logo Kompas.id
UtamaBorobudur, Wisata Prioritas...
Iklan

Borobudur, Wisata Prioritas Turis Mancanegara

Oleh
Budiawan Sidik A
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/vD-hJZ0XWQJdQ-Sa68oSsLWLGyI=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F08%2F5976002e-8300-4b01-baef-5ece3af1e7b5_jpg-2.jpg
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Presiden Joko Widodo (berjaket merah) berdiskusi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan (kiri), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kedua dari kiri), Menteri Pariwisata Arief Yahya (ketiga dari kiri) , Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy (keempat dari kiri), dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung (ketiga dari kanan) saat meninjau obyek wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (30/8/2019). Kunjungan tersebut dalam rangka upaya pengembangan Candi Borobudur yang merupakan salah satu dari empat destinasi wisata prioritas pemerintah.

Sepuluh destinasi wisata Bali baru diharapkan menarik wisatawan asing hingga 20 juta orang pada 2020. Dari 10 destinasi ini, ada empat daerah wisata yang ditetapkan pemerintah menjadi destinasi superprioritas. Salah satunya adalah Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Di antara 10 destinasi wisata Bali baru, Borobudur menyerap kunjungan turis asing terbanyak, yakni 47 persen. Selanjutnya, ada Mandalika (28 persen), Labuan Bajo (11 persen), dan Danau Toba (3 persen).

Empat destinasi wisata superprioritas itu akan dikembangkan dengan berbagai cara, antara lain pembangunan kawasan strategis pariwisata nasional. Pemerintah juga mengembangkan pemberdayaan desa wisata serta pembangunan sarana ruang kreatif, pendidikan, dan pelatihan kreatif. Tak ketinggalan, dibentuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Badan Otorita Pariwisata (BOP).

Pembentukan BOP Borobudur ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 46 Tahun 2017 tentang Pembentukan Badan Otorita Pariwisata Borobudur. Setahun sebelumnya, dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba.

https://kompas.id/wp-content/uploads/2019/09/20190902-HKT-Wisata-Aseng-mumed_1567444552.gif

BOP Borobudur memiliki area sekitar 300 hektar di Purworejo, Jateng. Fungsi area ini ialah menunjang pariwisata prioritas. Kawasan tersebut direncanakan memiliki akses cepat ke Bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulon Progo, DI Yogyakarta, serta ke Borobudur.

BOP Borobudur juga memiliki area koordinatif dengan empat kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) di sekitaran Borobudur. KSPN itu adalah area Dieng yang meliputi pegunungan Dieng, KSPN Semarang yang pengembangannya mencapai Pulau Karimunjawa, KSPN Solo yang pengembangannya hingga Sangiran, serta KSPN Yogyakarta dan Borobudur sebagai wilayah utamanya.

Dengan terbentuknya BOP Borobudur, arus wisatawan ke Jateng dan Yogyakarta diharapkan terus meningkat, apalagi tersedia prasarana bandara internasional baru Yogyakarta dan akses transportasi.

Menghidupkan kawasan

Dengan menjadikan Borobudur sebagai salah satu obyek wisata prioritas nasional, diharapkan lambat laun sejumlah lokasi wisata di Jateng dan Yogyakarta kian terangkat dan terkenal.

Terdapat sekitar 750 obyek wisata, termasuk desa wisata, di 35 kabupaten/kota di seluruh Jateng, Namun, hanya dua daerah yang memiliki tingkat kunjungan turis asing tinggi.

Iklan

Daerah tersebut adalah Kabupaten Magelang dan Klaten. Kedua daerah rata-rata masing- masing mendatangkan lebih dari 100.000 turis mancanegara per tahun.

Tingginya angka kunjungan itu tak lepas dari daya tarik sejarah di kedua daerah,

yakni Candi Borobudur di Magelang serta Candi Prambanan di wilayah Klaten dan Yogyakarta.

Fenomena tersebut juga terjadi di DI Yogyakarta. Dari lima kabupaten/kota dengan jumlah obyek wisata sekitar 112 destinasi, hanya dua daerah yang memiliki tingkat kunjungan wisatawan asing tinggi.

Daerah tersebut adalah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Kunjungan turis asing di kedua wilayah masing-masing sekitar 100.000 orang per tahun.

Daya tarik utama kedua bagi turis asing adalah peninggalan cagar budaya. Di kota Yogyakarta, misalnya, terdapat Keraton Yogyakarta yang sarat nilai budaya. Adapun di Sleman, ada Candi Prambanan yang merupakan peninggalan kerajaan Hindu.

Lewat pengembangan BOP Borobudur, bukan tidak mungkin, lambat laun banyak daerah wisata di Jateng dan Yogyakarta terangkat dan menjadi destinasi tujuan wisatawan asing. Dieng, Semarang, Solo dan sekitarnya, serta Yogyakarta dapat berkembang menjadi lokasi wisata kelas dunia. Beragam keunggulan wisata terdapat di wilayah ini.

https://kompas.id/wp-content/uploads/2019/09/20190902-HKT-Objek-Wisata-mumed_1567444554.gif

Panorama alam yang menawan membentang dari lautan, daratan, hingga pegunungan. Ada berbagai peninggalan budaya dan cagar wisata yang memiliki keunikan. Belum lagi atraksi budaya yang sangat beragam, akomodasi wisata yang komplet, serta amenitas wisata yang beraneka rupa. Semuanya menjadi keunggulan Jateng dan Yogyakarta untuk terus meningkatkan kunjungan wisata internasional.

Kondisi tersebut didukung dengan kelengkapan infrastruktur penunjang pariwisata di Jateng dan Yogyakarta. Setidaknya terdapat tiga bandara

kelas internasional di Semarang, Yogyakarta, dan Solo. Ketiga wilayah juga terhubung dengan jalur kereta api Jawa dan jalur Tol Trans-Jawa yang membentang dari barat ke timur Pulau Jawa.

Segala kelebihan ini merupakan kunci yang berpotensi mendorong

Borobudur dan wilayah KSPN lainnya tumbuh sebagai alternatif Bali baru Indonesia. Jateng dan Yogyakarta akan terus saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Wisatawan asing yang datang ke Yogyakarta akan didorong juga berkunjung ke Jateng.

Demikian pula wisatawan yang berwisata di Jateng akan diarahkan berwisata ke Yogyakarta. Setidaknya diarahkan keempat KSPN yang menjadi koordinasi BOP Borobudur. Hal ini sangat potensial mendongkrak pamor Borobudur, Jateng, dan Yogyakarta di mata wisatawan internasional.

(Litbang Kompas)

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000