Fasilitas pembiayaan bagi mitra PT Timah Tbk merupakan salah satu strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk mengembangkan portofolio kredit di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Fasilitas pembiayaan bagi mitra PT Timah Tbk merupakan salah satu strategi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk mengembangkan portofolio kredit di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah. Kini, Bank Mandiri menyiapkan platform baru untuk pembiayaan UMKM.
Dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama pembiayaan value chain mitra/vendor PT Timah Tbk, Rabu (4/9/2019), di Jakarta, Bank Mandiri menyediakan dana Rp 150 miliar untuk program pembiayaan kepada mitra PT Timah Tbk. Dana tersebut akan dibayarkan kepada mitra setelah PT Timah Tbk memverifikasi dan menerima tagihan para mitra yang ditujukan kepada PT Timah Tbk.
”Kami harapkan bisnis PT Timah meningkat dan Bank Mandiri bisa meningkatkan volume bisnisnya karena selama ini Bank Mandiri dianggap sebagai bank korporasi. Kami akan masuk ke value chain dengan mengembangkan portofolio usahanya di UMKM,” kata Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang.
Menurut Donsuwan, pola talangan (bridging) sebagaimana dilakukan dengan PT Timah Tbk tersebut sudah dilakukan Bank Mandiri dengan rumah sakit yang melayani BPJS Kesehatan. Nantinya, pola kerja sama dengan menyasar rantai pasok sebuah perusahaan akan terus dikembangkan karena setiap korporasi pasti memiliki rantai pasok masing-masing.
Hingga Juli 2019, pembiayaan Bank Mandiri melalui bisnis UMKM di sektor pertambangan dan eksplorasi mencapai Rp 321 miliar atau tumbuh 11 persen secara tahunan. Meski demikian, pertumbuhan kredit Bank Mandiri untuk UMKM saat ini masih di bawah 10 persen dari target dua angka hingga akhir tahun.
Menurut Donsuwan, pertumbuhan kredit untuk UMKM belum sesuai dengan harapan bukan karena ada masalah pasar, melainkan karena proses bisnis Bank Mandiri. Oleh karena itu, pihaknya tengah membangun platform baru yang dapat mempercepat proses bisnis dalam melayani dan menjangkau UMKM.
Platform tersebut, lanjut Donsuwan, akan mengumpulkan informasi berdasarkan data raksasa. Dengan demikian, diharapkan data yang diperoleh lebih lengkap dan lebih cepat. Data tersebut telah ada dan akan diolah dari manual menjadi secara digital.
”Jadi, di segmen UMKM itu bukan soal harga (bunga kredit) yang paling menentukan, tetapi kecepatan prosesnya yang menentukan. Kami sedang membangun platform baru, mudah-mudahan November mendatang bisa diuji coba,” ujar Donsuwan.
Meski demikian, Donsuwan memastikan, proses yang lebih cepat tersebut tidak akan meninggalkan kualitas kredit yang disalurkan. Untuk UMKM, rasio kredit bermasalah sekitar 2 persen. Sampai akhir tahun rasio tersebut akan ditekan menjadi 1,91 persen. Sementara untuk kredit pemilikan rumah, Bank Mandiri akan mengubah strategi menyasar kepada pembeli rumah pertama.
Direktur Keuangan PT Timah Tbk Emil Ermindra menjelaskan, pemberian fasilitas pembiayaan bagi mitra PT Timah Tbk tersebut akan membantu kelancaran arus keuangan perusahaan. Selain itu, mekanisme tersebut turut menjadi alat kontrol karena mengurangi pembayaran secara tunai.
”Hari ini, kami semakin membutuhkan value chain financing karena sejak tahun lalu pemerintah menertibkan pertambangan ilegal sehingga volume produksi kami meningkat pesat. Jadi, kami butuh bank untuk pembiayaan modal kerja,” kata Emil. (NAD)