Tim nasional basket Argentina akan bertemu Spanyol pada final Piala Dunia FIBA 2019 di China, Minggu (15/9/2019). Argentina lolos ke babak final setelah mengalahkan Perancis, sedangkan Spanyol menaklukkan Australia.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
SHANGHAI, JUMAT - Tim nasional basket Argentina akan bertemu Spanyol pada final Piala Dunia FIBA 2019 di China, Minggu (15/9/2019). Argentina lolos ke babak final setelah mengalahkan Perancis, sedangkan Spanyol menaklukkan Australia.
Pada laga di Wukesong Arena, Beijing, Jumat (13/9/2019) malam waktu setempat, Perancis yang tampil luar biasa menakklukan Amerika Serikat, menyerah dengan skor mencolok 66-80 dari Argentina. Para pemain Perancis tak kuasa membendung permainan Luis Scola yang menjadi motor Argentina.
Luis Scola yang tahun ini berusia 39 tahun tetap menjadi pencetak poin tertinggi Argentina. Scola mampu mencetak double-double, dengan 28 poin dan 13 rebound. Double-double itu dicetak Scola dalam tempo cepat, yaitu setelah laga kuarter kedua selesai.
Scola yang bermain di klub basket Shanghai Sharks, Liga China, memang bukan pebasket yang memiliki tempo permainan cepat. Namun, keterampilannya mengatur dan membaca kondisi permainan menjadi modal besar Scola membawa Argentina ke final FIBA 2019.
Hal itu menyebabkan Perancis kesulitan mengembangkan ritme permainan, terutama dalam membangun serangan. Pelatih Perancis Vincent Collet terlihat tidak dapat memberi masukan kepada timnya untuk menghentikan laju Scola dan Facundo Campazzo.
Campazzo juga mampu mencetak poin di atas dua angka. Pemain klub basket Real Madrid, Liga Endesa, Spanyol, ini menyumbangkan 12 poin dan 7 rebound. Sementara pemain Argentina lain, Luca Vildoza dan Gabriel Deck masing-masing mencetak 10 poin dan 13 poin. Keduanya juga bermain di Liga Endesa.
Para pengamat basket menilai, ini merupakan penampilan terburuk Perancis sejak babak penyisihan Piala Dunia FIBA 2019. Tingkat keberhasilan Perancis mencetak poin sangat rendah.
Dari 59 eksekusi lemparan, hanya 23 lemparan atau 39 persen yang berbuah angka. Hal itu termasuk lemparan tiga angka Perancis. Dari 31 percobaan lemparan, hanya 7 lemparan atau 23 persen yang berhasil.
Pemain andalan Perancis Rudy Gobert bermain di bawah performa. Pemaih Utah Jazz ini tidak mempu membuat double-double seperti yang diharapkan Collet. Gobert yang hanya diturunkan selama 29 menit 27 detik itu hanya mencetak 3 poin dan 5 rebound.
"Mengalahkan AS tidak berarti banyak jika Anda tidak memenangkan medali emas," kata Gobert.
Mengalahkan AS tidak berarti banyak jika Anda tidak memenangkan medali emas.
Pemain andalan Perancis lainnya, Nicolas Batum juga membukukan sedikit poin. Small forward Charlotte Hornets itu hanya mencetak 3 poin dan 5 rebound. Batum hanya bermain 29 menit 27 detik.
Dua pemain Perancis yang mampu mencetak poin tinggi adalah Evan Fournier, shooting guard Orlando Magic, dan Frank Ntilikina, point guard New York Knicks. Mereka sama-sama membukukan 16 poin.
Sebelum laga melawan Argentina, Collet mengakui Argentina merupakan tim yang berpengalaman dalam kejuaraan dunia basket. “Mereka terbiasa berada di babak ini. Ingat pada 2002, ketika mereka mengalahkan AS sebelum kemudian mereka kalah di final,” kata Collet.
Dengan kemenangan ini Argentina akan berhadapan dengan Spanyol di final yang akan berlangsung Minggu (15/9/2019) di Beijing. Spanyol melenggang ke final setelah kembali mengalahkan Australia dengan skor 95-88, melalui pertarungan dua kali babak tambahan.