Tak berlebihan jika Pelatih Belgia Roberto Martinez memuji Kevin de Bruyne sebagai ”playmaker” terbaik di dunia. Setelah terbebas dari cedera, De Bruyne menjadi kreator kemenangan Belgia atas Skotlandia.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
GLASGOW, SELASA — Gelandang tim nasional Belgia Kevin De Bruyne mengeluarkan ”sihir” ketika bersama timnya melawan Skotlandia pada laga Grup I Kualifikasi Piala Eropa 2020 di Stadion Hampden Park, Glasgow, Selasa (10/9/2019) dini hari WIB. De Bruyne hanya butuh 23 menit untuk membuat tiga asis dan mencetak satu gol yang membawa Belgia mengalahkan tuan rumah, 4-0.
Keajaiban itu mulai terjadi pada menit ke-9 ketika gelandang Manchester City itu berlari membawa bola dan melihat striker Belgia Romelu Lukaku berada dalam posisi bebas. Lukaku pun tidak kesulitan untuk memanfaatkan asis tersebut.
Begitu pula dengan Thomas Vermaelen yang mencetak gol kedua Belgia dengan mudah setelah mendapat umpan silang dari De Bruyne pada menit ke-24. Pada 8 menit kemudian, De Bruyne kembali melihat peluang dan memberikan asis yang berbuah gol dari sundulan bek Toby Alderweireld.
De Bruyne menutup malam itu dengan mencetak gol keempat setelah mendapat umpan dari Lukaku pada menit ke-82.
De Bruyne adalah playmaker terbaik di dunia. Biasanya, playmaker berhenti berlari sebelum mengoper bola, tetapi ia masih bisa melakukannya sambil berlari.
Pujian setinggi langit itu terlontar juga karena Martinez gembira melihat De Bruyne kini sudah kembali bugar dan menemukan bentuk permainan terbaiknya. Sejak berkali-kali cedera musim lalu dan kehilangan banyak kesempatan berlaga, De Bruyne sudah bisa mengawali musim ini dengan gemilang dan pujian Martinez terasa tidak berlebihan.
Dalam empat laga pertama Liga Inggris musim ini, De Bruyne sudah mencatat lima asis untuk City. Adapun di timnas Belgia, ia sudah membukukan tiga asis dalam empat laga sejak awal Juni 2019. Dengan demikian, De Bruyne hampir mencatat satu asis pada setiap laga.
Pemain Skotlandia, Ryan Christie, mengakui bahwa penampilan De Bruyne sulit ditandingi. ”Jujur saja, De Bruyne sangat menakutkan. Saya akan melihat rekaman laga ini berulang-ulang dan melihat apa yang dia lakukan. Meski, saya tahu, ini akan menyakitkan,” ujarnya seperti dikutip Manchester Evening News.
Penampilan De Bruyne yang gemilang ini menjadi kabar gembira bagi Belgia untuk tampil lebih percaya diri di Piala Eropa 2020, juga bagi City dalam mempertahankan gelar juara liga musim ini. Bagi Belgia, kehadiran De Bruyne pada laga lawan Skotlandia itu sudah cukup untuk menggerakkan serangan tim sehingga Martinez tidak perlu khawatir meninggalkan Eden Hazard di bangku cadangan.
Kemenangan malam itu menjadikan langkah Belgia pada ajang kualifikasi ini tetap sempurna. Mereka telah memenangi keenam laga yang dijalani dan mengumpulkan 18 poin. Tim-tim yang melangkah sempurna seperti Belgia pada kualifikasi ini hanya Spanyol (Grup F) dan Italia (Grup J).
Menurun
Setelah tampil sebagai tim peringkat ketiga pada Piala Dunia Rusia 2018, Belgia kini masih tampil konsisten dan kokoh berada di peringkat pertama tim terbaik dunia versi FIFA. Sebaliknya, tim runner-up Piala Dunia 2018, Kroasia, justru menurun penampilannya. Pada laga lainnya di Stadion Bakcell Arena, Baku, Selasa dini hari, Kroasia ditahan imbang Azerbaijan, 1-1.
Kroasia hanya bisa mencetak gol melalui Luka Modric dari titik penalti, sedangkan Azerbaijan mampu menyamakan kedudukan pada menit ke-72 melalui Tamkin Khalilzade.
”Mereka mencekik kami pada babak kedua. Yang bisa kami lakukan adalah menyalahkan diri sendiri,” ujar Pelatih Kroasia Zlatko Dalic.
Sementara itu, Jerman yang sempat terpuruk karena dikalahkan Belanda mampu bangkit dengan mengalahkan Irlandia Utara, 2-0. Adapun Belanda tetap tampil agresif dengan mengalahkan Estonia, 4-0.
Kemenangan atas Irlandia membawa Jerman ke puncak klasemen Grup C, unggul selisih gol atas Irlandia Utara yang sama-sama mengoleksi 12 poin dari lima laga. Gol pertama Jerman diciptakan bek Marcel Halstenberg, tiga menit memasuki babak kedua.
Penyerang Serge Gnabry meneruskan penampilan cemerlangnya di tim ”Panser” dengan mencetak gol kedua pada saat-saat akhir pertandingan. Ini adalah gol kesembilan Gnabry dari sepuluh kali memperkuat tim nasional Jerman.
”Kami berada di bawah tekanan untuk menang setelah kekalahan dari Belanda dan menghadapi banyak kesulitan pada babak pertama. Irlandia Utara berinisiatif menyerang dan mengacaukan permainan kami. Baru di babak kedua kami tampil lebih baik,” ujar Pelatih Jerman Joachim Loew.
Bagi Irlandia Utara, kekalahan ini cukup menyulitkan karena pada laga berikutnya akan bertemu Belanda. Dengan kemenangan atas Estonia, tim ”Oranye” menempati posisi ketiga dengan sembilan poin, tetapi baru menjalani empat laga. (AFP/REUTERS)