Mengabadikan Cinta Habibie terhadap Ainun dan Indonesia
Cinta sejati Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari, merupakan salah satu kisah yang dikenang lekat di hati keluarganya serta masyarakat Indonesia.
Oleh
AYU PRATIWI/Stefanus Ato
·4 menit baca
Cinta sejati Presiden ketiga RI Bacharuddin Jusuf Habibie dan istrinya, Hasri Ainun Besari, merupakan salah satu kisah yang dikenang lekat di hati keluarganya serta masyarakat Indonesia. Momen romantis kedua pasangan itu pun terabadikan dalam film Habibie & Ainun dan kini dalam prangko prisma yang diproduksi PT Pos Indonesia.
”Eyang dari dulu sangat romantis orangnya. Sering sama eyang putri, terus selalu cerita yang baik-baik soal eyang putri. Sebagai cucu, ya, senang melihat mereka berdua bahagia terus,” kata Farhan Sultan Habibie, cucu Habibie, ketika ditemui di rumah Habibie di Patra Kuningan, Jakarta, Kamis (12/9/2019), seusai upacara pemakaman Habibie.
Cinta Habibie kepada Ainun dikenang Farhan saat dirinya beserta cucu-cucu Habibie yang lain diajak jalan-jalan bersama. Kepada para cucu, Habibie berpesan agar mereka selalu semangat dan kompak antarsesama.
”Beliau meminta kami untuk terus semangat. Kepada saya, Pasha, Farrah, Tifani, Nadia, dan Felicia, agar kami kompak setelah eyang meninggal,” ujar Farhan.
Habibie kini telah berpulang ke sisi Yang Maha Esa dan berbaring di samping kekasihnya, Ainun, di Tempat Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta. Bapak Teknologi Indonesia itu mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (11/9/2019) sekitar pukul 18.00 di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Acara doa tahlilan dilaksanakan di kediaman Habibie di Jalan Patra Kuningan VIII, Jakarta, mulai Kamis malam ini hingga 40 hari ke depan. Acara tersebut terbuka untuk umum.
Pada Kamis pagi, saat jenazah Habibie disemayamkan di kediamannya, perwakilan dari PT Pos Indonesia menunjukkan kepada para jurnalis prangko prisma berisi kisah perjalanan cinta Habibie dan Ainun. Prangko itu diserahkan kepada keluarga Habibie yang sebelumnya memesan sebanyak 100.000 keping. Pada pagi itu, kediaman Habibie ramai dikunjungi pejabat, tokoh nasional, kerabat, dan masyarakat umum yang ingin mendoakan kepulangan Habibie agar lapang jalannya.
Saat ini, prangko itu baru diserahkan kepada keluarga Habibie dan belum dijual untuk publik. Ide mengabadikan cinta antara Habibie dan Ainun melalui prangko dimulai dua tahun lalu dan kemudian dipesan oleh salah satu putra Habibie, Thareq Kemal Habibie.
”Jadi, dari pihak keluarga Pak Habibie, di samping mengabadikan cinta beliau kepada Ibu Ainun dalam bentuk film Habibie & Ainun, tapi ada juga dalam bentuk prangko prisma seperti ini,” kata Onni Hadiono, Head of Regional 4 PT Pos Indonesia.
Jurnalis Najwa Shihab yang pernah mewawancarai Habibie, 40 hari setelah wafatnya Ainun pada 24 Maret 2010 akibat kanker, menceritakan bagaimana Habibie curhat kepadanya mengenai rasa kehilangannya. Tidak hanya itu, cintanya yang begitu besar kepada Ainun juga membuatnya menanti akhir hayatnya tanpa rasa takut.
”Pak Habibie betul-betul membuka hatinya, menceritakan betapa ia kehilangan Ibu Ainun. Dia bilang, ’Saya sekarang tidak takut mati karena kalau saya mati, saya yakin orang pertama yang menemui saya adalah Ibu Ainun’. Itu yang dia katakan di acara Mata Najwa dan saya terkenang,” tutur Najwa.
Berkarya untuk negeri
Setelah Ainun wafat, Habibie pun tidak putus semangat untuk selalu berkontribusi dalam memajukan Indonesia. Meskipun usianya sudah lanjut, ia terus menganggap dirinya sebagai seorang anak muda.
Setelah Ainun wafat, Habibie pun tidak putus semangat untuk selalu berkontribusi dalam memajukan Indonesia.
”Saya ingat, pada ulang tahun (Habibie) ke-80, saya tanya, ’Eyang usianya 80, berasanya usia berapa’? Dia bilang, ’Luarnya saja 80, dalamnya 17’. Kalau diajak bicara soal anak muda, tidak pernah habis rasanya semangatnya memompa anak muda soal pentingnya berkarya untuk negeri,” lanjut Najwa.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshiddiqie menambahkan, selain kepada Ainun, cinta dan pengabdian Habibie terhadap Indonesia patut dicontoh oleh semua anak bangsa.
”Cintanya kepada Indonesia tidak pernah berkurang. Dalam keadaan sakit, beliau terus memperlihatkan sikap cinta terhadap Tanah Air,” ucapnya.
Putri Presiden pertama RI Soekarno, Rachmawati Soekarnoputri, mengatakan, Habibie merupakan salah satu tokoh bangsa yang mendapat penghargaan Soekarno Award pada 2011 untuk memperingati 110 tahun kelahiran Bung Karno. Penghargaan itu khusus diberikan kepada para pemimpin yang visioner.
”Beliau saya kenal sebagai orang yang energik. Dan, sebagai cendekiawan, pemikirannya sangat cerdas. Kita tahu jasa beliau dalam membangun kedirgantaraan Indonesia,” katanya.
Rachmawati menambahkan, salah satu jasa besar beliau adalah mengizinkan beroperasinya Universitas Bung Karno (UBK). Setelah 16 tahun didirikan, UBK baru beroperasi saat Habibie menjabat presiden RI.
”Beliau yang memberikan izin beroperasinya Universitas Bung Karno. Satu-satunya universitas yang peresmiannya di Istana Merdeka adalah Universitas Bung Karno,” katanya.