Investor Global Tunggu Pertemuan Bank Sentral Eropa
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
TOKYO, SELASA — Bursa saham di Asia bergerak mendatar pada awal perdagangan Selasa (10/9/2019). Investor menantikan dan memastikan paket pelonggaran moneter yang akan diambil Bank Sentral Uni Eropa (ECB) terkait langkah-langkah stimulus mereka tengah pekan ini.
Otoritas ECB sudah pasti akan memperkenalkan paket pelonggaran moneter dan langkah-langkah stimulus pada Kamis (12/9/2019) di tengah perang dagang Amerika Serikat-China yang sedang berlangsung dan tanda-tanda perlambatan ekonomi global. Namun, pasar ragu sejauh mana paket itu akan diambil, termasuk jenis pelonggaran kuantitatif seperti apa yang ditawarkan.
Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang tidak berubah. Indeks saham Nikkei Jepang naik 0,36 persen, sedangkan bursa saham Australia turun 0,24 persen. Sementara di pasar surat utang, harganya beringsut lebih rendah setelah imbal hasil surat utang Jerman mencapai level tertinggi satu bulan. Hal itu sebagai respons Jerman sedang mempertimbangkan anggaran tambahan anggaran untuk menghindari aturan ketat utang nasionalnya.
Sementara itu, bank sentral AS, The Federal Reserve, juga secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga pada pekan depan karena para pembuat kebijakan berlomba untuk melindungi ekonomi global dari risiko. Selain perang dagang, risiko yang juga dihitung termasuk rencana keluarnya Inggris dari Uni Eropa.
Bank sentral AS, The Federal Reserve, juga secara luas diperkirakan akan memangkas suku bunga pada pekan depan karena para pembuat kebijakan berlomba untuk melindungi ekonomi global dari risiko.
”Imbal hasil surat utang telah jatuh sejauh ini begitu cepat sehingga para investor akan mundur dulu, kecuali jika Anda memiliki keberanian menghadapi langkah-langkah ECB,” kata Shane Oliver, Kepala Strategi Investasi dan Kepala Ekonom AMP Capital Investors di Sydney. ”Pergerakan dalam imbal hasil surat utang akan memengaruhi harga saham, tetapi masih belum pasti bagaimana reaksi saham. Selama enam bulan ke depan, sentimen seputar pertumbuhan global akan membaik, tetapi beberapa risiko masih harus dihitung.”
Jerman memang sedang mempertimbangkan untuk mendirikan badan-badan publik independen yang dapat mengambil utang baru dan berinvestasi dalam ekonomi. Hal itu diungkapkan tiga sumber yang diduga tahu tentang rencana itu. Negara dengan perekonomian terbesar di Uni Eropa itu tengah berada di ambang resesi. Namun, aturan pengeluaran nasional yang ketat telah mengikat tangan para pembuat kebijakan terkait kebijakan fiskal mereka.
Aksi jual surat utang Jerman mendorong imbal hasil US Treasury 10-tahun ke level tertinggi empat pekan di level 1,6472 persen di Asia pada Selasa ini. Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun Jepang juga naik ke level tertinggi tiga pekan, yakni di level minus 0,230 persen.
Di pasar komoditas, harga minyak berjangka mencapai level tertinggi dalam enam pekan di Asia. Hal itu setelah menteri energi baru Arab Saudi mengonfirmasi bahwa dirinya akan tetap dengan kebijakan negaranya membatasi produksi minyak mentah guna mendukung harga. Itu mendorong kenaikan harga saham berjangka AS sekitar 0,18 persen, khususnya setelah indeks S&P500 ditutup mendatar pada awal pekan ini. Minyak mentah AS naik 0,73 persen menjadi di level 58,34 dollar AS per barel, harga tertinggi sejak 31 Juli 2019. (REUTERS)