Jasa Raharja Salurkan Santunan Rp 1,5 Triliun sampai Juli 2019
Tidak hanya melalui aplikasi, untuk mengurangi angka kecelakaan, Jasa Raharja juga menggencarkan program edukasi dan promosi mengenai kegiatan berkendara dan berlalu lintas yang baik.
Oleh
Erika Kurnia
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan usaha milik negara asuransi kecelakaan, PT Jasa Raharja Persero, telah menyalurkan santunan sebesar Rp 1,47 triliun untuk korban kecelakaan lalu lintas sampai Juli 2019. Untuk membantu menekan angka kecelakaan di jalan, perusahaan pelat merah itu mengembangkan aplikasi digital dan program edukasi serta promotif untuk masyarakat.
Santunan Rp 1,47 triliun dibayarkan untuk sekitar 57.000 jiwa yang sebagian besar merupakan korban meninggal. Direktur Keuangan Jasa Raharja Myland di Jakarta, Rabu (4/9/2019), mengatakan, nilai tersebut bisa meningkat akibat tingkat kecelakaan yang umumnya tinggi pada musim liburan akhir tahun.
Laporan tersebut disampaikan dalam kegiatan kumpul media di Jakarta, Rabu. Pada kesempatan tersebut hadir pula Sekretaris Perusahaan Jasa Raharja Harwan Muldidarmawan dan Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Jasa Raharja Tri Haryanto.
”Korban kecelakaan yang mendapat santunan paling banyak adalah pengguna roda dua, jumlahnya sekitar 70 persen. Kecelakaan juga banyak terjadi pada pengguna kendaraan umum. Kami merasa perlu untuk meningkatkan kesadaran berlalu lintas,” tuturnya.
Sebagai salah satu solusi untuk membantu pemerintah menekan angka kecelakaan berkendara, Jasa Raharja tengah mengembangkan aplikasi yang telah diluncurkan Mei 2019. Aplikasi yang dinamai JRku tersebut saat ini menawarkan berbagai layanan.
Kepala Divisi Teknologi Informasi dan Komunikasi Jasa Raharja Tri Haryanto mengatakan, beberapa fitur di aplikasi tersebut dapat membantu masyarakat menghindari kecelakaan lewat fitur My Trip untuk merekam aktivitas perjalanan dan berita kondisi lalu lintas terbaru.
”Lewat aplikasi ini, pengguna bisa mengecek mana jalan yang aman dan tidak ada kecelakaannya. Kami tidak hanya bekerja sama dengan Google Maps, pengguna juga bisa ikut melaporkan kejadian kecelakaan. Lewat fitur lain, pengguna juga bisa mengecek apakah kendaraan umum atau pribadi yang dinaiki sudah dibayarkan asuransinya,” paparnya.
Dalam aplikasi itu, Jasa Raharja juga mengembangkan layanan pengajuan santunan secara daring. Layanan itu disebut bisa memangkas waktu proses klaim dari 4 hari menjadi 1 hari 16 jam. Kecepatan proses itu juga didukung kerja sama dengan Polri dan 1.800 rumah sakit umum.
Baru-baru ini, Jasa Raharja menyalurkan bantuan untuk korban kecelakaan beruntun di Tol Purbaleunyi segmen Cipularang yang terjadi pada Senin (2/8/2019). Dari 8 korban meninggal, Jasa Raharja sudah menyalurkan santunan sebesar Rp 50 juta kepada 3 korban teridentifikasi dan santunan Rp 20 juta untuk 28 korban luka berat dan ringan.
Edukasi berlalu lintas
Tidak hanya melalui aplikasi, untuk mengurangi angka kecelakaan, Jasa Raharja juga menggencarkan program edukasi dan promosi mengenai kegiatan berkendara dan berlalu lintas yang baik. Program itu masuk dalam Program Unggulan Bina Lingkungan (PUBL) yang sampai Juli 2019 berjumlah Rp 15 miliar.
Salah satu kegiatannya, antara lain, pendidikan transportasi yang melibatkan mitra kerja terkait dan lintas lembaga. Selain itu, pemberian apresiasi kepada masyarakat, baik individu maupun kelompok, yang memiliki inisiatif untuk mendukung keselamatan berkendara dan berlalu lintas.
Sejumlah terobosan itu diharapkan dapat mengurangi jumlah kejadian dan fatalitas kecelakaan di jalan. Dalam waktu dua tahun terakhir, nilai santunan yang disalurkan Jasa Raharja terus meningkat. Pada 2017, hanya Rp 1,9 triliun yang disalurkan dibandingkan Rp 2,5 triliun di 2018.
Pendapatan sehat
Pada kesempatan yang sama, Myland juga melaporkan kinerja keuangan Jasa Raharja sampai Juli 2019. Jumlah dana yang dihimpun lewat dana iuran wajib kendaraan umum dan sumbangan wajib kendaraan pribadi tumbuh 3,06 persen menjadi Rp 2,6 triliun, dibandingkan Rp 2,57 triliun per Juli 2018.
”Ini mengindikasikan kondisi yang cukup baik karena masih bertumbuh. Sementara jumlah beban hanya Rp 1,88 triliun dan tumbuh lebih kecil daripada pendapatan. Jadi, ini cukup sehat,” ujarnya.
Sampai semester I-2019, laba setelah pajak Jasa Raharja juga tumbuh 5,24 persen menjadi Rp 915 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu, jumlahnya hanya Rp 870 miliar. Aset pun bertumbuh 7,68 persen secara tahunan menjadi Rp 13,98 triliun per Juli 2019.
Liabilitas atau utang yang harus dibayar Jasa Raharja juga turun 0,48 persen hingga Rp 3,13 triliun. Sementara ekuitas perusahaan tumbuh 10,29 persen ke angka Rp 10,85 triliun dibandingkan sekitar Rp 9,84 triliun di Juli 2018.
Sampai Juli 2019, Jasa Raharja juga telah berkontribusi kepada negara dan masyarakat berupa dividen Rp 891 miliar, selain memberi santunan kepada masyarakat Rp 1,47 triliun. Besaran pajak yang diberikan kepada Direktorat Jenderal Pajak juga tercatat Rp 289 miliar.