Berkat Kopi Indonesia, Orang Mesir Kini Bisa ”Ngopi” Lima Kali Sehari
Pabrik pengolahan kopi Indonesia, yang dikenal dengan pabrik pengolahan kopi Ahmed Al Sheikh, diresmikan di Distrik Borg Arab di kota Alexandria, sekitar 225 kilometer sebelah barat laut kota Kairo, Mesir, Kamis (29/8/2019).
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN (DARI KAIRO, MESIR)
·3 menit baca
DOKUMENTASI KBRI KAIRO
Atase Perdagangan Kedutaan Besar RI Kairo Irma Adi Purwanto (depan, keempat dari kanan) mendengarkan pemaparan dari pejabat manajemen pabrik kopi Indonesia di Alexandria dalam peresmian pabrik kopi tersebut di Alexandria, Mesir, Kamis (29/8/2019).
Pabrik pengolahan kopi Indonesia, yang dikenal dengan pabrik pengolahan kopi Ahmed Al Sheikh, diresmikan di Distrik Borg Arab di kota Alexandria, sekitar 225 kilometer sebelah barat laut kota Kairo, Mesir, Kamis (29/8/2019). Pabrik kopi tersebut diresmikan pejabat Kedutaan Besar RI Kairo, Iwa Mulyana, yang didampingi Atase Perdagangan KBRI Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi, serta disaksikan pejabat teras pabrik kopi Ahmed Al Sheikh.
Pabrik pengolahan kopi Ahmed Al Sheikh kini, dengan mesin kopi buatan Turki berkapasitas 600 kilogram per jam, mampu mengolah kopi dari semula berkapasitas 120 ton per bulan menjadi 180-450 ton bubuk kopi per bulan.
Salah satu pelaku usaha kopi terbesar di Mesir adalah Haggag Import & Export Co. Perusahaan ini telah banyak melakukan upaya terobosan-terobosan promosi dan pemasaran kopi di Mesir sehingga dapat membantu peningkatan jumlah kebutuhan konsumsi kopi pada masyarakat di Mesir. Adapun jejaring yang telah berhasil dibangun Haggag, di antaranya pengusaha Ahmed Al Sheikh yang telah merintis usaha kopinya sejak tahun 1990-an di Provinsi Alexandria.
Sejak tahun 2004, Haggag Import & Export Co, dan Al Nada for Import Co telah menyuplai biji kopi asal Indonesia yang diolah di pabrik kopi Ahmed Al Sheikh. Hassan Haggag, CEO Haggag Import & Export Co, yang merupakan importir kopi Indonesia, menerangkan bahwa dulu orang Mesir minum kopi sehari dua kali. Kini mereka bisa minum kopi sehari lima kali.
”Di kota-kota besar, baik di Kairo, Alexandria, Mansoura, Port Said, maupun kota-kota di selatan Mesir, menyukai kopi Indonesia. Orang Mesir suka kopi yang diracik dengan bumbu dan rempah-rempah,” ungkap Haggag, peraih penghargaan Pemerintah Indonesia, Primaduta Award Tahun 2016 dan 2017 di sela-sela peresmian pabrik pengolahan kopi terbesar, Ahmad Al Sheikh, di Alexandria.
Di kota-kota besar, baik di Kairo, Alexandria, Mansoura, Port Said, maupun kota-kota di selatan Mesir, menyukai minum kopi Indonesia.
Dalam peresmian pabrik kopi tersebut, hadir pula Hariyanto Lim, Direktur Utama PT Asal Jaya, yang menyuplai kopi robusta untuk para importir Mesir.
”Perkebunan kopi robusta saat ini mulai berkurang karena petani kopi hanya memiliki lahan rata-rata seluas 1 hektar dan didominasi oleh jenis kopi Arabika. Diharapkan buyer Mesir dapat juga membeli produk biji kopi arabika, menggantikan kopi robusta Indonesia yang selama ini merajai pasar kopi di Mesir,” ujar Hariyanto optimistis terhadap ekspor kopi Arabika untuk pasar Mesir.
DOKUMENTASI KBRI KAIRO
(Dari kiri ke kanan) Staf KBRI Kairo Syamsu Alam, pejabat KBRI Kairo Iwa Mulyana, pejabat manajemen pabrik kopi Indonesia di Alexandria, dan Atase Perdagangan KBRI Kairo Irman Adi Purwanto, di pabrik kopi Indonesia di Alexandria dalam peresmian pabrik kopi tersebut di Alexandria, Mesir, Kamis (29/8/2019).
Iwa Mulyana mengungkapkan, Indonesia mendominasi ekspor penjualan kopi di Mesir sebesar 50-60 persen dari total peredaran kopi impor yang ada di Mesir senilai 118 juta dolar pada tahun 2018. ”Saingan utama Indonesia adalah Vietnam, Brasil, India, Italia, dan Kolombia,” ujarnya.
Indonesia mendominasi ekspor penjualan kopi di Mesir sebesar 50-60 persen dari total peredaran kopi impor yang ada di negeri itu.
Atase Perdagangan KBRI Kairo Irman Adi Purwanto Moefthi menambahkan bahwa pertumbuhan ekspor kopi Indonesia ke Mesir pada tahun 2018, sesuai data CAPMAS Mesir, sebesar 14,77 persen sehingga berhasil membukukan transaksi 58,17 juta dollar AS.
DOKUMENTASI KBRI KAIRO
Rombongan pejabat dan staf KBRI Kairo mengunjungi pabrik kopi indonesia di Alexandria dalam peresmian pabrik kopi tersebut di Alexandria, Mesir, Kamis (29/8/2019).
Seperti diketahui, nilai ekspor kopi Indonesia pada periode Januari-Mei 2019 sebesar 29,73 juta dollar AS atau naik 27,05 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 23,40 juta dollar AS. Pada periode tersebut, kopi Indonesia mendominasi rata-rata pangsa pasar Mesir sebesar 46,61 persen dengan harga jual rata-rata 1.780 dollar AS per ton.
Di sela-sela pertemuan dengan para importir kopi di Borg Arab, Alexandria, Haggag mengungkapkan komitmennya pada pameran dagang atau Trade Expo Indonesia (TEI) mendatang untuk menandatangani kontrak pembelian kopi Indonesia bersama eksportir kopi Indonesia senilai 40 juta dollar AS.
”Pada tahun 2018, perusahaan kami telah menandatangani 30 juta dollar AS dan target itu tercapai,” ungkap Haggag yang juga guru besar di perguruan tinggi di Malaysia.