan bagi Penyintas Asap di Jambi Belum Ideal
Langkah penanganan bagi penyintas asap di Jambi belum ideal. Beberapa hal yang harus diperbaiki seperti penyediaan rumah aman hingga jaminan keamanan aktivitas penyintas.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·3 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Langkah penanganan bagi penyintas asap di Jambi belum ideal. Beberapa hal yang harus diperbaiki seperti penyediaan rumah aman hingga jaminan keamanan aktivitas penyintas.
Pemerintah telah mengalokasikan sejumlah tempat sebagai rumah singgah yang digadang-gadang aman dari asap, tetapi kondisinya masih jauh dari layak. Di Jambi, dua rumah aman (safe house) disiapkan Kementerian Sosial bagi penyintas asap. Letak rumah itu ada di Balai Rehabilitasi Sosial Anak Memerlukan Perlindungan Khusus Alyatama serta Dinas Sosial, Kependudukan, dan Catatan Sipil.
Akan tetapi, kondisinya masih jauh dari memadai. Di Alyatama, pengelola menyediakan aula gedung sebagai tempat singgah bagi para penyintas asap. Kondisi gedung tidak kedap udara. Banyak lubang angin dan lubang pada kaca jendela sehingga asap tetap saja leluasa masuk. Aula juga belum dilengkapi pendingin ruangan. Ruangan masih kosong, belum tersedia tempat-tempat tidur bagi para penyintas.
Menurut Imron Rosadi, Kepala Balai Rehabilitasi Sosial Anak Alyatama Jambi, kelengkapan personel untuk membantu para penyintas telah memadai. ”Namun, harus diakui kesiapan fisik sebagai rumah singgah yang aman asap masih sangat kurang,” katanya, Sabtu (21/9/2019).
Pihaknya telah menerima instruksi sejak Rabu (18/9/2019) dari Kementerian Sosial untuk menyiapkan lokasi rumah aman bagi penyintas asap. Namun, belum ada petunjuk teknis mengenai standar kelengkapan yang harus dipenuhi. Akibatnya, hingga Sabtu, tempat itu masih belum memadai bagi para penyintas asap.
Direktur Beranda Perempuan Zubaidah mengatakan, rumah-rumah aman dari asap dibutuhkan untuk menampung para penyintas asap. Harapannya, rumah-rumah aman itu dapat dibuat di desa-desa yang dekat dengan lokasi kebakaran.
Harapannya, rumah aman dapat dibuat di desa-desa yang dekat lokasi kebakaran
Selain persoalan rumah aman, kebijakan meliburkan siswa juga tak dilaksanakan menyeluruh. Sejumlah siswa masih tetap masuk sekolah. Padahal, Pemerintah Provinsi Jambi telah mengeluarkan instruksi meliburkan seluruh siswa se-Provinsi Jambi sejak Jumat lalu. Hal itu terungkap saat Gubernur Jambi Fachrori Umar meninjau lokasi kebakaran di wilayah Kumpeh dan Kumpeh Ilir, Kabupaten Muaro Jambi.
Fachrori mendapati siswa-siswa SDN 44/IX Bangso, Teluk Raya, berjalan kaki sepulang sekolah tanpa menggunakan masker. Ia turun dari mobil lalu membagikan masker bagi anak-anak itu.
Menurut Fachrori, pemerintah daerah setempat menyampaikan pengumuman libur kepada semua sekolah di wilayahnya. Siswa yang masih bersekolah dalam kondisi kabut asap tebal kesehatannya bakal berisiko.
Dalam kunjungan kerjanya, Fachrori menyaksikan kebakaran luas di sejumlah konsesi, yakni kebun sawit PT Bara Eka Prima dan PT Pesona Belantara Persada. Ia meminta perusahaan cepat memadamkan api.
Berdasarkan pantauan Sensor Modis dan Suomi dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen, terdeteksi 203 titik panas. Sebaran terbanyak di Kabupaten Muaro Jambi sebanyak 177 titik dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (22 titik). Selebihnya di Kabupaten Sarolangun (3 titik) dan Kabupaten Tebo (1 titik). Sepanjang Sabtu pagi hingga siang, data partikulat matter 2,5 menunjukkan kategori berbahaya.