Industri kecil dan menengah didorong untuk memanfaatkan teknologi digital di era industri 4.0. Dengan pemanfaatan teknologi digital, industri kecil dan menengah diharapkan bisa menguasai pasar online.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·3 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS – Industri kecil dan menengah didorong untuk memanfaatkan teknologi digital di era industri 4.0. Dengan pemanfaatan teknologi digital, industri kecil dan menengah diharapkan bisa menguasai pasar online.
Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menuturkan, produk-produk lokal atau asli Indonesia sudah mulai menguasai pasar online pada Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) tahun ini. Dua tahun sebelumnya, pasar online masih dikuasai produk luar negeri.
”Saya mendorong industri kecil dan menengah (IKM) lebih memperbanyak produk lokal di dalam pasar online, sehingga 80 persen pasar online bukan dikuasai oleh industri besar, melainkan dikuasai oleh IKM,” kata Gati dalam acara e-Smart IKM Expo 2019 dengan tema ”IKM Go Digital” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (13/9/2019).
Program e-Smart IKM diluncurkan Kementerian Perindustrian pada 2017 lalu. Program itu merupakan sistem basis data IKM nasional yang tersaji dalam bentuk profil industri, sentra, dan produk yang diintegrasikan dengan marketplace yang telah ada. Tujuannya untuk semakin meningkatkan akses pasar IKM melalui internet marketing. Kegiatan e-Smart IKM Expo di Banjarmasin diikuti sekitar 200 pelaku IKM.
Saya mendorong industri kecil dan menengah (IKM) lebih memperbanyak produk lokal di dalam pasar online, sehingga 80 persen pasar online bukan dikuasai oleh industri besar, melainkan dikuasai oleh IKM
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2017, pengguna internet di Indonesia mencapai 143,26 juta. Adapun, jumlah IKM di Indonesia diperkirakan sekitar 4,4 juta unit. ”Dengan memanfaatkan teknologi digital, IKM bisa lebih produktif dalam berusaha,” ujarnya.
Menurut Gati, sistem penjualan secara konvensional lambat laun akan ditinggalkan. Sekarang, orang mulai beralih ke penjualan online karena lebih murah dan cepat. Untuk melakukan penjualan suatu produk, orang tidak perlu membangun toko, menyewa lahan, memiliki tenaga pemasaran. Semua bisa dilakukan sendiri.
”Kami mendorong supaya pelaku IKM mengetahui pasarnya. Dengan cara berjualan online, mereka akan mengetahui produk mana saja yang laku dan harus diproduksi. Dengan begitu, IKM tidak akan memproduksi barang-barang yang tidak laku sehingga tidak ada yang beli saat diproduksi,” katanya.
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi Kalsel Mahyuni mengatakan, pihaknya sudah membangun sistem informasi industri Kalsel. Berdasarkan data yang dihimpun dari kabupaten/kota, jumlah IKM di Kalsel saat ini lebih dari 75.000 unit.
Produk unggulan IKM Kalsel di antaranya adalah kain sasirangan dan anyaman purun. ”Kami juga memiliki beberapa program pembinaan untuk IKM, misalnya menumbuhkan wirausaha baru, meningkatkan inovasi produksi, serta mendorong penggunaan teknologi industri,” tuturnya.
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dalam sambutan tertulis yang disampaikan Asisten Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Kalsel Heriansyah mengatakan, Pemprov Kalsel menyambut positif program bagi IKM yang digagas Kementerian Perindustrian. Ini adalah bagian dari upaya untuk menjadikan IKM agar siap menghadapi tantangan global.
Menurut Sahbirin, IKM layak dijadikan sektor unggulan, terutama bagi daerah yang sedang membangun sentra industri besar seperti di Kalsel. ”IKM menuju digital tentu saja membuka peluang besar bagi pelaku IKM di Kalsel dalam rangka menghasilkan produk yang berkualitas agar dapat berjaya di tingkat nasional maupun internasional,” katanya.