Meningkatnya jumlah penjualan buku di pasaran didominasi oleh buku novel dan buku anak.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—Meningkatnya jumlah penjualan buku di pasaran didominasi oleh buku novel dan buku anak. Kenaikan penjualan itu diharapkan bisa berbanding lurus dengan minat dan daya baca sekaligus meningkatkan mutu buku yang beredar di pasar.
Toko buku Gramedia sebagai jaringan toko buku terbesar di Indonesia pada tahun 2018 mengeluarkan data penjualan buku didominasi oleh novel, yaitu sebesar 18,6 persen dari total 34 juta buku terjual. Berikutnya adalah buku anak (12,7 persen), buku pelajaran (12,6 persen), dan buku agama (12,4 persen).
Sekretaris Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Arys Hilman mengatakan, buku pelajaran dibeli karena adanya kebutuhan untuk sekolah. Akan tetapi, fakta bahwa novel merupakan buku yang paling banyak dibeli masyarakat menunjukkan meningkatnya minat membaca untuk hiburan dan menambah persepsi.
Dari segi mutu, ia menilai tema dan konten novel yang beredar juga kiat membaik. Ikapi setiap tahun memiliki anugerah Buku Tahun Ini dan Penulis Tahun Ini. Beberapa kali, buku novel meraih penghargaan buku terbaik seperti Aroma Karsa karya Dee Lestari (2018) dan Lelaki Harimau karya Eka Kurniawan (2015).
"Terpilih memenangi kategori Buku Tahun Ini berarti bukunya tidak hanya laku di pasar, tetapi juga memiliki konten bermutu karena mutu adalah kriteria yang ditekankan tim seleksi," kata Arys di Jakarta, Jumat (6/8/2019).
Demikian pula pada kategori Penulis Tahun ini yang pada tahun 2019 dimenangi oleh Marchella FP. Pemenang lainnya antara lain adalah Pidi Baiq (2017) dan Ahmad Fuadi (2011). Mereka merupakan penulis yang dinilai Arys bisa memberi gaya baru dan segar dalam penulisan cerita fiksi.
Menurut dia, fiksi merupakan pintu masuk yang paling baik untuk membahas berbagai topik kehidupan. Cara menulis, yang kini juga mulai menggunakan ilustrasi dan grafis, membungkus cerita dengan tema yang mungkin berat menjadi bisa terkoneksi langsung dengan khayalan dan emosi pembaca.
Di saat yang sama, popularitas buku nonfiksi juga meningkat. Buktinya, buku Filosofi Teras karya Henry Manampiring bisa memenangi Buku Tahun Ini di Indonesia International Book Fair 2019. "Selama penulisnya bisa menghaturkan ide dengan mengalir dan mudah dibaca, bukunya akan digemari masyarakat. Konten berbobot bukan berarti berat dibaca," ungkap Arys.
Buku anak
Selain novel, buku anak juga terus menerus plpuler. Direktur penerbitan Bumi Aksara Lucya Andam Dewi mengatakan ketika dihubungi di Abu Dhabi, Sabtu (7/9/2019), bahwa buku anak memiliki kekuatan lintas budaya yang tinggi. Dongeng-dongeng dari luar negeri bisa diterjemahkan dan diminati di Indonesia.
"Penerbit-penerbit dari luar negeri juga banyak mencari cerita-cerita anak Nusantara. Apalagi, dari segi ilustrasi, mutu buku anak Indonesia tidak kalah dengan negara lain," ujarnya.
Penerbit-penerbit dari luar negeri juga banyak mencari cerita-cerita anak Nusantara. Apalagi, dari segi ilustrasi, mutu buku anak Indonesia tidak kalah dengan negara lain.
Selain itu, juga muncul minat membaca untuk buku-buku sains populer, buku sosial politik, dan buku petunjuk cara melakukan sesuatu. Pemimpin Redaksi penerbit Kepustakaan Populer Gramedia Christina M Udiani mengatakan, semuanya dikemas dengan bahasa yang renyah dan tren kini ialah mencakupkan grafis dan ilustrasi untuk penguat konten.
Terdapat pula minat untuk buku pengembangan diri yang pengemasannya tidak seperti instruksi, melainkan cerita dan ajakan. Menurut dia, setiap tahun di empat kategori buku ini ada pertumbuhan pembeli paling sedikit 10 persen.
Sementara Komite Buku Nasional juga mengadvokasi literasi tidak hanya dalam bentuk buku. Melalui program Litbeat mereka mempromosikan alih wahana buku menjadi film, animasi, maupun bentuk-bentuk lain untuk memberi nilai tambah pada buku.