Serangan balik cepat masih menjadi andalan skuad ”Garuda Muda” saat menghadapi tim nasional Iran U-19 dalam laga persahabatan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Rabu (11/9/2019).
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Tim nasional sepak bola Indonesia U-19 bakal kembali berjumpa tim nasional Iran U-19 dalam laga persahabatan di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Rabu (11/9/2019). Serangan balik cepat masih menjadi andalan skuad ”Garuda Muda” untuk melesakkan gol ke gawang lawan.
”Kami tidak khawatir cara bermain kami akan terbaca. Kami akan cari kesempatan dan peluang. Kunci kekuatan kami adalah pemain-pemain cepat dan kami akan memanfaatkan itu sebaik mungkin,” ujar pelatih timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini, sebelum sesi latihan sore, di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Selasa (10/9/2019).
Skuad Fakhri memang terkenal akan kecepatannya. Kerap kali gol yang tercipta dari tim ”Garuda Muda” itu merupakan hasil serangan balik cepat. Keahlian menggiring bola juga cukup mumpuni di jajaran pemain tengah dan pemain depan. Pemain-pemain yang memiliki keunggulan itu antara lain Supriyadi, Bagas Kaffa, Bagus Kahfi, Rendy Juliansyah, dan Beckham Putra.
Namun, Garuda Muda lemah dalam duel udara. Dari sisi postur, para pemain Iran U-19 lebih unggul dengan tinggi badan yang berkisar 170 cm-175 cm. Selain itu, mereka juga piawai memanfaatkan situasi bola mati. Sektor tersebut berpotensi kembali dieksplotasi dalam laga nanti.
Pada laga sebelumnya kontra Iran U-19 di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi, akhir pekan lalu, skuad Garuda Muda takluk dengan skor akhir 2-4. Setidaknya, dua gol dalam laga tersebut tercipta dari proses bola mati. Satu gol dari hasil eksekusi titik putih, sedangkan satu gol lainnya dari sundulan kepala dengan memanfaatkan umpan dari tendangan sudut.
Tampak dalam laga tersebut Garuda Muda kerap tak berkutik menghadapi bola-bola lambung. Pemain seolah enggan melakukan duel-duel udara. Pemain terlihat lebih sering terdiam sewaktu ada kiriman umpan lambung.
Fakhri menyampaikan, kekurangan itu telah coba dia perbaiki dalam sesi latihan. Ia ingin anak asuhnya mampu mengantisipasi skenario bola mati yang telah disiapkan tim lawan. Kedisiplinan dalam bermain menjadi hal yang diutamakan.
”Bola-bola atas itu terjadi sewaktu set piece. Kelemahan ini yang coba kami perbaiki. Kami harap anak-anak besok lebih bisa membaca situasi. Lebih disiplin dan berani berduel dengan lawan,” kata Fakhri.
Sementara itu, Sirous Pourmosavi, Pelatih Tim Nasional Iran U-19, mengatakan, pihaknya fokus memulihkan kondisi anak asuhnya seusai laga kontra Garuda Muda. Kebugaran pemain menjadi persoalan tersendiri. Di sisi lain, ia mencoba memperbaiki kekurangan yang masih ditampilkan anak asuhnya.
”Kami terus mencoba mengembangkan diri dan menyemangati mereka agar bisa tampil baik pada laga nanti,” kata Sirous.
Fakhri menyampaikan, dalam laga persahabatan itu, ia akan memainkan semua pemain yang dibawanya. Pada laga sebelumnya, masih ada delapan pemain yang belum sempat mendapatkan waktu bermain. Bagi dia, penting agar setiap pemain memperoleh jam terbang dalam laga persahabatan internasional.
”Tentu kami masih harus melihat kondisinya lagi. Jika memang cukup bugar, pasti akan kami mainkan,” kata Fakhri.
Uji coba internasional ini merupakan rangkaian persiapan menghadapi kualifikasi Piala Asia U-19 2020. Indonesia akan menjadi tuan rumah kualifikasi Grup K pada 6-10 November 2019.