HONGARIA, KOMPAS — Perwakilan sejumlah negara, pengambil kebijakan, regulator, korporasi global, inovator, serta usaha kecil dan menengah membahas masa depan dunia di era digital. Sisi ekonomi dan jaringan seluler generasi kelima (5G) menjadi sorotan pertemuan global.
Saat ini, pencapaian inovasi teknologi digital, termasuk kecerdasan buatan dan internet of things, mengubah lansekap bisnis global. ”Ini harus dijadikan solusi berbagai masalah di dunia,” kata Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU) Houlin Zhao pada pembukaan konferensi ITU Telecom World 2019 di Budapest, Hongaria, Senin (9/9/2019). ITU adalah badan PBB yang membidangi teknologi informasi dan komunikasi.
Digitalisasi di level dunia saat ini menghadirkan kemudahan dan membuka peluang besar bisnis baru. Tak terhitung usaha rintisan lahir disokong teknologi digital, yang membuat investor berlomba-lomba menanamkan modalnya.
Di level negara, digitalisasi juga mendongkrak perekonomian. ”Dua puluh lima persen GDP Hongaria disumbang dari ekonomi digital,” kata Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban.
Tahun 2010, Hongaria mengalami resesi dan menjadi salah satu negara di kawasan Eropa dengan pengangguran tertinggi. Kini, resesi mulai teratasi seiring tumbuhnya industri digital.
Saat ini, sekitar 400.000 penduduk Hongaria (10 persen populasi) diserap industri digital. Penggangguran pun berkurang drastis. ”Kami mengatasi resesi tidak hanya dengan manajemen resesi. Kami juga membuka pintu lebar pada ekonomi digital,” katanya.
Infrastruktur teknologi menjadi tulang punggung industri digital. Konektivitas internet pun diperkuat sehingga akses digital juga membaik.
Hal sama sudah dirintis di Vietnam, salah satu negara di Asia Tenggara dengan pertumbuhan industri yang cepat. Mereka juga sangat aktif mengembangkan ekonomi digital dan mendorong digitalisasi ASEAN.
Pada pertemuan ini, delegasi Indonesia membawa sejumlah usaha rintisan, antara lain Ruangguru, Bahaso, Pandi, dan Aruna. Didukung teknologi digital, aplikasi belajar ruang guru diakses 15 juta pengguna dengan 3.000-an karyawan.
Adapun Aruna akan mengikuti sesi paparan singkat untuk menggaet para investor global. Aruna merupakan aplikasi e-dagang untuk produk kelautan dan perikanan dengan 20.000-an nelayan di lebih dari 15 kota/kabupaten tergabung di dalamnya.
”Perkembangan start up di Indonesia ini luar biasa. Kami harus dukung,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Informasi dan Komunikasi Niken Widyastuti. Ia akan mewakili Kominfo dalam pertemuan level menteri.
Salah satu perkembangan infrastruktur digital Indonesia yang akan disampaikan adalah program jejaring internet Palapa Ring yang sudah selesai. Investasi baru akan memperluas ekosistem digital di Tanah Air.