Korea Utara hanya akan bersedia memulai kembali negosiasi denuklirisasi dengan Amerika Serikat jika Washington juga mau memberikan jaminan keamanan kepada Pyongyang.
PYONGYANG, SENIN— Korea Utara, Senin (16/9/2019), mengajukan tuntutan kepada Amerika Serikat untuk memberikan jaminan keamanan sebagai syarat awal agar negosiasi denuklirisasi dapat dilanjutkan lagi. Hal ini mempertipis harapan pada adanya kemajuan dalam dialog pada level teknis yang dijadwalkan berlangsung pada beberapa pekan ke depan.
Seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri Korut menegaskan, ”pembicaraan denuklirisasi mungkin dilakukan jika ancaman dan hambatan yang membahayakan sistem keamanan kami dan mengganggu pembangunan ditiadakan”.
Korut selalu bersikeras bahwa jaminan keamanan diperlukan sebagai bagian dari kesepakatan apa pun. Namun, mereka secara umum belum pernah mengajukan tuntutan soal jaminan itu sebagai syarat awal untuk negosiasi.
Negosiasi antara Washington dan Pyongyang macet sejak pertemuan puncak Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di Vietnam pada Februari 2019 berakhir tanpa kesepakatan. Saat bertemu di zona demiliterisasi Korea, Juni 2019, kedua pemimpin sepakat memulai kembali dialog lebih konkret.
Pekan lalu, Pyongyang menawarkan jadwal negosiasi pada akhir September ini. Saat itu, AS menyebut penawaran tersebut ”meyakinkan”. Namun, beberapa jam kemudian, Korut menggelar serangkaian uji coba senjata.
Seperti dikutip kantor berita Korut, KCNA, seorang direktur jenderal departemen urusan AS yang tidak disebutkan namanya menyatakan, perundingan pada level teknis diharapkan berlangsung ”dalam beberapa pekan ke depan”. Kini, lanjut pejabat Korut itu, bergantung pada apakah Washington memanfaatkan kesempatan tersebut atau menjadikannya sebagai ”upaya mempercepat krisis”.
”Proposal yang diajukan AS dalam negosiasi dapat memperbaiki hubungan kedua negara sekaligus juga bisa membuat permusuhan keduanya kiat runcing,” kata pejabat itu.
Pyongyang sebelumnya juga pernah mengancam menarik diri dari perundingan dengan Washington. Bagi AS, meski ketegangan di antara kedua negara meningkat, Trump selalu menyatakan bahwa hubungannya dengan Kim tetap baik-baik saja. Keduanya tetap berkirim surat saat negosiasi terhenti.
Koran Korea Selatan, JoongAng Ilbo, menulis bahwa dalam surat yang dikirim pada bulan lalu, Kim mengundang Trump mengunjungi Pyongyang. Undangan ini pernah disampaikan Kim ketika bertemu Trump di zona demiliterisasi.
Upaya Korsel
Dalam pertemuan dengan para pejabat lainnya, Senin kemarin, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang memediasi pertemuan Kim dan Trump pertama kali pada Juni 2018, mengatakan bahwa negosiasi antara Washington dan Pyongyang akan dilanjutkan ”segera”. Ia tak menyebutkan detail kapan dan di mana negosiasi digelar.
Korut telah memutus hampir semua aktivitas diplomatik dengan Korea Selatan di tengah kebuntuan negosiasi nuklir. Mereka juga meminta Seoul memutus hubungannya dengan Washington dan memulai kembali proyek ekonomi antar- Korea yang terhambat oleh sanksi AS kepada Korea Utara.
”Kami akan melakukan peran apa pun dan mengerjakan apa pun untuk membuat Semenanjung Korea stabil dan damai,” kata Moon.