Tingkatkan Literasi, PapeRun 2019 Bagikan Ribuan Buku Hingga Pelosok Negeri
Dalam gelaran PapeRun 2019, panitia menyediakan kotak untuk menampung buku-buku dari para peserta lari. Bukan hanya itu, seluruh biaya pendaftaran sejumlah Rp 300 juta juga dialokasikan untuk peningkatan literasi.
Oleh
Fajar Ramadhan
·3 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS – Guna meningkatkan literasi, PapeRun 2019 membagikan lebih dari 5.000 buku pada 60 taman bacaan masyarakat di sejumlah wilayah. Gerakan ini selaras dengan visi Indonesia ke depan dalam membangun sumber daya manusia.
Pembagian buku ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Charity Fun Run 5K PapeRun 2019 hasil kerja sama antara Asia Pulp and Paper (APP) Sinarmas, harian Kompas, dan Kompas Gramedia. Gerakan yang diberi tajuk “Buku Bergerak untuk Indonesia” ini juga sekaligus memperingati Hari Aksara Internasional.
Head of Brand Communications Global Communications Division APP Sinarmas Lia Mariani di Pandeglang, Banten, Selasa (10/9/2019), mengatakan, APP Sinarmas bersama harian Kompas dan Kompas Gramedia memiliki visi yang sama untuk mengembangkan literasi. Masyarakat di daerah-daerah terpencil berhak mengakses pengetahuan melalui bahan bacaan cetak yang lebih baik lagi.
“Di kota besar, mungkin anak-anaknya mudah mengakses buku atau internet, sedangkan anak-anak di daerah semangatnya tinggi tapi mengalami keterbatasan,” katanya saat dijumpai di Pandeglang, Selasa.
Lia menjelaskan, gerakan ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang unggul dan berkualitas. Literasi menjadi salah satu cara untuk mewujudkan visi Indonesia tersebut.
Secara simbolis, penyerahan paket buku bacaan diberikan kepada Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Saung Huma di Kampung Curug Luhur, Desa Cikondang Waringinjaya, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten. Sedikitnya 50 anak-anak menyaksikan langsung prosesi penyerahan tersebut.
TBM Saung Huma dipilih karena merupakan TBM relokasi dari TBM sebelumnya yang rusak diterjang tsunami Banten pada akhir 2018. Dengan gerakan ini, diharapkan TBM Saung Huma dapat secepatnya bangkit dan mandiri.
General Manager Communication Management Kompas Gramedia Saiful Bahri berharap, kegiatan ini dapat memicu perusahaan-perusahaan lain ikut terlibat dalam meningkatkan minat baca masyarakat. Ke depan, komunikasi dan kolaborasi dengan para TBM juga akan terus dijalin.
“Dengan sedikit bantuan yang kami berikan ini, semoga perusahaan lain bisa terpicu untuk turut membantu,” katanya.
Selain Banten, dua daerah terdampak bencana Gempa Bumi 2018 yakni Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Barat (NTB) rencananya juga akan mendapatkan bantuan serupa. TBM yang terdapat di NTB bahkan lokasinya berada di kaki Gunung Rinjani.
Dalam gelaran PapeRun 2019, panitia menyediakan kotak untuk menampung buku-buku dari para peserta lari. Bukan hanya itu, seluruh biaya pendaftaran yang berjumlah Rp 300 juta juga dialokasikan untuk peningkatan literasi. Salah satunya dalam bentuk 60 paket buku.
Masih rendah
Berdasarkan studi “Most Literred Nation in The World” oleh Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61 negara dalam hal minat baca. Menurut Vice General Manager Event Kompas Perry Indratno Asri, anak-anak Indonesia kini jauh lebih tertarik dengan media sosial dibanding buku.
“Anak-anak sekarang memang membaca, tapi membaca komentar media sosial. Semoga gerakan ini bisa terus diselenggarakan pada tahun-tahun ke depan,” ujarnya.
Pengelola TBM Saung Huma, Munawir Syahidi, mengungkapkan, tidak mudah mengajak masyarakat, khususnya anak-anak datang ke saung untuk membaca. Selama ini, kegiatan-kegiatan inovatif yang seringkali mendorong ketertarikan mereka.
Kegiatan yang dilakukan, misalnya, Ngasek atau Ngariung, Santai, Edukasi untuk Kehidupan. Bukan hanya membaca, masyarakat diajak untuk melakukan aktivitas yang tertulis dalam buku, misalnya, menanam. Kegiatan lain yang serupa, misalnya, Ngored atau Ngobrol, Edukasi dan Membaca.
“Kita bacakan teorinya, mereka kemudian mempraktikkan. Jadi literasi itu tidak bersifat kaku,” kata Munawir.
Bantuan pertama
Munawir mengungkapkan, ini adalah kali pertama mereka mendapatkan bantuan buku dari pihak korporasi. Sebelumnya, bantuan datang dari perorangan dengan skala yang kecil. Adapun, total buku bacaan yang tersedia di Saung Huma saat ini berjumlah 500 judul.
Salah satu buku yang digemari anak-anak di Saung Huma adalah “Si Kumbi Anak Jujur”. Selain karena gambarnya yang banyak, kalimat-kalimatnya juga tidak terlalu panjang sehingga mudah mereka pahami. Munawir berharap, nilai kejujuran yang terkandung dalam buku tersebut bisa menyebar ke anak-anak.