Juara US Open, ”Warrior” Nadal Dekati Rekor Federer
Rafael Nadal (33) mendekati rekor milik rivalnya, Roger Federer, dalam perolehan gelar juara Grand Slam. Gelar Amerika Serikat Terbuka, yang menjadi gelar ke-19 Nadal dari turnamen tenis level tertinggi
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
NEW YORK, MINGGU — Rafael Nadal (33) mendekati rekor milik rivalnya, Roger Federer, dalam perolehan gelar juara Grand Slam. Gelar Amerika Serikat Terbuka, yang menjadi gelar ke-19 Nadal dari turnamen tenis level tertinggi itu, didapat melalui perjuangan panjang Nadal yang dikenal sebagai warrior (pejuang).
Nadal menjuarai Grand Slam terakhir pada musim ini setelah mengalahkan Daniil Medvedev (Rusia) yang baru kali ini tampil di final Grand Slam. Dalam pertandingan terakhir di Stadion Arthur Ashe, Flushing Meadows, New York, Minggu (8/9/2019) sore waktu setempat atau Minggu dini hari waktu Indonesia, Nadal menang, 7-5, 6-3, 5-7, 4-6, 6-4, dalam waktu 4 jam 50 menit.
Final tersebut menjadi final AS Terbuka tunggal putra terlama sejak Ivan Lendl menang pada 1988 dan Andy Murray (2012) selama 4 jam 54 menit.
Ini menjadi gelar juara AS Terbuka keempat petenis Spanyol itu setelah 2010, 2013, dan 2017. Dalam era terbuka (sejak petenis profesional dan amatir bersaing mulai 1968), Nadal menyamai rekor John McEnroe dan hanya tertinggal satu gelar dari tiga petenis dengan trofi juara terbanyak di AS Terbuka. Lima gelar, masing-masing, diraih Jimmy Connors, Pete Sampras, dan Federer.
Setelah gagal meraih gelar Grand Slam pada 2015 dan 2016, Nadal selalu menambah trofi juaranya sejak 2017. Tiga gelar Perancis Terbuka, yang didapat pada 2017-2019, ditambah AS Terbuka 2017 dan 2019, membuat koleksi gelar Grand Slamnya menjadi 19. Dia tinggal berselisih satu gelar dengan rivalnya, Federer.
Federer, yang tersingkir pada perempat final AS Terbuka, tertahan pada gelar ke-20 sejak Australia Terbuka 2018. Pada 2019, petenis berusia 38 tahun itu hanya sekali mencapai final Grand Slam, yaitu di Wimbledon, tetapi kalah dari Novak Djokovic. Petenis nomor satu dunia ini berada di belakang Federer dan Nadal dengan 16 gelar Grand Slam.
”Empat gelar AS Terbuka sangat spesial, apalagi bertanding dalam final seperti tadi. Saya harus menangani ketegangan dalam banyak momen. Ini malam emosional bagi saya,” komentar Nadal sambil menahan tangis.
Sebelum menerima trofi juara dari legenda tenis, Rod Laver, Nadal menyampaikan pujian kepada Medvedev yang memberikan perlawanan terbaik. ”Ini final luar biasa. Saya rasa, semua penonton bisa melihat mengapa Daniil menjadi petenis nomor empat dunia,” katanya.
Meski baru tampil pada final pertamanya di arena Grand Slam, Medvedev membuat Nadal harus mengeluarkan semua kemampuan terbaik, termasuk ketangguhan mentalnya. Pertemuan Nadal (unggulan kedua) dan Medvedev (5) menjadi pertemuan dua petenis dengan penampilan terbaik pada musim ini. Menuju laga final, Medvedev menjadi petenis dengan kemenangan terbanyak, yaitu 50, diikuti Nadal dengan 46 kemenangan.
Keduanya juga tampil baik dalam seri pemanasan AS Terbuka. Nadal menjuarai Kanada Masters, sedangkan Medvedev juara di Cincinnati Masters. Medvedev, yang berusia 23 tahun, bahkan tampil di final dalam empat turnamen beruntun, yaitu di Washington, Kanada, Cincinnati, dan AS Terbuka. Hanya Ivan Lendl (1982) dan Andre Agassi (1995) yang bisa melakukan itu.
Persaingan ketat terjadi dalam setiap perebutan poin sejak awal hingga akhir pertandingan. Medvedev tak hanya memiliki servis pertama dan kedua yang kecepatannya tak jauh berbeda. Kecepatan maksimal servis pertamanya adalah 205 kilometer per jam. Dia juga bisa melancarkan servis kedua hingga 197 km/jam.
Forehand petenis berperawakan kurus itu juga tajam dan datar dengan gaya memukul yang aneh. Impact pukulan Medvedev bukan di depan, melainkan di samping badannya. Saat melakukan forehand, titik perkenaan bola agak sejajar dengan pinggangnya hingga Medvedev harus sedikit meloncat, bukan melangkah ke depan saat memukul.
Ketangguhan Medvedev dalam bertahan, meski harus berlari dari sisi backhand ke forehand, juga menyulitkan Nadal. Setelah saling mematahkan servis pada gim ketiga dan keempat (Medvedev mematahkan servis Nadal lebih dulu), keduanya mempertahankan servis masing-masing hingga gim ke-11. Pada gim ke-12, Nadal pun menunjukkan kemampuannya mengatasi momen kritis. Dia memenangi set pertama dengan mematahkan servis Medvedev.
Kemenangan set kedua didapat hanya dengan satu break point pada gim keenam yang membuat Nadal unggul, 4-2. Dia mempertahankan keunggulannya melalui service game hingga gim kesembilan.
Nadal sebenarnya memiliki peluang besar untuk menang dalam tiga set. Namun, dia menyia-nyiakan kesempatan untuk unggul dua gim setelah mematahkan servis Medvedev pada gim kelima, yang membuatnya memimpin 3-2.
Saat memegang servis pada gim keenam, Nadal membuat kesalahan fatal ketika bola dari voli di depan net jatuh di luar garis pinggir tunggal, padahal, Medvedev berada di belakang baseline. Gim ini pun direbut Medvedev.
Unforced error lagi-lagi menghilangkan kesempatan Nadal untuk mematahkan servis Medvedev pada gim kesembilan. Petenis Rusia, yang setahun lalu berada pada peringkat ke-36 dunia, ini berhasil membuat pertandingan berjalan lima set.
Nadal, yang disebut warrior (pejuang) oleh rival-rivalnya bangkit pada set kelima. Drama mewarnai set terakhir ini pada gim ketujuh saat Nadal unggul, 5-2. Memegang servis untuk juara, dia mendapat ”hukuman” kehilangan servis pertama, saat tertinggal 30-40, karena melewati batas waktu servis selama 25 detik. Nadal akhirnya kehilangan gim tersebut karena double fault.
Dua kali match point didapat Nadal saat Medvedev memegang servis pada gim kedelapan. Namun, dua kesempatan itu digagalkan Medvedev melalui servis kerasnya. Skor menjadi 5-4.
Poin yang menentukan kemenangannya akhirnya didapat setelah bola pengembalian servis dari Medvedev jatuh di luar lapangan. Nadal melampiaskan kelegaan dengan telentang di lapangan. Di tribune tim, orang tua, adik, dan tunangan Nadal berpelukan dan menangis.
Gelar yang diraih Nadal kembali mengukuhkan dominasi ”Big Three” di arena Grand Slam. Sebanyak 12 Grand Slam dalam tiga tahun terakhir dijuarai Nadal, Djokovic, atau Federer. Musim 2019, Djokovic dan Nadal berbagai dua gelar: Djokovic di Australia Terbuka dan Wimbledon, sedangkan Nadal di Perancis dan AS Terbuka. (AFP)