Australia Tuntut Pembebasan Warganya yang Ditahan Iran
Pemerintah Australia meminta Iran membebaskan tiga warganya yang ditahan di penjara Teheran dan meminta mereka diperlakukan secara manusiawi.
Oleh
MYRNA RATNA
·3 menit baca
CANBERRA, KAMIS — Pemerintah Australia meminta agar Iran membebaskan tiga warganya yang ditahan di penjara Teheran dan meminta agar mereka diperlakukan secara manusiawi. Penahanan ketiga warga Australia itu kemungkinan besar terkait konflik Iran dengan Amerika Serikat yang dipicu oleh keluarnya AS secara unilateral dari Kesepakatan Nuklir Iran 2015.
Pascakeluar dari kesepakatan nuklir itu, Washington menerapkan kembali sanksi ekonomi kepada Iran. Akibatnya, ketegangan terus meruncing di antara kedua negara itu. AS telah mengerahkan pasukannya ke Teluk Persia, sementara Iran melakukan kembali pengayaan uranium ke batas yang dilarang oleh Kesepakatan Nuklir 2015. Eskalasi itu nyaris berujung perang ketika Iran menembak pesawat nirawak AS di atas sekitar Selat Hormuz, Juni lalu.
Di tengah eskalasi ketegangan itu, Australia dan Inggris pada Agustus lalu melibatkan diri dalam misi keamanan maritim yang dipimpin AS untuk melindungi akses di Selat Hormuz. Namun, Canberra menegaskan bahwa ketiga warga Australia itu tidak memiliki alasan untuk dikaitkan dengan persoalan yang sedang terjadi saat ini.
Menurut Menlu Australia Marise Payne, Kamis (12/9/2019), ketiga warga Australia itu merupakan pasangan bloger perjalanan asal Perth bernama Mark Firkin dan Jolie King serta seorang dosen asal Melbourne yang namanya belum dirilis. Firkin dan King sudah ditahan selama beberapa pekan, sedangkan pengajar dari Melbourne itu sudah ditahan selama beberapa bulan.
Mainkan ”drone”
Menurut sebuah media berbahasa Persia yang berbasis di London, pasangan bloger itu ditahan karena menggunakan pesawat nirawak (drone) di dekat Teheran. Pasangan itu menggunakan drone untuk membuat video seputar perjalanan mereka, yang kemudian diunggah di media sosial.
Kecurigaan muncul setelah pasangan ini tidak lagi mengunggah perjalanannya sejak mereka meninggalkan Kirgistan dan Pakistan sekitar 10 pekan lalu. Para kerabat pasangan ini berharap keduanya segera dibebaskan.
Adapun akademisi perempuan yang ditahan sebelumnya, menurut The Times, telah dijatuhi hukuman 10 tahun dan saat ini ditahan di sel isolasi. Sejauh ini, pihak Australia belum mengetahui alasan yang menyebabkan akademisi tersebut ditahan.
”Penahanan itu menjadi keprihatinan mendalam bagi pemerintah dan bagi saya pribadi sebagai menlu. Sejak penahanan terjadi, Pemerintah Australia terus mengupayakan agar mereka diperlakukan adil dan manusiawi dan sesuai dengan norma internasional,” kata Payne.
Ia menegaskan, pihaknya tidak melihat kasus ini terkait dengan kasus program nuklir Iran, sanksi PBB, ataupun isu-isu terkait Iran lainnya yang saat ini sedang hangat.
Perdana Menteri Australia Scott Morrison memilih untuk berhati-hati membicarakan isu tersebut. Hal ini karena membicarakan secara terbuka proses yang sedang berlangsung akan berdampak terhadap pihak-pihak yang tertimpa kasus tersebut.
Media melaporkan, Jolie King yang ditahan di penjara Evin di Teheran bersama akademisi perempuan kemungkinan akan dijadikan ”alat pertukaran” tahanan.
Pemerintah Australia telah meningkatkan peringatan perjalanan bagi warganya yang ingin bepergian ke Iran menjadi ”pertimbangkan kembali rencana perjalanan Anda”.
Untuk wilayah yang berdekatan dengan perbatasan Irak dan perbatasan Afghanistan, warga Australia disarankan mengurungkan perjalanannya. (AP/AFP)