Barcelona akan menghadapi tantangan besar di Stadion Signal Iduna Park, markas Borussia Dortmund. Di stadion tersebut, suporter tuan rumah mampu menciptakan atmosfer yang bisa membuat lawan gentar.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
DORTMUND, SENIN — Setelah dua dekade tidak bersua, Borussia Dortmund dan Barcelona akhirnya dipertemukan dalam laga perdana Grup F Liga Champions di Stadion Signal Iduna Park, Rabu (18/9/2019) pukul 02.00 WIB. Barcelona yang datang sebagai tamu akan menengok seorang kawan lama yang bisa menjadi ancaman besar.
Paco Alcacer, sang kawan lama tersebut, merupakan salah satu dari sekian banyak pemain yang pernah mencoba bersinar di Barcelona. Ia mendapatkan kesempatan itu pada 2016-2018 setelah pelatih Barcelona pada waktu itu, Luis Enrique, melihat potensi Alcacer sebagai seorang striker tajam dan memboyongnya dari Valencia.
Namun, Alcacer akhirnya kesulitan dan tenggelam di bawah bayang-bayang trio Lionel Messi, Luis Suarez, dan Neymar Junior (pada waktu itu belum pindah ke Paris Saint-Germain). Ia tidak pernah punya banyak kesempatan untuk tampil di lini depan ”Blaugrana” dan lebih banyak duduk di bangku cadangan.
Situasi tidak berubah meski Neymar hengkang ke PSG dan Barcelona dilatih Ernesto Valverde pada pertengahan 2017. Akhirnya, Alcacer mendapat titik terang ketika dipinjamkan ke Borussia pada musim panas 2018. Sejak saat itu, Alcacer mulai menemukan kedamaian.
Nalurinya dalam mencetak gol mulai hidup dan hingga kini menjadi predator yang dibutuhkan Borussia dalam setiap laga. Koleksi golnya pun meningkat tajam. Ketika masih membela Barcelona pada musim 2017-2018, ia hanya tampil dalam 17 laga di La Liga dan mencetak empat gol. Begitu menjalani musim pertama di Borussia, Alcacer tampil dalam 26 laga Bundesliga dan mengemas 18 gol.
Borussia tidak ragu lagi untuk menggunakan opsi yang dimilikinya, yaitu membeli Alcacer sebagai pemain tetap. Pada musim ini, Alcacer sudah mencetak lima gol dalam empat laga Bundesliga. Gol terakhirnya terjadi saat Borussia melibas Bayer Leverkusen, 4-0, pada akhir pekan lalu. ”Bisa selalu dimainkan menjadi sebuah pembebasan, mendapatkan jam terbang di lapangan dan menikmati pekerjaan saya,” ujar Alcacer memaknai kehidupannya saat ini.
Oleh karena itu, pertemuan kontra Barcelona menjadi laga yang sangat ia nantikan. Tidak hanya sekadar berburu poin di grup, laga ini menjadi pembuktian dirinya di depan kawan-kawan lamanya dan juga Valverde. ”Ini akan menjadi laga yang sangat spesial. Sungguh sebuah kegembiraan bisa bermain melawan bekas klub dan ini membuat saya ingin tampil sebaik mungkin,” katanya.
Tidak bisa dimungkiri Alcacer menyimpan sedikit ”dendam” akibat perlakuan Barcelona ketika ia membelanya selama dua musim. Bahkan, dalam sebuah wawancara dengan SER Catalunya, Alcacer mengungkapkan ada beberapa orang di Barcelona yang memperlakukannya dengan buruk. Tentu ”dendam” ini akan menjadi sumber motivasi terbesar dalam laga nanti.
Namun, ia juga mengakui jika Barcelona telah memberi banyak pelajaran berharga yang ia nikmati saat ini. Oleh karena itu, ia belum memutuskan untuk melakukan selebrasi atau tidak apabila bisa membobol gawang Barcelona. Semua itu demi sebuah rasa hormat.
Mencatat sejarah
Barcelona perlu waspada karena tidak hanya menghadapi Alcacer, tetapi juga penyerang-penyerang tajam lain di Borussia, seperti Marco Reus dan Jadon Sancho. Nama terakhir baru saja meraih momentumnya ketika mencetak dua gol untuk tim nasional Inggris ketika mengalahkan Kosovo, 5-3, dalam laga kualifikasi Piala Eropa 2020.
Intimidasi para penyerang Borussia ini akan semakin menambah tantangan Barcelona untuk bisa mencatat sejarah menang di Signal Iduna Park. Kedua tim terakhir kali bertemu pada 1997 ketika bertarung untuk memperebutkan trofi Piala Super UEFA. Barcelona mampu menang 2-0 di Camp Nou pada laga pertama, tetapi mereka kemudian ditahan imbang 1-1 pada laga kedua di Signal Iduna Park. Meski tidak mampu menang di kandang Borussia, Barcelona merebut trofi tersebut.
Dalam tulisannya yang dimuat di laman Barcelona, eks pemain Barcelona dan Borussia, Marc Bartra, mengatakan bahwa Signal Iduna Park merupakan stadion yang memiliki sihir untuk melemahkan setiap tim yang bertandang. ”Atmosfer stadion membawa kekuatan kekuatan yang luar biasa, seolah-olah lapangan bergoyang dan menguatkan tim untuk menjalani laga. Ini yang akan dihadapi Barcelona,” tulisnya.
Bartra yang kini bermain untuk Real Betis berharap Barcelona bisa mengatasi semua tantangan itu dengan talenta yang dimiliki para pemain mereka. Masalahnya, meski Messi sudah masuk dalam skuad pada laga nanti, bintang asal Argentina tersebut baru saja pulih dari cedera dan belum bermain sejak awal musim.
Barcelona juga kehilangan Ousmane Dembele, eks pemain Borussia yang juga masih cedera. Namun, Valverde masih punya opsi untuk memainkan talenta-talenta muda jebolan La Masia, seperti Ansu Fati atau Carles Perez. Fati baru saja tampil menonjol saat Barcelona mengalahkan Valencia, 5-2, di Camp Nou.
Itulah masalah lainnya. Barcelona pada musim ini masih berstatus jago kandang. Belum lagi striker yang menjadi tumpuan tim, Luis Suarez, masih berusaha melepaskan diri dari kutukan laga tandang di Liga Champions. Suarez terakhir kali mencetak gol pada laga tandang Liga Champions adalah di Stadion Olimpico saat melawan AS Roma, April 2015. Siapa tahu, kutukan itu bisa berakhir di Signal Iduna Park. (AFP/REUTERS)