Ansu Fati, penyerang berusia 16 tahun lulusan akademi La Masia, mencuri panggung saat Barcelona menundukan valencia 5-2 pada laga Liga Spanyol. Fati diharapkan tetap rendah hati untuk terus berkembang menjadi bintang.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
BARCELONA, SABTU — Kisah kehebatan La Masia, akademi milik Barcelona, sudah nyaris menjadi sebuah dongeng selama tujuh tahun terakhir. Sejak akhir 2012, Barcelona perlahan tidak lagi menjadi panggung bagi para pemain baru dari akademi tersebut. Namun, semua itu berubah ketika seorang pemain berusia 16 tahun kelahiran Guinea-Bissau, Ansu Fati, membuat penonton di Stadion Camp Nou tercengang, Minggu (15/9/2019) dini hari WIB.
Fati malam itu dipercaya Pelatih Barcelona Ernesto Valverde menjadi pemain mula melawan Valencia. Ia bermain sebagai penyerang sayap kiri, posisi yang dulu ditempati Neymar Junior. Pada dua laga terakhir melawan Real Betis dan Osasuna, Fati sudah tampil, tetapi sebagai pemain pengganti.
Mendapat kepercayaan itu, Fati tidak berlama-lama menunjukkan ketajaman nalurinya di depan gawang. Ketika laga baru berjalan 2 menit, Fati langsung mencetak gol dengan satu sentuhan setelah mendapat umpan dari Frenkie de Jong.
Lima menit kemudian, Fati berterima kasih kepada De Jong dengan memberikan asis dari sisi kiri. Dua gol pada tujuh menit pertama yang berasal dari kontribusi Fati ini menjadi pembuka pesta gol Barcelona pada laga yang mereka menangi dengan skor 5-2 itu. Pada menit-menit berikutnya, Fati masih mencoba menembak, tetapi melenceng. Gol-gol Barcelona pun tercipta dari kaki Gerard Pique dan Luis Suarez (dua gol).
Di balik kemenangan besar itu, Fati sukses memperlihatkan bahwa La Masia masih hidup dan terus melahirkan pemain-pemain ajaib. Meski menjadi pemain pengganti pada dua laga kontra Real Betis dan Osasuna, Fati mampu mencetak gol. Kini setelah mendapat kepercayaan lebih, ia mencetak satu gol dan satu asis dalam 7 menit.
Valverde sebagai pelatih pun tercengang karena Fati mampu menunjukkan kualitas seperti itu di usia sangat dini dan di sebuah klub sebesar Barcelona. ”Sungguh tidak normal bisa mencetak gol dengan sentuhan pertama, memberi asis dengan sentuhan keduanya, dan hampir mencetak gol lagi dengan sentuhan ketiganya,” katanya seperti dikutip Marca.
Aksi Fati bahkan membuat pelatih timnas Spanyol Robert Moreno kepincut untuk merekrutnya. Masalahnya, Federasi Sepak Bola Spanyol harus menaturalisasi Fati terlebih dahulu. ”Saya sebenarnya tidak terlibat dalam proses ini (naturalisasi), tetapi federasi berusaha keras mewujudkannya dan nantinya tergantung keputusan dari pemain,” ujar Moreno.
Tidak disadari
Namun, siapakah Fati sebenarnya? Ayahnya, Bori, bahkan tidak menyadari bakat anaknya ketika mereka pindah dari Guinea-Bissau ke Spanyol sekitar tahun 2009. ”Dia datang ke Spanyol saat berusia enam atau tujuh tahun dan saya tidak tahu kalau dia bisa bermain bola. Orang-orang berkata bahwa saya sungguh tidak mengerti betapa berbakatnya anak saya,” kata Bori.
Fati pun bergabung ke La Masia pada 2012 ketika berumur 10 tahun. Padahal, sebelumnya Real Madrid juga sudah berminat memilikinya. Saat ini Fati sudah menandatangani kontrak di Barcelona hingga tahun 2022 yang memiliki klausul pelepasan senilai 100 juta euro atau Rp 1,5 triliun.
Kebetulan era terakhir kejayaan La Masia terjadi pada 2012 ketika Fati masuk. Pada saat itu, Barcelona diasuh Pelatih Tito Vilanova dan melawan Levante pada 25 November 2012. Vilanova mencatat sejarah dengan memainkan 11 pemain jebolan La Masia sekaligus pada laga itu dan menang 4-0. Para pemain itu antara lain Lionel Messi, Andres Iniesta, Pique, Cesc Fabregas, Jordi Alba, dan Xavi Hernandez.
Setelah era itu, Barcelona cenderung suka membeli pemain-pemain besar dari luar dan berpaling dari akademi. Banyak pihak kemudian mengatakan bahwa La Masia sudah tidak berpengaruh lagi. Akademi yang menggunakan filosofi permainan ala Johan Cruyff itu meredup.
Valverde sebenarnya pernah diingatkan untuk kembali melihat kekayaan yang mereka miliki di La Masia pada musim 2017-2018. Pada April 2018, Barcelona sudah di atas angin untuk menjuarai La Liga dan Valverde tetap tidak menampilkan satu pun lulusan La Masia dalam susunan pemain intinya. Padahal, saat itu adalah momen yang tepat untuk memberi panggung kepada pemain-pemain muda produk akademi mereka.
Absennya Messi dan Ousmane Dembele pada laga kontra Valencia serta tidak adanya Rafinha yang dipinjamkan ke Celta Vigo membuat Valverde memiliki ruang bagi dua jebolan La Masia, Fati dan Carles Perez. Keduanya mendampingi Antoine Griezmann di lini serang. Messi pun tersenyum saat melihat penampilan timnya dari tribune penonton.
Gelandang Barcelona yang juga lulusan La Masia, Sergio Busquet, berharap Fati tetap rendah hati. ”Ketika masih muda, pemain akan mudah hanyut ketika banyak dipuji. Saya harap ini adalah awal yang panjang dan indah bagi dia,” ujar Busquet. (AP/AFP/REUTERS)