Hotel berbintang dan rumah sakit segera dibangun di sekitar Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka. Kehadiran sarana pendukung bandara itu diharapkan meningkatkan perekonomian daerah.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Hotel berbintang dan rumah sakit segera dibangun di sekitar Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka. Kehadiran sarana pendukung bandara itu diharapkan meningkatkan perekonomian daerah.
PT Metropolitan Land (Metland) Tbk menjadi pengembang properti pertama yang membangun hotel di sekitar bandara. Pembangunan Hotel Horison Ultima Kertajati tersebut ditandai peletakan batu pertama di Jalan Raya Kadipaten-Jatibarang, Desa Babakan, Kecamatan Kertajati, Rabu (11/9/2019) siang.
Turut hadir antara lain Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Bupati Majalengka Karna Sobahi, dan Presiden Direktur PT Metland Thomas J Angfendy. Aparat desa dan kecamatan juga turut serta dalam acara itu.
Hotel yang dibangun di atas lahan 10.890 meter persegi itu terdiri dari 8 lantai, 1 lantai basemen, serta 110 kamar untuk tahap pertama. ”Pada April 2020, sebanyak 40 kamar dibuka. Untuk pembangunan tahap II, yakni 200 kamar, ditargetkan selesai 1,5 tahun sejak peletakan batu pertama,” kata Thomas.
Menurut dia, Horison Ultima Kertajati merupakan hotel bintang empat yang menelan investasi Rp 110 miliar, di luar harga tanah. Hotel tersebut bakal memiliki fasilitas, seperti kolam renang, restoran, ruang pertemuan, dan convention hall berkapasitas 1.000 orang jika berdiri. Pihaknya juga akan membuat toko hingga restoran di sekitar hotel.
”Kami berharap hotel ini menunjang aktivitas Bandara Kertajati. Kami optimistis, hotel ini investasi masa depan,” ujarnya. Alasannya, letak hotel strategis, sekitar 2 kilometer dari pintu gerbang Bandara Kertajati dan 4 kilometer dari Gerbang Tol Kertajati.
Kami berharap hotel ini menunjang aktivitas Bandara Kertajati. Kami optimistis hotel ini investasi masa depan.
Sebelumnya, hotel berbintang berada di pusat kota Majalengka, sekitar 30 kilometer dari Bandara Kertajati. Awak pesawat dan calon penumpang pun kerap mengeluhkan ketiadaan hotel yang memadai di sekitar bandara. Padahal, sebagian besar penerbangan berlangsung di bawah pukul 12.00. Bagi warga Bandung dan sekitarnya, dibutuhkan waktu 2,5 jam lebih untuk ke Bandara Kertajati.
Rumah sakit
Thomas juga memastikan, 2 hektar lahan PT Metland yang berjarak sekitar 600 meter dari hotel akan dihibahkan kepada Pemprov Jabar untuk pembangunan rumah sakit. Kehadiran sarana tersebut turut menunjang operasional bandara karena belum ada rumah sakit di sekitar bandara.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya akan membahas porsi anggaran bersama Pemkab Majalengka terkait pendirian rumah sakit di sekitar bandara. Menurut dia, dibutuhkan waktu 1-3 tahun untuk membuat fasilitas tersebut.
Kehadiran hotel dan kepastian dibangunnya rumah sakit, menurut dia, akan memicu investor lainnya menanamkan modalnya di Kertajati. Apalagi, Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati bersama Pelabuhan Patimban (Kabupaten Subang) dan Cirebon telah ditetapkan sebagai kawasan segitiga rebana, pusat perekonomian Jabar.
”Sekarang, (investor) sudah ngantre. Tetapi, saya tahan dulu. Kami masih mengkaji kawasan ini sebagai tempat masa depan, tidak hanya kumpulan pabrik,” ungkapnya.
Kamil juga meminta kepada industri yang masuk ke Majalengka mengutamakan menyerap tenaga kerja lokal. Pemkab pun diimbau menyiapkan warganya dengan berbagai pelatihan, seperti bahasa Inggris.
Di sisi lain, Pemprov Jabar terus mendorong Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk menyelesaikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan. Jalan tol yang ditargetkan beroperasi tahun depan itu dapat mempercepat waktu tempuh dari Bandung ke Kertajati dari 2,5 jam menjadi 45 menit.
Bupati Majalengka Karna Sobahi mengatakan, kehadiran Bandara Kertajati turut meningkatkan investasi ke Majalengka. Pada 2017, misalnya, nilai investasi masih Rp 551,9 miliar dan melonjak mencapai Rp 1,14 triliun setahun kemudian. Hingga Agustus 2019, nilai investasi ke Majalengka menyentuh Rp 1,37 triliun.
”Sekitar 60 persen merupakan penanaman modal asing dan sisanya dalam negeri. Ini kebanggaan bagi kami. Saya akan bantu, permudah, dan jaga investor. Tetapi, kami tetap menjaga integritas,” ujarnya.
Kepala Bidang Pengembangan Penanaman Modal Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Majalengka Ridwan M Ramdhani meyakini nilai investasi bakal terus tumbuh. ”Ada dua perusahaan pengembang hotel yang sudah punya tanah di Kertajati, tetapi mereka belum membangun,” katanya.