Bursa saham Asia merosot pada awal perdagangan Rabu (4/9/2019) setelah data ekonomi Amerika Serikat yang buruk memicu kekhawatiran resesi global.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·2 menit baca
TOKYO, RABU — Bursa saham Asia merosot pada awal perdagangan Rabu (4/9/2019) setelah data ekonomi Amerika Serikat yang buruk memicu kekhawatiran resesi global. Hal itu masih ditambah dengan semakin memburuknya sentimen investor yang telah dirugikan oleh meningkatnya kekhawatiran perang perdagangan.
Pasar surat utang pemerintah, khususnya yang masuk kategori safe-haven, bernasib baik setelah penghindaran risiko di pasar yang lebih luas. Imbal hasil patokan surat utang AS menyentuh level terendah dalam tiga tahun. Treasury AS 10-tahun menghasilkan imbal hasil 1,459 persen setelah di level 1,429 persen pada hari Selasa, terendah sejak Juli 2016.
Sektor manufaktur AS mengalami kontraksi pada Agustus untuk pertama kalinya sejak 2016 di tengah kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi global dan meningkatnya ketegangan perdagangan antara China dan AS. Hal itu ditunjukkan dalam laporan Institute for Supply Management (ISM) pada Selasa.
Indeks saham MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun lebih rendah setelah kehilangan 0,85 persen pada hari sebelumnya. Indeks saham Australia kehilangan 0,8 persen dan indeks Nikkei Jepang turun 0,3 persen. Tekanan serupa terjadi pada sejumlah pasar saham di Asia pagi ini.
”Tidak ada banyak hal untuk pasar ekuitas setelah pembacaan ISM AS yang lemah dan dengan pembicaraan perdagangan China-AS yang tampaknya macet,” kata Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui DS Asset Management.
Seperti penurunan dalam hasil AS, kata Ichikawa, menunjukkan, pasar akan mendesak The Fed melakukan lebih banyak meskipun penurunan suku bunga September sudah dihargai.
Menurut FedWatch CME, para pelaku pasar dan investor hampir sepenuhnya memproyeksikan adanya penurunan suku bunga 25 basis poin (bps) pada pertemuan kebijakan The Federal Reserve pada 17-18 September mendatang. Sementara ekspektasi untuk pengurangan 25 bps lain yang diterapkan pada pertemuan Oktober telah meningkat menjadi 61 persen dari peluang sebesar 53 persen selama sebulan terakhir.
Sementara di pasar mata uang, dollar AS terdampak oleh permintaan safe-haven yang terdorong oleh kekhawatiran keluarnya Inggris dari Uni Eropa—meskipun kemungkinan itu kemudian berkurang dengan kemunduran di parlemen. Indeks dollar AS berada di level 98,939 setelah naik semalam menjadi 99,37, yang merupakan level tertinggi sejak Mei 2017.
Mata uang pound sterling terakhir berada di level 1,2090 per dollar AS setelah jatuh pada Selasa ke level 1,1959 per dollar AS, level terendah sejak Oktober 2016. Euro stabil di level 1,0973 per dollar AS setelah meluncur ke level terendah 28 bulan di level 1,0926 per dollar AS semalam karena investor bersiap untuk penurunan suku bunga potensial oleh Bank Sentral Eropa minggu depan.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS turun 0,04 persen menjadi 53,92 dollar AS per barel, menambah kerugian pada hari sebelumnya. Kontrak telah merosot lebih dari 2 persen pada hari Selasa setelah data ISM AS yang lemah menimbulkan kekhawatiran tentang melemahnya ekonomi global. (REUTERS)