Penderita infeksi saluran pernapasan akut di Riau mencapai 304.994 orang pada Januari hingga 17 September 2019. Pada September penderitanya tercatat 24.589 orang.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS — Penderita infeksi saluran pernapasan akut di Riau mencapai 304.994 orang pada Januari hingga 17 September 2019. Pada September penderitanya tercatat 24.589 orang.
”Pada minggu pertama September, jumlah penderita ISPA di Riau masih 4.306 orang. Namun, hanya dalam waktu 10 hari, jumlahnya meningkat sekitar 20.000 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nasir yang dihubungi di Pekanbaru, Rabu (18/9/2019).
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, di Kota Pekanbaru sepanjang Rabu siang, parameter molekul partikulat (PM 10) berada di atas 300 mikrogram per meter kubik. Angka ini menunjukkan kualitas udara sudah berbahaya bagi kesehatan manusia.
Mimi mengatakan, tidak tertutup kemungkinan jumlah penderita ISPA akan bertambah. Sebab, dalam sebulan terakhir, kondisi udara di sebagian wilayah Riau terus memburuk akibat asap kebakaran lahan dan hutan.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad, Pekanbaru, Nuzelly belum dapat mengungkapkan data peningkatan jumlah pasien rumah sakit, apakah terkait pencemaran udara atau tidak. Secara umum, jumlah kunjungan ke rumah sakit rujukan utama di Riau masih relatif sama seperti hari biasa.
RSUD Arifin Achmad, kata Nuzelly, merupakan rumah sakit rujukan. Biasanya pasien yang memerlukan penanganan khusus baru dirujuk ke rumah sakit itu. Untuk penyakit ISPA dengan kategori lebih ringan, biasanya sudah selesai ditangani di puskesmas atau rumah sakit di kabupaten.
”Belum ada perubahan signifikan dalam kunjungan pasien. Namun, ada peristiwa khusus terkait ISPA pada Selasa malam. Ada satu keluarga berjumlah enam orang datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas. Setelah ditangani tim medis dengan memberikan oksigen di ruang gawat darurat, semuanya merasa lebih baik,” kata Nuzelly.
Menurut Nuzelly, dalam kondisi pencemaran udara kategori sangat tidak sehat sampai berbahaya, dibutuhkan kesadaran dan kemauan warga menjaga kesehatannya sendiri terlebih dahulu. Sudah semestinya setiap warga yang terpapar asap menggunakan masker apabila beraktivitas di luar ruangan. Selain itu, mereka juga harus banyak mengonsumsi air dan menjaga perilaku bersih hidup sehat.
Khusus kelompok rentan, seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang tua yang memiliki penyakit penyerta, harus lebih intensif melakukan penjagaan terhadap paparan asap.
”Khusus kelompok rentan, seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang tua yang memiliki penyakit penyerta, harus lebih intensif melakukan penjagaan terhadap paparan asap,” ujar Nuzelly.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Pekanbaru Marzuki mengungkapkan, pada Rabu pagi, satelit pengindera cuaca memperlihatkan 1.313 titik panas di seluruh Pulau Sumatera. Jambi menyumbang titik panas dengan 484 titik, disusul Sumatera Selatan 424 dan Riau 334.
Akan tetapi, pada Selasa petang, hanya 388 titik panas yang terpantau di Pulau Sumatera. Sebanyak 145 titik panas di Sumatera Selatan, Jambi 120, dan Riau 74.
”Sampai hari ini potensi awan hujan belum ada. Kekeringan masih melanda sebagian besar wilayah Riau,” kata Marzuki.