Setarakan Peningkatan Minat Baca dengan Daya Memahami
Meningkatkan minat masyarakat untuk membaca harus dibuat berbanding lurus dengan upaya meningkatkan daya membaca.
Oleh
Laraswati Ariadne Anwar
·4 menit baca
Upaya meningkatkan minat baca pada masyarakat hendaknya diiringi pula dengan usaha meningkatkan kemampuan memahami materi yang ada dalam bahan bacaan.
JAKARTA, KOMPAS — Meningkatkan minat masyarakat untuk membaca harus dibuat berbanding lurus dengan upaya meningkatkan daya membaca. Berbagai strategi dilakukan oleh penulis, penerbit, ataupun pemerintah untuk bisa menjangkau lebih banyak pembaca.
Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) menengarai, di tengah teknologi digital saat ini, minat masyarakat untuk membeli buku tetap ada. ”Jenis yang paling populer adalah novel dan buku anak, mencakup komik,” kata Ketua Ikapi Rosidayati Rozalina di sela-sela acara pembukaan Indonesia International Book Fair (IIBF) 2019 di Jakarta, Rabu (4/9/2019). Novel dan komik ini adalah karya pengarang dalam negeri dan terjemahan dari pengarang-pengarang asing.
Berdasarkan data Gramedia, jaringan toko buku terbesar se-Indonesia, misalnya, pada 2018 mereka menjual 34,7 juta jilid buku. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan penjualan tahun 2017 sebanyak 29,7 juta jilid dan tahun 2016 sebanyak 18,6 juta jilid.
Adapun dari sisi judul yang terbit juga mengalami penambahan secara relatif karena setiap tahun memang fluktuatif. Perpustakaan Nasional mencatat di tahun 2018 ada 68.290 judul. Adapun pada 2017 ada 47.506 judul dan di tahun 2016 terdapat 57.090 judul buku.
Namun, apabila disilangkan dengan tingkat literasi Indonesia di dunia, memang belum memadai. Tes Program Asesmen Siswa Internasional (PISA) mengungkapkan bahwa siswa Indonesia lemah di dalam membaca. Akibatnya, mereka kepayahan memahami teks yang bersifat serius, padat informasi, dan memerlukan kemampuan analitis reflektif.
Tes Program Asesmen Siswa Internasional (PISA) mengungkapkan bahwa siswa Indonesia lemah di dalam membaca.
Hal ini juga diakui oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan akan mengubah strategi pengelolaan perpustakaan guna menaikkan daya baca. Ia menargetkan perpustakaan provinsi bisa menjadi hub rujukan ilmiah, terutama bagi para peneliti asing.
”Perpustakaan kota dan komunitas nanti fokus dengan kebutuhan warga. Misalnya, menghadirkan literatur mengenai pengelolaan usaha rumahan, peningkatan keterampilan, dan menjangkau pembaca di segala usia,” ujarnya.
Lintas media
Pemenang anugerah Pendatang Baru Tahun Ini IIBF 2019 Fiersa Besari menerapkan konsep lintas media guna membuat tulisannya kian menarik. Ia membuat konsep album buku, yaitu buku-buku berisi memoar, fiksi, juga puisi yang setiap jilidnya diiringi dengan album musik. Tujuannya agar pembaca juga bisa mendengar nada serta irama yang menambah pengalaman membaca.
”Selain gaya menulis, kita juga harus memikirkan cara menjangkau pembaca yang lebih luas. Menurut saya, harus seimbang dengan strategi pemasaran yang jitu dan konsep tulisan yang unik,” ucapnya.
Sementara itu, pemenang anugerah Penulis Tahun Ini IIBF 2019 Marchella FP menggunakan medium grafis dan flash fiction (teknik menulis cerita yang singkat, padat, dan menarik). Ia berpendapat bahwa dunia tulis-menulis sangat luas. Di zaman sekarang, minat generasi muda terhadap tulisan juga berkembang tidak hanya sebatas tulisan konvensional.
”Pembaca punya pilihan mengenal dunia membaca lewat tulisan kekinian, baru masuk ke karya sastra. Bisa juga sebaliknya. Sekarang tidak ada batas kapan bisa mulai membaca,” tuturnya.
Marchella termasuk penulis yang menggunakan media sosial untuk menerbitkan karyanya secara bertahap, separagraf demi separagraf untuk memancing minat pembaca. Setelah itu, dia mengumpulkannya di dalam buku.
Lintas selat
Meningkatkan minat membaca sastra juga diupayakan melalui jual beli hal cipta penulis Indonesia dan penulis asing. Pendiri Legasi Oakheart, penerbit independen dari Malaysia, Hafiz Latiff, membeli hak cipta buku Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis. Karya itu diterbitkan dalam bahasa Malaysia agar pembaca negeri itu mendapat nuansa yang ditampilkan ceritanya.
Ia juga berminat membeli hak cipta tulisan Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie dan Seno Gumira Ajidarma yang dinilainya menarik bagi generasi muda Malaysia. Di saat yang sama, ia juga mencoba memasukkan karya pengarang-pengarang muda dari Negeri Jiran, seperti Shafiq Said, Lokman Hakim, dan Hidayu Hatta, ke Indonesia.
”Cara penulisan yang eksperimental dari segi tema, tetapi tetap tertib dalam berbahasa bisa menjadi kekuatan peningkatan minat dan daya baca di kedua negara. Generasi muda butuh tulisan yang menggebrak dari penulis seusia mereka dan secara bersamaan akses kepada karya sastra nasional,” tutur Hafiz.
Dalam pembukaan IIBF 2019 buku terbitan Penerbit Buku Kompas berjudul Filosofi Teras karya Henry Manampiring mendapat anugerah Buku Tahun Ini. Kategori Promotor Literasi Tahun Ini dimenangi Firman Venayaksa, Ketua Forum Taman Bacaan Masyarakat.