Persatuan antara seluruh paguyuban dan elemen masyarakat menjadi kunci utama menciptakan perdamaian di Papua. Kebersamaan itu diyakini bisa menekan munculnya konflik horizontal masyarakat.
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS - Persatuan antara seluruh paguyuban dan elemen masyarakat menjadi kunci utama menciptakan perdamaian di Papua. Kebersamaan itu diyakini bisa menekan munculnya konflik horizontal masyarakat.
Hal itu menjadi benang merah dalam deklarasi kesepakatan bersama dalam rangka menjaga Papua tanah damai antara seluruh elemen masyarakat di Jayapura, Kamis (5/9/2019). Turut hadir dalam kegiatan ini adalah Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahyanto, dan Gubernur Papua Lukas Enembe.
Selain itu, ada juga Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Papua Yunus Wonda, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib dan pimpinan paguyuban masyarakat di Papua.
Dalam acara itu, Timotius Murib membaca empat poin penting deklarasi damai, yakni menjaga persatuan dan kesatuan di tanah Papua, hidup berdampingan, rukun, damai dengan penuh kasih sayang, sepakat tidak terpengaruh isu-isu yang tidak benar, dan menolak kelompok separatis serta radikal di tanah Papua.
Lukas Enembe mengatakan, sangat mengapresiasi kegiatan kesepakatan damai bersama. Ia berjanji menjamin hak seluruh warga yang tinggal di Papua untuk melanjutkan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari.
"Tidak boleh lagi ada pihak-pihak yang berbicara tentang perbedaan di Papua. Kita semua memiliki hak yang sama sebagai warga negara di Indonesia, " tegas Lukas.
Tidak boleh lagi ada pihak-pihak yang berbicara tentang perbedaan di Papua. Kita semua memiliki hak yang sama sebagai warga negara di Indonesia
Tito Karnavian mengatakan, Papua adalah miniatur dari Indonesia. Oleh karena itu, lanjut Tito, aksi yang berakhir anarkis seperti yang terjadi di Jayapura pada 29 Agustus 2019, sangat disesalkan. Ia mengimbau masyarakat agar tak terprovokasi isu tidak benar berujung anarkis. Hal itu menyebabkan pembangunan Papua yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tak dapat berjalan dengan baik.
Tito mengungkapkan, konflik yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa sangat sulit diselesaikan dalam waktu cepat, dia mencontohkan kasus Ambon dan Poso. Karena itu, ujar Tito, dirinya bersama Panglima TNI secara langsung datang ke Papua untuk mencegah potensi konflik di Papua.
"Modal utama untuk membangun suatu negara bukanlah sumber daya alam dan sumber daya manusia, tapi menjaga stabilitas keamanan," kata Tito.
Hadi Tjahyanto menambahkan, deklarasi perdamaian untuk mengingatkan seluruh elemen masyarakat di Papua adalah satu keluarga besar sebangsa dan setanah air. "Perbedaan adalah kekuatan negara kita. Bhineka Tunggal Ika adalah sebuah karunia besar di negara ini yang harus tetap dijaga, " tambahnya.
Agripa Waly, perwakilan tokoh paguyuban dari Flores, Sumba, Timor, Alor Provinsi Papua berharap, lewat kesepakatan damai, tak ada lagi aksi anarkis yang bisa berujung pada kedamaian di Papua.