Tiap Hari, Dua Tewas akibat Kecelakaan di Surabaya
Pengendara kendaraan bermotor di Surabaya yang meninggal dalam dua tahun terakhir terus bertambah. Dalam sehari, setidaknya dua orang tewas di jalan raya akibat kecelakaan.
Oleh
IQBAL BASYARI/AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pengendara kendaraan bermotor di Surabaya yang meninggal dalam dua tahun terakhir terus bertambah. Dalam sehari, setidaknya dua orang tewas di jalan raya akibat kecelakaan. Keselamatan berlalu lintas harus diutamakan agar tidak ada lagi nyawa melayang di jalan raya.
Data dari Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya menunjukkan tren korban tewas akibat kecelakaan di jalan raya terus meningkat dalam dua tahun terakhir. Pada 2018, sebanyak 181 orang tewas akibat kecelakaan, meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 176 orang.
Adapun selama delapan bulan pertama 2019, korban tewas sudah mencapai 100 orang. Artinya, dalam sehari, rata-rata dua pengendara tewas akibat kecelakaan di jalan raya. Sebagian besar korban meninggal adalah masyarakat usia 16 tahun hingga 30 tahun atau dalam masa produktif.
Dampak kecelakaan sangat besar, selain bisa mengakibatkan cacat tubuh, mereka juga bisa kehilangan pekerjaan. Keluarga yang ditinggal akibat tewas karena kecelakaan juga bisa miskin karena salah satu sumber pendapatan keluarga meninggal.
Kepala Unit Lalu Lintas Satuan Lalu Lintas Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Mochammad Faqih, Selasa (17/9/2019), di Surabaya, mengatakan, pihaknya terus mengampanyekan gerakan tertib berlalu lintas. Sebab, sebagian besar kecelakaan yang menimpa pengendara kendaraan bermotor berawal dari pelanggaran lalu lintas.
”Tertib berlalu lintas harus menjadi pemikiran bagi seluruh pengendara kendaraan bermotor agar bisa menekan angka kecelakaan lalu lintas. Operasi lalu lintas terus digelar, terakhir adalah Operasi Patuh Semeru 2019,” ujarnya.
Dalam operasi yang digelar selama dua pekan sejak Kamis (29/8/2019) itu, pihaknya menindak 42.898 pelanggar lalu lintas. Jumlah pelanggar tersebut meningkat 79,93 persen dibandingkan dengan operasi serupa tahun lalu yang mampu menindak 24.227 orang. ”Dalam sehari, rata-rata ada 3.000 pelanggar lalu lintas,” ucap Faqih.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya Irvan Wahyudrajad menambahkan, jika setiap pengendara mengimplementasikan perilaku tertib berlalu lintas, tidak hanya angka kecelakaan yang bisa ditekan, tetapi juga bisa membuat pengendara kendaraan bermotor lebih nyaman, tertib, dan lancar selama berkendara.
Pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada pengendara kendaraan bermotor untuk menjaga perilaku selama berkendara di jalan raya. Jalan-jalan di Surabaya yang cukup lebar karena bisa dilalui hingga empat lajur mobil diharapkan membuat pengendara tetap menjaga kecepatan dan tidak terpacu untuk berkendara dengan kecepatan tinggi.
Kecepatan tinggi
Perilaku berkendara di kecepatan tinggi, berhenti di sembarang ruas jalan, melanggar rambu lalu lintas dan marka jalan, serta berkendara di jalur pejalan kaki bisa memicu kecelakaan. Pelanggaran lalu lintas itu sebagian besar merupakan awal dari kejadian kecelakaan. Pihaknya terus melakukan sosialisasi tertib berkendara, terutama di sekolah-sekolah, agar tidak ada lagi pelajar yang tewas akibat kecelakaan.
”Dampak kecelakaan sangat besar, selain bisa mengakibatkan cacat tubuh, mereka juga bisa kehilangan pekerjaan. Keluarga yang ditinggal akibat tewas karena kecelakaan juga bisa miskin karena salah satu sumber pendapatan keluarga meninggal,” tutur Irvan.
Berdasarkan pengamatan Kompas, hingga kini masih ada saja warga yang berkendara dengan melawan arah. Pengendara yang melawan arah rata-rata beralasan untuk mempersingkat waktu tempuh karena, jika mengikuti jalur, jarak tempuh kian panjang.
Melawan arah saat berkendara tidak hanya dilakukan pada siang hari, tetapi juga malam. Bahkan, ada pengendara yang melawan arah dan tidak menyalakan lampu sehingga rawan menyebabkan kecelakaan.
”Di beberapa titik memang sudah ditempatkan beberapa petugas Linmas atau Satpol PP untuk menertibkan pengendara yang parkir sembarangan dan melawan arus,” kata Irvan.